Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Manfaat Parenting Kolaboratif untuk Tumbuh Kembang Anak

ilustrasi orangtua memeluk anak
ilustrasi orangtua memeluk anak (pexels.com/Vlada Karpovich)
Intinya sih...
  • Anak merasa lebih aman dan nyaman saat ayah dan ibu konsisten dalam mendidik, menciptakan fondasi penting bagi perkembangan mental anak.
  • Parenting kolaboratif mengajarkan anak tentang arti kerja sama, membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih menghargai orang lain.
  • Perkembangan emosional anak lebih sehat karena mendapat perhatian seimbang dari kedua orangtua, serta dukungan penuh dalam pendidikan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap orangtua tentu ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya. Namun, dalam praktiknya sering muncul perbedaan cara mendidik antara ayah dan ibu yang bisa menimbulkan kebingungan bagi anak. Di sinilah parenting kolaboratif hadir sebagai solusi agar pola asuh menjadi lebih seimbang dan konsisten.

Parenting kolaboratif berarti ayah dan ibu bekerja sama dalam mengasuh, mendidik, dan mendampingi anak. Dengan cara ini, anak tidak hanya mendapat kasih sayang, tapi juga arahan yang selaras dari kedua orangtuanya. Nah, berikut ini lima manfaat parenting kolaboratif yang sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

1. Anak merasa lebih aman dan nyaman

ilustrasi anak bermain bersama orangtua
ilustrasi anak bermain bersama orangtua (pexels.com/Gustavo Fring)

Ketika ayah dan ibu kompak dalam mendidik, anak akan merasakan lingkungan yang aman. Konsistensi dalam aturan dan kasih sayang membuat anak merasa tenang dan tidak bingung. Rasa aman ini menjadi fondasi penting dalam perkembangan mental anak.

Selain itu, anak juga lebih percaya diri saat berinteraksi dengan orang lain. Mereka tahu bahwa apa yang diterapkan di rumah jelas dan tidak berubah-ubah. Dengan begitu, anak tumbuh dengan perasaan nyaman dan terlindungi.

2. Mengajarkan anak tentang kerja sama

ilustrasi orangtua memasak bersama anak
ilustrasi orangtua memasak bersama anak (pexels.com/Vanessa Loring)

Parenting kolaboratif memberikan contoh nyata kepada anak tentang arti kerja sama. Anak bisa melihat bagaimana ayah dan ibu saling mendukung dalam mengambil keputusan. Hal ini menjadi pembelajaran berharga yang dapat ditiru dalam kehidupan sehari-hari.

Saat anak tumbuh, mereka akan membawa nilai kerja sama ini dalam pertemanan maupun di sekolah. Mereka belajar bahwa setiap individu punya peran penting yang saling melengkapi. Akhirnya, anak tumbuh menjadi pribadi yang lebih menghargai orang lain.

3. Perkembangan emosional anak lebih sehat

ilustrasi anak bermain bersama orangtua
ilustrasi anak bermain bersama orangtua (pexels.com/Elina Fairytale)

Anak yang dididik dengan pola asuh kolaboratif cenderung memiliki emosi yang lebih stabil. Mereka merasa dihargai karena mendapatkan perhatian seimbang dari kedua orangtuanya. Situasi ini mengurangi risiko anak merasa diabaikan atau berat sebelah.

Dengan keterlibatan ayah dan ibu, anak bisa mengekspresikan perasaan tanpa takut dihakimi. Anak juga lebih mudah belajar mengatur emosi karena mendapat teladan langsung dari orangtuanya. Hal ini mendukung perkembangan emosional yang positif.

4. Anak lebih mudah mencapai prestasi

ilustrasi anak mendapat medali
ilustrasi anak mendapat medali (pexels.com/Anna Shvets)

Kolaborasi orangtua dalam mendukung pendidikan anak memberikan dampak besar pada prestasi. Anak yang mendapat dukungan penuh cenderung lebih semangat belajar dan percaya diri menghadapi tantangan. Konsistensi aturan juga membuat anak lebih disiplin dalam mengatur waktu.

Selain itu, anak tahu bahwa orangtuanya selalu ada di belakang mereka. Dukungan emosional ini menjadi energi tambahan yang mendorong anak untuk terus maju. Prestasi bukan hanya di bidang akademik, tapi juga dalam pengembangan bakat dan minat.

5. Hubungan keluarga menjadi lebih harmonis

ilustrasi anak bersama orangtua
ilustrasi anak bersama orangtua (pexels.com/Julia M Cameron)

Parenting kolaboratif bukan hanya bermanfaat bagi anak, tapi juga untuk hubungan antara ayah dan ibu. Dengan komunikasi yang baik, konflik tentang pola asuh bisa diminimalisir. Rumah pun terasa lebih damai karena semua anggota keluarga saling menghargai.

Anak yang tumbuh dalam keluarga harmonis cenderung memiliki kepribadian yang lebih positif. Mereka belajar langsung bagaimana cara menjaga hubungan yang sehat. Hal ini menjadi bekal berharga untuk kehidupan sosial mereka di masa depan.

Dengan menerapkan parenting kolaboratif, keluarga bukan hanya menjadi tempat tumbuh bagi anak, tapi juga ruang belajar yang penuh cinta. Yuk, jadikan rumah sebagai sekolah pertama yang menyenangkan untuk si kecil.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us