Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Strategi Regulasi Emosi yang Bisa Diajarkan ke Anak

ilustrasi ayah dan anak sedang berbincang (pexels.com/cottonbro)

Mengajarkan regulasi emosi kepada anak adalah kunci untuk mengembangkan kecerdasan emosional mereka sejak dini. Kemampuan mengenali, memahami, dan mengelola emosi membantu anak menghadapi tantangan sehari-hari sekaligus membangun hubungan yang sehat dan tumbuh positif di masa depan.

Lantas, bagaimana cara orangtua atau pendidik membantu anak mempelajari keterampilan ini dengan efektif? Simak beberapa strategi regulasi emosi yang dapat diajarkan kepada anak dalam artikel berikut ini!

1. Ajarkan mindfulness

ilustrasi ibu dan anak melakukan yoga (pexels.com/yankrukov)

Mengajarkan mindfulness kepada anak adalah cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan regulasi emosi mereka. Mindfulness membantu anak menjadi lebih sadar akan perasaan mereka tanpa menghakimi, sehingga mereka dapat lebih mengenali emosi yang dirasakan. Latihan seperti meditasi singkat dapat membantu anak menenangkan diri ketika merasa cemas, marah, atau stres.

Aktivitas sederhana seperti meminta anak duduk tenang sambil fokus pada napas mereka selama beberapa menit dapat menjadi langkah awal yang bermanfaat. Selain membantu mereka mengelola emosi, mindfulness juga meningkatkan konsentrasi dan membantu anak menghadapi tantangan sehari-hari dengan lebih tenang dan percaya diri.

"Mindfulness dan meditasi baik untuk semua orang, terutama untuk anak-anak dengan tantangan regulasi diri," jelas Scott Bezsylko, direktur eksekutif sekolah Winston Prep untuk anak-anak, dilansir Child Mind Institute.

2. Latihan pernapasan

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/valeriaushakova)

Latihan pernapasan untuk anak sangat penting karena dapat memiliki dampak positif dalam membantu mereka mengelola emosi. Ketika anak belajar teknik pernapasan yang sederhana, seperti pernapasan dalam dan perlahan, mereka dapat lebih mudah menenangkan diri saat merasa cemas, marah, atau frustasi.

Pernapasan yang terkontrol dapat mengurangi ketegangan fisik dan mental, memberi anak kesempatan untuk merespons dengan lebih tenang dan bijaksana dalam situasi yang menantang. Latihan pernapasan secara rutin membantu anak mengembangkan keterampilan regulasi emosi yang lebih baik, sehingga mereka dapat tetap tenang dan fokus dalam menghadapi berbagai perasaan.

3. Journaling

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/ketutsubiyanto)

Journaling dapat membantu anak mengekspresikan perasaan melalui tulisan, gambar, atau catatan singkat, sehingga mereka lebih memahami emosi. Aktivitas ini melatih refleksi, menenangkan pikiran, dan mendukung respons emosi yang bijak.

Untuk membuat journaling lebih menarik untuk anak, orangtua bisa memberikan kebebasan pada anak untuk memilih buku catatan favorit mereka atau menghias buku yang sederhana dengan stiker dan gambar. Jika anak lebih nyaman secara digital, mereka bisa menggunakan perangkat elektronik untuk mencatat.

Untuk anak-anak yang lebih kecil, mereka dapat mengekspresikan perasaan mereka melalui gambar. Sebagai alternatif, orangtua dapat menjadikan journaling aktivitas bersama, seperti mencatat hal-hal yang disyukuri pada Post-It Notes berwarna dan menyimpannya dalam toples. 

“Membuat representasi visual dapat membantu anak-anak dari segala usia mengekspresikan emosi mereka,” kata Dr. Monika Roots, psikiater anak/remaja sekaligus salah satu pendiri Bend Health, dilansir Parents.

4. Ajarkan cara mengatasi frustrasi

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/ketutsubiyanto)

Mengajarkan anak cara mengatasi frustrasi adalah langkah penting dalam membantu mereka mengembangkan regulasi emosi. Orangtua atau pendidik dapat memulainya dengan mengajarkan teknik sederhana, seperti menarik napas dalam-dalam saat merasa marah atau kesal.

Selain itu, dorong anak untuk mengenali penyebab frustrasi dan mencari solusi yang memungkinkan, misalnya dengan berbicara tentang masalah mereka atau meminta bantuan. Berikan contoh nyata melalui perilaku sehari-hari, seperti menunjukkan kesabaran saat menghadapi situasi sulit.

5. Berikan pilihan dan solusi

Ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/gustavofring)

Ketika anak diberi kesempatan untuk memilih atau menemukan solusi, mereka belajar memahami dan mengelola emosi yang muncul dalam berbagai situasi. Misalnya, ketika anak merasa frustrasi karena suatu kegiatan, memberikan pilihan seperti “Apakah kamu ingin istirahat sebentar atau mencoba cara yang berbeda?” membantu mereka merasa lebih tenang dan memiliki kontrol atas situasi.

Selain itu, menawarkan solusi bersama-sama mengajarkan anak bagaimana menghadapi tantangan tanpa menyerah pada emosi negatif. Pendekatan ini membangun rasa percaya diri dan kemandirian, serta membantu anak mengembangkan pola pikir yang lebih adaptif dalam menghadapi masalah.

6. Membuat rutinitas malam hari

ilustrasi ayah dan anak sedang tertidur (pexels.com/rdne)

Rutinitas yang konsisten sebelum tidur, seperti membaca cerita, mendengarkan musik lembut, atau berbicara tentang hal-hal positif yang terjadi seharian, memberikan anak rasa aman dan ketenangan. Kegiatan ini membantu mereka menenangkan diri setelah hari yang penuh aktivitas, serta mengurangi kecemasan atau stres.

Dengan rutinitas yang menyenangkan, anak dapat belajar untuk merespons perasaan mereka dengan lebih positif, serta menciptakan pengalaman tidur yang lebih berkualitas. Rutinitas yang menenangkan juga memperkuat hubungan emosional dengan orangtua atau pengasuh, menciptakan lingkungan yang stabil dan mendukung perkembangan regulasi emosi anak.

Mengajarkan strategi regulasi emosi kepada anak adalah investasi penting untuk perkembangan jangka panjang mereka. Dengan melatih keterampilan seperti mindfulness, pernapasan, journaling, mengatasi frustrasi, serta memberikan pilihan dan solusi, anak dapat belajar mengelola emosi mereka secara bijak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us