Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nagita Slavina Ungkap Tantangan Jadi Ibu di Tengah Pandemik

Lazada Baby and Kids Festival Media Gathering. 22 Februari 2022. (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)
Lazada Baby and Kids Festival Media Gathering. 22 Februari 2022. (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)

Menjadi seorang ibu di tengah pandemik punya tantangan tersendiri. Selain harus tetap menjaga kestabilan emosi, orangtua juga perlu memperhatikan tumbuh kembang anak dan menjaga keharmonisan keluarga. 

Nagita Slavina juga mengalami banyak tantangan dan kehawatiran menjadi ibu bagi kedua anaknya di tengah pandemik. Hal ini ia ungkapkan dalam 'Lazada Baby and Kids Festival Media Gathering' yang diadakan secara virtual pada Selasa (22/2/22). 

1. Tantangan dan kehawatiran Nagita Slavina sebagai orangtua di tengah pandemik

Lazada Baby and Kids Festival Media Gathering. 22 Februari 2022. (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)
Lazada Baby and Kids Festival Media Gathering. 22 Februari 2022. (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)

Tak bisa dihindari, tumbuh kembang anak selama pandemik punya banyak tantangan dan hambatan. Kehawatiran muncul karena adanya keterbatasan ruang gerak untuk bermain serta minimnya interaksi anak dengan orang lain.  

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan, Saskhya Aulia Prima sebagai seorang psikolog, "Pastinya terbatasnya ruang anak untuk bereksplorasi dan bermain menjadi salah satu yang membuat kita takut. 'Ini nanti kalau pandemik selesai gimana kemampuan sosial anak kita? Bisa gak berbaur? Atau bisa gak, ya nantinya dia berkolaborasi dengan orang lain?'"

Riset yang dilakukan oleh Nature juga mengungkapkan fakta yang terjadi pada anak dan bayi di tengah pandemik. Berdasarkan penelitian tersebut, anak-anak mengalami penurunan keterampilan motorik dan komunikasi serta kesehatan mental yang juga turut tenganggu, membuat anak mudah stres atau lebih sering tantrum. 

Nagita sebagai aktris sekaligus ibu juga menceritakan kehawatirannya mengenai tumbuh kembang sang anak. "Ya pasti kalau khawatir pasti. Apalagi  di umur-umur yang masih golden moment mereka, yang gak bisa terulang lagi perkembangannya, harusnya udah bisa gimana tapi ini jadi gak bisa maksimal.  Pastilah banyak banget kehawatiran dari kita sebagai orangtua," jelas Nagita. 

2. Keharmonisan keluarga jadi hal penting untuk menunjang tumbuh kembang anak

Lazada Baby and Kids Festival Media Gathering. 22 Februari 2022. (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)
Lazada Baby and Kids Festival Media Gathering. 22 Februari 2022. (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)

Tumbuh kembang anak memiliki kaitan erat dengan keharmonisan dalam keluarga. Keduanya saling berpengaruh untuk menunjang satu sama lain.

Hal tersebut sejalan dengan penjabaran Saskhya selaku psikolog anak, "Emosi satu orang dalam keluarga mempengaruhi interaksi dengan yang lain-lain dan ujung-ujungnya perkembangan anak juga terpengaruh."

Nagita juga menghadapi tantangan serupa dalam menjaga keharmonisan dengan anak. Emosi yang naik turun karena intensitas pertemuan yang meningkat dan keterbatasan ruang gerak jadi alasannya. 

"Jadi memang tantangannya pastinya lebih khawatir karena memang diumur segini (Rafathar berusia enam tahun), itukan biasanya banyak main diluar, ketemu temen, bersosialisasi, nah, dirumah inikan jadinya ketemunya sama orangtuanya terus jadi hubungan emosionalnya juga jadi lebih sering berantem," tutur Nagita. 

