Ini 5 Dosa Orangtua pada Anak yang Sering Dilakukan, Hindari Ya

Perilaku anak-anak memang sering menguji kesabaran. Tapi entah orangtua sadar atau tidak, anak yang nakal, biasanya adalah hasil didikan orangtuanya sendiri.

Anak yang sering dikasari, baik itu verbal, apalagi fisik, maka dia pun akan tumbuh jadi anak yang kasar dan sering memberontak. Akhirnya, ini jadi siklus setan. Orangtua kasar membuat anak pun jadi kasar dan nakal. Saat anak nakal, sikap kasar orangtua menjadi-jadi, yang membuat anak semakin nakal. Begitu aja terus, sampai ia besar.

Sikap pilih kasih ini sudah sering banget terjadi di keseharian kita. Karena anak pertama lebih cerdas, lebih berprestasi dibanding anak-anak yang lain, orangtua merasa wajar untuk memberikan kasih sayang dan fasilitas yang lebih pada anak pertama, sementara abai dan kasar pada anak yang lainnya.

Sikap yang keliru ini, tak hanya membuat anak yang dianaktirikan jadi benci pada orangtuanya sendiri, tapi juga akan merusak hubungan kakak beradik. Adik-adiknya akan benci dengan kakaknya, yang selama ini selalu mendapat lebih dari orangtuanya.

Hati-hati, lho. Sikap pilih kasih ini dibenci Allah SWT. Karena Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berlaku adil. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda.

فَاتَّقُوا اللَّهَ، وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلاَدِكُمْ

“Bertakwalah kepada Allah. Bersikap adillah terhadap anak-anakmu.” (HR Bukhari).

Sikap durhaka lain yang kerap dilakukan orangtua, adalah membanding-bandingkan anak sendiri dengan anak orang lain. Bermaksud memotivasi anak, yang terjadi malah merusak psikologis anak, karena anak jadi tak percaya diri, selalu dibanding-bandingkan.

Orangtua sering terlupa, bahwa mereka pun ketika dibanding-bandingkan, tak akan pernah suka. Namun, mereka malah sering melakukan hal itu pada buah hatinya.

Disarankan ketika berdoa, ucapkanlah hal-hal yang baik, karena doa itu bisa berbalik ke pengucapnya. Meski kamu sangat kecewa terhadap perangai anak, jangan sampai terlontar kata-kata buruk berupa doa, yang sebenarnya adalah menyumpahi anak. Ketika doamu itu makbul, kamu yang akhirnya menyesal sudah dipengaruhi emosi sesaat.

Masih banyak yang salah kaprah, bahwa urusan pendidikan anak yang penting, hanya sebatas menyekolahkan anak sampai dia kuliah. Tapi aspek etika, akhlak, rasa empati, jenis pendidikan yang sebenarnya penting untuk membentuk karakter anak menjadi anak yang baik, sering diabaikan.

Ketika anak berbuat salah, didiamkan. Alasannya sayang. Padahal, sikap demikian sama saja menjerumuskan anak pada kesesatan. Anak jadi tak tahu mana yang benar dan salah.

Dari penjabaran di atas, semoga bisa jadi bahan evaluasi kita bersama, bagaimana seharusnya mendidik anak. Jangan sampai kita menjadi orangtua yang merasa selalu paling benar, sehingga gak sadar sudah melakukan perbuatan durhaka pada anak.