7 Hal yang Sebenarnya Dirasakan Anak Saat Berbohong Pada Orangtuanya

Tidak ada anak yang ingin mengecewakan orangtua. Semua anak pasti ingin orangtuanya bangga dengannya walaupun mungkin dia tidak bisa memberi banyak. Namun, seringkali kebohongan tidak bisa dihindari, dan anak yang berbohong pada orangtuanya pasti memiliki alasannya sendiri.
Semua anak yang berbohong pasti merasakan semua perasaan di bawah ini. Antara perasaan kacau tidak berani, kamu yang sudah berbohong sebaiknya mengambil waktu untuk mengakui kebohonganmu.
1. Anak seringkali dihadapkan dengan dua pilihan antara berbohong atau jujur kemudian dimarahi

Sehingga berbohong menjadi pilihan yang diambil. Anak yang merasa lelah dimarahi biasanya akan bersikap baik secara dibuat-buat sehingga dia tidak dimarahi. Hal ini bisa jadi karena orangtua terlalu pemarah pada anak dalam semua hal sehingga anak merasa tertuntut untuk memuaskan orangtuanya.
2. Anak tidak ingin mengecewakan orangtuanya makanya kadang kebohongan tidak bisa dihindari

Kalau jujur, anak tahu dia akan mengecewakan orangtuanya dan itu akan menyakitinya. Terkadang saat gagal, anak tidak akan merasa sedih karena kegagalannya, tapi sedih karena sudah membuat orangtuanya sedih juga.
3. Anak berpikir bahwa dengan berbohong semuanya akan tetap aman

Dia tidak akan dimarahi, dia tidak akan menjadi anak yang tidak berbakti, dia akan tetap membuat orangtuanya senang. Hal ini pasti ada dipikiran anaknya saat memilih untuk bohong. Terkadang anak tanpa sadar memiliki target membuat orangtuanya bangga tanpa peduli apakah itu harus dengan bohong atau tidak.
4. Anak paham tentang konsekuensinya saat berbohong

Bisa jadi anak berbohong karena terpaksa dan dia tahu konsekuensi yang dia dapatkan kalau berbohong. Hal ini membuatnya jadi mau tidak mau harus bohong saja. Hal ini seharusnya menjadi konsen orangtua untuk lebih mendekatkan diri pada anak supaya anak bisa jadi lebih terbuka.
5. Anak takut melanggar peraturan orangtua

Takut bahwa yang dia lakukan itu tidak seharusnya dia lakukan, makanya memilih untuk berbohong saja. Hal ini bisa jadi karena kurangnya keterbukaan dan toleransi tentang batasan antara anak dan orangtua. Tanpa sadar orangtua menetapkan batas terlalu tinggi tanpa menbicarakan dulu pada anak sehingga anak mau tidak mau bekerja jauh dari apa yang dia bisa demi membuat orangtuanya puas.
6. Anak merasa malu saat mengatakan yang sebenarnya

Pasti ada alasan kenapa anak memilih untuk berbohong. Dan bisa jadi alasannya itu adalah karena kelakuannya memalukan, sehingga dia merasa malu juga untuk mengakui kalau itu tindakannya. Biasanya, anak dengan ketakutan ini adalah karena orangtuanya ahli dalam hal menghakimi, sehingga anak merasa yakin dia akan dihakimi kalau dia bohong.
7. Anak menganggap kebohongan adalah hal yang biasa

Supaya tidak dimarahi, makanya seringkali anak memilih untuk berbohong saja. Nantinya, hal itu jadi biasa dan kebohongan tidak jadi hal yang besar lagi baginya. Sejak awal, orangtua seharusnya bisa paham dengan perasaan ini dan jangan membuat anak malah semakin ciut untuk jujur.
Apapun yang kamu rasakan saat berbohong, jangan sampai membiarkannya berlarut apalagi menunggu sampai orangtuamu tahu sendiri. Lebih baik mengaku sekarang daripada mengecewakan orangtuamu terlalu banyak.