3. Perasaan yang wajar dan tidak wajar dirasakan orangtua

Lazada Baby and Kids Festival Media Gathering. 22 Februari 2022. (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)
Lazada Baby and Kids Festival Media Gathering. 22 Februari 2022. (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)

Tantangan dan kehawatirann sebagai seorang ibu dapat menimbulkan emosi-emosi yang tidak nyaman. Emosi-emosi ini dapat menjadi hal yang wajar, namun apabila berlarut-larut akan menimbulkan sikap yang kurang wajar. 

Saskhya menjelaskan emosi apa saja yang wajar dirasakan, "Jadi gak cuman tentang anak, tapi tentang kita juga sebagai orangtua, pasti kita merasa jenuh, merasa ada emosi-emosi gak nyaman, lebih sering marah, lebih sering sedih, terus lebih sering berkonflik juga sama anggota keluarga."  

Nah, emosi yang dirasakan orangtua jadi tidak wajar apabila sampai melakukan kekerasan pada anak, susah untuk punya emosi yang lebih positif, dan berlarut-larut dengan emosi negatif dalam waktu yang lama. Saskhya menyarankan agar orangtua bisa melakukan konsultasi dengan ahli bila terjadi hal tersebut.  

4. Hal yang bisa dilakukan orangtua agar keterampilan anak tetap berkembang adalah SABAR

Lazada Baby and Kids Festival Media Gathering. 22 Februari 2022. (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)
Lazada Baby and Kids Festival Media Gathering. 22 Februari 2022. (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)

Saskhya merangkum 5 tips agar orangtua bisa tetap membantu meningkatkan keterampilan dalam singkatan, SABAR. S yang pertama adalah sesuaikan ekspektasi kita dan pembagian tugas selama pengasuhan anak dengan pasangan.

Kedua, A yakni atur pembagian tugas dalam pengasuhan anak berdasarkan hasil diskusi dengan pasangan. Ketiga, B atau banyak eksplorasi kegiatan online atau pun offline untuk meingkatkan keterampilan anak yang perlu diasah.

Keempat, A atau ajak anak untuk melakukan interaksi dan komunikasi dengan bantuan role play bersama anggota keluarga lain. Dan, yang terakhir orangtua harus melakukan R atau rest dan rileks agar keempat hal sebelumnya bisa lebih efektif. 

Bagi Nagita, kerjasama dalam keluarga  penting dilakukan agar tumbuh kembang anak dapat berjalan seimbang. Ia menceritakan, "Dibagi-bagi, kalau aku sama Raffi biasanya tetep semuanya dikerjakan bareng, tapi lebih ke tek tokan (untuk pembagian tugasnya)."

5. Begini cara Nagita menjaga kewarasan di tengah ketidakpastian

Lazada Baby and Kids Festival Media Gathering. 22 Februari 2022. (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)
Lazada Baby and Kids Festival Media Gathering. 22 Februari 2022. (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)

Nagita membagi tips untuk menjaga kewarasannya selama menjadi ibu dua anak di tengah pandemik. Salah satu yang dilakukan oleh Nagita adalah berbagi keluh kesah dengan sesama ibu agar tak merasa berjuang sendirian. 

"Kalau aku, kadang-kadang kalau merasa sendiri, itu kadang-kadang merasa stres, jadi dengan banyak sharing, banyak juga denger dari temen-temen, atau mungkin sesama ibu, terus dari keluarga, dengar banyak dari expert, itu sangat amat membantu kewarasan seorang ibu ya," cerita Nagita. 

Bagi Nagita, setiap ibu punya tantangan yang berbeda-beda. Tak ada buku panduan untuk menjadi orangtua yang baik, sehingga, berbagi pengalaman dengan komunitas ibu dan anak seperti Babyiologist bisa jadi solusi yang tepat.

Setelah sharing dan membaca pengalaman orang lain, Nagita merasa lebih tenang. "Lebih merasa kita tuh gak sendirian, bahwa yang kita lakukan sekarang tuh normal, yang kita rasain sekarang tuh normal. Jadinya lebih maksimal juga ke anak-anak," tutup Nagita. 

Nah, itu tadi pengalaman Nagita Slavina sebagai seorang Ibu dalam mengatasi berbagai permasalahan dan tantangan di tengah pandemik. Semoga dapat membantu kamu, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
Dina Salma
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us