Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Langkah Tepat Pengembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini

Acara Simposium Internasional (dok. Tanoto Foundation)
Acara Simposium Internasional (dok. Tanoto Foundation)
Intinya sih...
  • Pengembangan dan pendidikan anak usia dini di Indonesia masih jauh dari harapan, yang berdampak pada pembangunan sumber daya manusia dan ekonomi.
  • Simposium Internasional di Jakarta bertujuan untuk menyelaraskan pemikiran dan program pengembangan anak usia dini dengan kerangka Nurturing Care Framework (NCF).
  • Penting bagi siswa PAUD untuk mengembangkan pemahaman tentang nilai agama dan budi pekerti, serta keterampilan sosial dan bahasa.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Perhatian kepada pengembangan dan pendidikan anak usia dini di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Padahal, masa-masa usia dini menjadi fondasi keberhasilan anak di kemudian hari dan pembangunan sumber daya manusia  yang akan memutus mata rantai kemiskinan serta meningkatkan produktivitas ekonomi.

Pengembangan dan pendidikan yang berkualitas adalah hak asasi setiap anak. Hak ini harus dipenuhi sejak usia dini agar anak-anak kita dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, tanpa terkecuali. Pemenuhan juga berdampak besar pada pembangunan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan.

Di Indonesia, pengembangan dan pendidikan anak usia dini masih menghadapi berbagai tantangan. Kesadaran akan pentingnya beragam kebutuhan anak yang saling terkait masih rendah. Masih banyak yang mengartikan tumbuh kembang anak usia dini hanya sebatas isu kesehatan dan gizi.

Anak usia dini juga membutuhkan pengasuhan yang responsif, stimulasi yang cukup, serta perlindungan. Koordinasi penyedia layanan yang melibatkan banyak sektor juga belum optimal. Penyedia layanan masih berdasar pada segmentasi kepentingan setiap sektor belum sebagai sebuah layanan yang menyeluruh (holistik) dan terintegrasi.

Inilah yang menjadi dasar Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas, dan Tanoto Foundation berkolaborasi menyelenggarakan International Symposium on Early Childhood Education and Development 2024 di Jakarta, pada 20 November 2024.

1. Rencana program pengembangan pendidikan anak usia dini oleh para ahli

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/cottonbro studio)

Mengangkat tema “Nurturing Care for Early Childhood Development (Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif)”, kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan para ahli dan pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan, hasil riset terkini dan praktek baik, serta menyeleraskan pemikiran dan perencanaan program-program pengembangan dan pendidikan anak usia dini yang mengacu kepada kerangka Nurturing Care Framework (NCF) atau dikenal di Indonesia sebagai Pengembangan Anak Usia Dini Hoslistik dan Integratf (PAUD HI).

Kerangka NCF juga digunakan untuk membantu negara-negara mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB / SDGs) terutama yang terkait dengan anak usia dini, seperti peningkatan gizi, pengurangan angka kematian bayi, akses universal ke pendidikan pra-sekolah yang berkualitas, dan pencegahan kekerasan serta pengabaian terhadap anak.

“Simposium internasional ini diharapkan dapat mendorong arah kebijakan pemerintah dalam penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) PAUD HI tahap kedua untuk periode 2025-2029, yang akan menjadi panduan penyelenggaraan layanan di tingkat pusat dan daerah agar lebih baik lagi dan sesuai dengan standar internasional,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi, membuka acara International Symposium on Early Childhood Education and Development 2024.

2. Mengenal nilai agama dan budi pekerti

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Julia M Cameron)
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Julia M Cameron)

Selain itu, dilansir laman Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, penting bagi siswa PAUD untuk mengembangkan pemahaman tentang nilai agama dan budi pekerti. Ini melibatkan pengenalan terhadap norma-norma moral, etika, serta penghargaan terhadap keberagaman budaya dan keagamaan.

Dengan membangun kesadaran nilai ini, siswa akan memiliki dasar moral yang kuat untuk memandu perilaku mereka di masa depan. Fondasi agama dan budi pekerti yang kuat juga membuat anak-anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang memiliki etika yang tentunya akan sangat penting bagi masa depannya.

3. Keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Daisy Anderson)
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Daisy Anderson)

Keterampilan sosial dan bahasa adalah kunci bagi siswa PAUD untuk berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekitarnya. Pembelajaran bahasa bukan hanya tentang mengucapkan kata-kata, tetapi juga mengenai kemampuan mendengarkan, memahami ekspresi wajah, dan mengekspresikan diri secara verbal.

Keterampilan ini membantu siswa membangun hubungan yang positif dan memahami pentingnya komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki keterampilan sosial dan bahasa, seseorang dapat tumbuh menjadi pribadi yang mudah bergaul dan tentunya akan dengan mudah membangun relasi.

Country Head Tanoto Foundation Indonesia, Inge Kusuma, mengatakan bahwa 1000 hari pertama pada anak adalah masa perkembangan otak yang paling pesat, yang tidak akan terulang di kemudian hari.

“80 persen perkembangan otak terjadi di tiga tahun pertama dan puncak perkembangan visual sensori, pendengaran, bahasa, dan kognitif terjadi di satu tahun pertama. Apabila gagal mengintervensi perkembangan anak pada periode emas, dampaknya signifikan bagi masa depan anak, serta dapat menghambat pertumbuhan di tahap kehidupan selanjutnya. NCF dan PAUD HI telah memberikan panduan yang jelas untuk memastikan anak usia dini tumbuh dan berkembang optimal. Tantangannya bagaimana komitmen kita, serta pengimplementasiannya di Indonesia. Semoga simposium ini memperkuat komitmen pihak-pihak terkait, menjadi platform untuk bertukar pengetahuan, serta memperkuat implementasi PAUD HI,” jelas Inge.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Alma Salsabilla
EditorAlma Salsabilla
Follow Us