Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Perempuan yang Suka Olahraga Memiliki Jiwa Pemimpin Lebih

potret seorang anak perempuan menendang bola (unsplash.com/Kenny Eliason)

Anak atau diri kamu sejak dahulu sudah menyukai olahraga? Ternyata, ada korelasi yang menarik antara kamu yang suka berolahraga dengan nilai kepemimpinan. Saat berada di lapangan, kamu akan diajarkan mengenai disiplin, kerja sama tim, dan ketahanan.

Maka jika itu, jika kegiatan olahraga dijadikan hobi oleh generasi sejak dini, itu sama halnya dengan upaya menerapkan nilai-nilai kepemimpinan dalam diri seseorang sejak dini juga. Olahraga bukan hanya ajang menjaga kebugaran atau bersenang-senang semata, melainkan juga bisa menjadi ajang pelatihan bagi para pemimpin di masa depan.

Contohnya, untuk anak perempuan olahraga bisa melatih berpikir mandiri, bekerja selaras dengan orang lain, dan mengembangkan sikap pantang menyerah. Untuk itu, secara khusus dalam artikel ini akan dibahas mengenai mengapa anak perempuan yang menyukai olahraga biasanya akan menjadi seorang pemimpin di masa depan. Baik di ruang rapat, komunitas, atau arena politik. Ingin tahu lebih lanjut? Langsung saja cek pembahasannya di bawah ini!

1. Belajar kerja sebagai tim

potret sekumpulan anak perempuan bermain bola (pexels.com/Kampus Production)

Semua orang sudah tahu bahwa pada dasarnya olahraga berkaitan dengan kerja sama tim. Baik itu saat saling mengoper bola dalam permainan bola basket,  mengoordinasikan permainan dalam sepak bola, atau saling mendukung saat melakukan lari estafet.

Sebagai seorang perempuan, nilai-nilai ini bisa jadi pembelajaran untuk melatih kepekaan sebagai seorang pemimpin. Apalagi ini bukan hanya tentang tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah tim. Termasuk cara membangun komunikasi efektif dan memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki rekan satu tim.

Pelajaran berharga bagi seorang anak perempuan yang berbeda dari laki-laki, tidak menerima nilai kepemimpinan secara alami. Menjadi pemimpin yang baik sendiri, memiliki banyak indikator di dalamnya, bagaimana cara membimbing tim menuju tujuan bersama, sekaligus membuat setiap anggota merasa dihargai dan dipahami. Nilai-nilai ini yang sering kali dibutuhkan dalam menjadi pemimpin yang memimpin timnya dengan efektif.

2. Merangkul kegagalan sebagai batu loncatan

potret dua orang remaja perempuan melakukan tos (pexels.com/RDNE Stock project)

Dalam berolahraga, sering kali kamu harus mengikuti seleksi, berkompetisi dengan peserta lain yang bisa jadi nilainya lebih baik. Kamu juga bisa merasakan kegagalan berkali-kali, mulai dari tidak lolos seleksi tim, kalah saat melawan tim atau pemain lain, dan lainnya.

Namun, pengalaman-pengalaman ini akan mengajarkan anak perempuan, bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, dan bukan juga berarti jalannya buntu. Kegagalan justru bisa menjadi batu loncatan menuju kesuksesan. Setiap atlet punya potensi, tapi seperti Michael Jordan dan Serena Williams, mereka semua pernah alami kemunduran dalam karirnya.

Para atlet legendaris tersebut alih-alih menyerah, menjadikan kegagalan sebagai motivasi mereka untuk lebih bekerja keras dan berkembang dalam karir mereka. Apa yang harus kamu lakukan adalah terus berlatih, memperbaiki kembali apa yang menjadi kelemahan.  Sehingga saat akhirnya bisa masuk tim bahkan menjadi kapten, anak perempuanmu akan memperoleh pelajaran yang mahal untuk bekal di masa depan.

Pengalaman sangat berkesan yang akan sangat membantu di manapun karier anak perempuan akan berlangsung di masa depan.

3. Mengembangkan disiplin dan ketekunan

potret seorang anak perempuan bermain tenis (pexels.com/RDNE Stock project)

Tidak dapat dimungkiri, dalam melakukan permainan olahraga kamu akan membutuhkan disiplin yang tinggi. Anak perempuan akan harus melakukan latihan teratur,  mematuhi jadwal latihan, menjaga kebugaran jasmani, yang tidak selalu mudah dan menyenangkan.

Namun, saat anak perempuan kamu mengikuti semua aturan dan tuntutan ini dengan semaikin baik, maka akan sebaik pula nilai-nilai kepemimpinan yang dimilikinya. Dilansir Hack Spirits, sebuah studi dari Ernst & Young menyebut 94% wanita yang duduk di bagian eksekutif adalah mereka yang dahulunya mennyukai dan melakukan olahraga serius.

Itulah mengapa nilai-nilai yang diajarkan dari kegiatan berolahraga ini bukan hanya sebuah kebetulan. Nilai disiplin dan ketekunan yang dipelajari  melalui olahraga adalah pendorong utama untuk naik pangkat dari banyak posisi.

