Tingkatkan Kognitif, 7 Ide Permainan Anak Usia 4-6 Tahun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masa usia sebelum enam tahun merupakan masa emas anak untuk meningkatkan kemampuan berpikir atau yang sering disebut kognitif. Ada berbagai macam permainan yang dapat orangtua berikan di rumah dari yang memerlukan alat sampai yang hanya menggunakan verbal.
Kami telah merangkum beberapa ide permainan yang mampu mengasah kemampuan kognitif untuk anak usia 4-6 tahun. Apa saja? Simak selengkapnya di artikel berikut ini.
1. Permainan menebak angka
Permainan buat mengasah otak anak gak selalu harus menggunakan alat, kok! Orangtua di rumah bahkan bisa bermain dengan cara verbal. Caranya cukup sederhana, orangtua dapat melatih anak mengenal angka dan huruf dengan menebak secara berurutan.
Misalkan: 5,6,8,9,10,.. maka anak harus segera mencari angka yang hilang dari urutan yang diberikan, yang mana jawabannya adalah 7. Permainan yang simpel, namun bisa bantu anak mengenal angka atau huruf secara perlahan.
2. Permainan merangkai puzzle
Permainan satu ini memang sudah dikenal lama sebagai permainan edukatif. Bukan hanya melatih penalaran atau pemecahan masalah dari tema yang dipilih, melainkan juga mengasah kesadaran spasial visual anak.
Kemampuan tersebut sebenarnya terus dibutuhkan dalam perkembangan anak selanjutnya hingga mereka tumbuh dewasa. Anak juga berlatih untuk mengembangkan strategi yang paling tepat dalam menyusun puzzle sampai berhasil.
3. Permainan blok
Permainan blok yang dimaksud dalam hal ini adalah permainan konstruksi untuk merangkai satu benda tertentu dari balok-balok. Permainan ini biasanya terdiri dari balok kayu, plastik, lego, hingga DIY robot.
Orangtua dapat memilih blok sesuai kebutuhan si kecil. Selain mampu mengembangkan kemampuan berpikir, permainan blok dapat mengembangkan motorik dan koordinasi antara tangan dan mata. Permainan ini juga mampu melatih kemampuan bahasa, kreativitas, kompentensi sosial, dan keterampilan teknik.
4. Permainan kartu
Untuk membantu anak mengenali benda di sekitar, orangtua dapat memberikan permainan kartu yang menarik seperti dengan flash card. Gak harus membeli, permainan ini bahkan dapat orangtua buat sendiri dengan mencetak gambar benda yang ingin dikenalkan pada anak.
Editor’s picks
Orangtua dapat melakukan interaksi lebih intens dengan meminta anak mencari benda di rumah. Misalkan tugas yang diberikan adalah gelas, lalu anak mencarinya di dapur dan memperlihatkan pada orangtua.
Permainan sederhana ini juga membantu anak mengklasifikasikan benda atau kategori seperti buah, perlengkapan rumah, warna, angka, huruf, tumbuhan, dan binatang.
Baca Juga: Orangtua Wajib Tahu, Ini 8 Permainan yang Dapat Mengasah Otak Anak
5. Permainan dengan papan tulis dan spidol warna
Meski anak masih berusia dini, namun papan tulis dan spidol warna adalah permainan edukasi yang cukup menarik bagi mereka. Bahkan orangtua dapat bermain tebak-tebakan benda, angka, atau huruf dengan menggambarnya di papan.
Selain meningkatkan kemampuan berpikir, anak mampu mengasah imajinasi atau kreativitas dengan mencoret-coret di papan tulis.
6. Origami
Permainan edukasi selanjutnya yang bantu mengasah kognitif si kecil adalah permainan melipat kertas. Permainan ini akan melatih anak dalam mengikuti instruksi dan konsentrasi.
Orangtua di rumah bisa memulainya dengan bentuk paling sederhana seperti pesawat terbang. Selain bantu anak belajar fokus, permainan origami juga melatih motorik halus pada jari tangan.
7. Permainan bentuk benda dan warna dengan doh
Mainan satu ini sudah banyak ditemui untuk permainan edukatif anak usia dini. Pastikan orangtua di rumah memilih bahan yang aman dengan berbagai variatif warna yang beragam, ya.
Orangtua bisa bermain dengan si kecil dengan tebak-tebakan angka atau benda melalui bentuk doh yang dibuat. Anak juga berlatih meremas, menggulung, dan memipihkan doh dengan jari-jemari mereka.
Itu tadi beberapa ide permainan edukatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir bagi anak usia 4-6 tahun. Orangtua tentu gak perlu bingung lagi karena permainan tersebut mudah didapat, ada yang bisa dibuat sendiri, bahkan ada yang bisa dimainkan dengan verbal.
Baca Juga: Mengenal Fenomena Baby Brain, Penurunan Fungsi Kognitif pada Ibu Hamil