Kualitas ini yang ditanamkan pada atlet-atlet muda, sering dibawa ke dalam kehidupan profesional, tentu saja meskipun bukan sebagai atlet. Anak perempuan yang sejak kecil sudah menjadi olahragawan, sudah lebih dahulu mendapatkan pemahaman mengenai pentingnya konsistensi, kerja keras,  dan ketekunan dalam mencapai tujuan mereka.

4. Membangun rasa percaya diri dan harga diri

potret anak perempuan bermain baseball (pexels.com/Bryce Carithers)

Ketika berhasil menguasai suatu olahraga, biasanya akan ada timbul rasa bangga dan berdaya di dalam diri seseorang. Bukan hanya soal kekuatan fisik atau keterampilan yang berhasil kamu peroleh. Namun, tentang bagaimana anak kamun mempelajari apa itu self-worth dan self-esteem.

Bayangkan, ketika seorang anak perempuan berhasil melakukan goal pertama, servis pertama, hingga mencapai garis finis pertama kali dalam hidupnya. Momen-momen ini bukan hanya kemenangan dalam permainan, tetapi juga kemenangan atas kepercayaan dirinya.

Seiring dengan bertambahnya usia, kepercayaan ini bisa digunakan ke dalam berbagai bidang lainnya di dalam kehidupan. Dia mungkin bisa lebih mempercayai dirinya hingga tak takut mengambil tugas yang menantang.

Tak hanya itu, ia juga jadi memiliki keberanian untuk menyatakan pendapat dan membela apa yang diyakininya. Intinya, olahraga dapat membekali seorang anak perempuan dengan kepercayaan diri untuk dapat memimpin. Meliputi sikap-sikap yang baik dalam mengambil keputusan, mengambil risiko, serta juga menginspirasi orang lain.

5. Belajar menangani tekanan

potret anak perempuan bermain baseball (pexels.com/Bryce Carithers)

Setiap atlet, biasanya akan selalu menemui tekanan di kala beraktvitas olahraga. Entah itu tekanan yang berupa saat harus berada dalam pertandingan krusial, tekanan untuk memenuhi ekspektasi pelatih maupun penonton, hingga tekanan untuk bangkit kembali daru kekalahan.

Itulah mengapa, olahraga bisa dengan indah mengajarkan anak perempuan dalam menghadapi sebuah tekanan. Mereka dapat belajar bahwa tekanan merupakan sebuah bagian dari kehidupan yang tidak terelakan, jika bisa melewatinya maka diri mereka akan menjadi semakin baik.

Dalam melakukan olahraga, anak-anak akan belajar untuk tetap fokus meski berada di antara kebisingan, belajar membuat keputusan dalam seperkian detik, hingga belajar tetap bersikap tenang bahkan saat rintangannya berada di depan mata.

Semua keterampilan ini sangat penting bagi seorang pemimpin. Baik untuk digunakan dalam memenuhi tenggat waktu tugas, membuat keputusan penting yang berdampak besar, atau saat harus menghadapi krisis. Kemampuan menangani tekanan secara efektif ini yang membedakan seorang pemimpin sukses.

6. Menumbuhkan kecintaan terhadap tantangan

potret anak perempuan bermain softball (pexels.com/Pixabay)

Ada yang unik dari semangat olahraga seorang olahragawan. Semangat ini tumbuh dalam tantangan menghadapi persaingan, menikmati sensasi mengalahkan lawan, atau berhasil memecahkan rekor pribadi. Ketika anak perempuan kamu memutuskan mau melakukan olahraga, maka ia juga sedang bersiap menghadapi berbagai rintangan.

Namun, anak perempuan ini memilih untuk menerima semua tantangan ini karena ia tahu justru itulah yang akan membuat ia menjadi lebih baik. Kecintaan terhadap rintangan ini tak akan hilang begitu saja.

Anak perempuan tersebut bisa saja membawa kecintaan terhadap rintangan ke dunia profesionalnya di masa depan. Misalnya, menjadi tidak takut dalam mengambil proyek yang sulit, keluar dari zona nyaman, dan mencoba melampaui batasannya.

Pola pikir ini akan sangat berharga dalam kepemimpinan. Pemimpin sering kali dihadapkan dengan tantangan dan ketidakpastian, namun seorang berjiwa pemimpin sejati akan melihat ini sebagai sebuah peluang untuk melakukan inovasi dan berkembang.

Serius dalam berkecimpung sebagai atlet cilik entah profesional atau sebagai hobi,  bisa membentuk karakter seorang anak perempuan yang tidak hanya tangguh, tetapi pandai bekerja sama hingga tidak takut hadapi tantangan.

Meskipun anak perempuan yang gemar berolahraga jarang ditonjolkan, faktanya kesukaan mereka pada olahraga sedari kecil bisa memupuk banyak nilai-nilai kepemimpinan yang akan sangat berpengaruh dalam peran mereka di saat kerja profesional di masa depan. Jadi, jangan ragu mendorong anak perempuan juga untuk menyukai olahraga!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi
EditorArifina Budi
Follow Us