Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Anak Sedang Mencari Jati Diri dan Butuh Dukungan, Perhatikan

ilustrasi anak bereksperimen
ilustrasi anak bereksperimen (pexels.com/Mikhail Nilov)
Intinya sih...
  • Anak mencari jati diri seringkali mempertanyakan aturan dan nilai yang ada, butuh penjelasan logis dan dukungan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
  • Perubahan minat tiba-tiba adalah tanda anak sedang mencari jati diri, butuh ruang bereksperimen dan dukungan untuk menemukan minat yang sesuai.
  • Anak yang sedang mencari jati diri lebih sensitif terhadap opini orang lain, butuh pendekatan penuh empati dan pembelajaran cara menyaring kritik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Masa pencarian jati diri adalah fase penting dalam tumbuh kembang anak. Pada periode ini, mereka mulai mengeksplorasi nilai-nilai, minat, dan cara pandang yang akan membentuk kepribadian di masa depan. Sayangnya, banyak orang dewasa yang salah mengartikan perilaku anak pada tahap ini sebagai kenakalan atau pembangkangan. Padahal, di balik sikap yang terlihat penuh gejolak, sering kali tersembunyi rasa ingin tahu yang besar serta kebutuhan akan bimbingan dan pengakuan.

Saat anak berada di fase ini, dukungan dari lingkungan terdekat sangat berarti. Kehadiran keluarga, guru, dan teman sebaya dapat membantu mereka menemukan arah dan rasa percaya diri. Anak yang tidak mendapatkan bimbingan tepat berisiko kehilangan fokus atau merasa terisolasi. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda mereka sedang mencari jati diri agar bisa memberikan dukungan sesuai kebutuhan.

1. Mulai sering mempertanyakan banyak hal

ilustrasi anak berpikir
ilustrasi anak berpikir (pexels.com/RDNE Stock project)

Anak yang sedang mencari jati diri biasanya menunjukkan rasa ingin tahu yang lebih besar dari sebelumnya. Mereka mulai mempertanyakan aturan, nilai, atau kebiasaan yang selama ini dijalani tanpa protes. Pertanyaan mereka kadang terdengar menantang atau menguji batas, namun sebenarnya ini adalah cara mereka mencoba memahami dunia. Sikap seperti ini bukan berarti mereka menolak nasihat, melainkan sedang mengumpulkan informasi untuk membentuk pandangan pribadi.

Momen ini menjadi kesempatan emas untuk memberikan penjelasan yang logis dan terbuka. Mengabaikan pertanyaan atau meremehkannya justru bisa membuat anak mencari jawaban di tempat yang kurang tepat. Mereka membutuhkan figur yang mau mendengar dan menghargai proses berpikirnya. Dengan begitu, rasa ingin tahu tersebut dapat diarahkan menjadi kemampuan berpikir kritis yang sehat.

2. Menunjukkan perubahan minat secara tiba-tiba

ilustrasi anak bermain musik
ilustrasi anak bermain musik (pexels.com/cottonbro studio)

Perubahan minat adalah tanda lain yang sering muncul ketika anak mencari jati diri. Mereka mungkin tiba-tiba tertarik pada hobi baru, musik berbeda, atau gaya berpakaian yang tak biasa. Pergeseran ini biasanya terjadi karena mereka sedang mencoba berbagai identitas untuk menemukan yang paling sesuai. Meski kadang terlihat berlebihan, proses ini adalah bagian alami dari perkembangan.

Sebagai orang terdekat, penting untuk memberi ruang bereksperimen selama hal itu tidak merugikan. Memaksakan anak tetap pada minat lamanya bisa membuat mereka merasa terjebak. Sebaliknya, dukungan yang diberikan dapat membantu mereka mengenali kelebihan dan kelemahan dalam setiap pilihan yang dicoba. Dari situ, mereka akan lebih mudah menemukan minat yang benar-benar sesuai dengan kepribadian.

3. Lebih sensitif terhadap opini orang lain

ilustrasi anak bersedih
ilustrasi anak bersedih (pexels.com/RDNE Stock project)

Anak yang sedang mencari jati diri cenderung lebih peka terhadap apa yang dikatakan orang lain. Mereka mulai memerhatikan komentar mengenai penampilan, sikap, atau pilihan yang diambil. Sensitivitas ini sering kali membuat mereka lebih mudah tersinggung atau merasa minder. Hal ini terjadi karena rasa percaya diri mereka masih dalam tahap pembentukan.

Pendekatan yang penuh empati sangat dibutuhkan di fase ini. Menanggapi perasaan mereka dengan sabar dapat membuat anak merasa dimengerti. Mengajarkan cara menyaring kritik dan membedakan masukan yang membangun akan membantu mereka tumbuh lebih tangguh. Pada akhirnya, mereka akan belajar bahwa pendapat orang lain bisa menjadi bahan refleksi, bukan sumber keraguan.

4. Mencoba menjauh dari lingkungan keluarga

ilustrasi anak bermain di luar
ilustrasi anak bermain di luar (pexels.com/Ron Lach)

Keinginan untuk lebih sering menghabiskan waktu di luar rumah atau bersama teman bisa menjadi sinyal anak sedang mencari jati diri. Mereka mulai membangun lingkaran sosial sendiri untuk merasakan kemandirian. Walau terkadang membuat keluarga khawatir, perilaku ini adalah langkah awal menuju kedewasaan. Melalui interaksi dengan orang di luar keluarga, mereka belajar menyesuaikan diri dan memahami berbagai karakter.

Namun, jika jarak yang dibuat terlalu lebar, risiko salah pergaulan menjadi lebih tinggi. Komunikasi yang hangat dan rutin bisa menjaga hubungan tetap dekat meski anak mulai mandiri. Dengan tetap menunjukkan bahwa rumah adalah tempat aman, anak akan merasa nyaman untuk kembali ketika membutuhkan dukungan. Hubungan yang terjaga akan menjadi landasan kuat bagi perkembangan mereka.

5. Mulai menunjukkan pandangan pribadi yang berbeda

ilustrasi diskusi kecil dengan anak
ilustrasi diskusi kecil dengan anak (freepik.com/freepik)

Ketika anak mulai menyuarakan pandangan yang berbeda dari keluarga atau lingkungannya, itu adalah tanda bahwa mereka sedang membentuk identitas diri. Pandangan ini bisa terkait berbagai hal, mulai dari cita-cita, hobi, hingga pandangan sosial. Perbedaan tersebut mungkin terasa mengejutkan, apalagi jika berlawanan dengan nilai yang sudah ada. Namun, ini adalah proses alami dalam membangun kemandirian berpikir.

Merespons perbedaan pendapat dengan terbuka akan membantu anak merasa dihargai. Sikap defensif justru bisa membuat mereka menutup diri. Dengan diskusi yang sehat, perbedaan pandangan dapat menjadi sarana untuk mengasah logika dan empati. Pada akhirnya, anak akan lebih mantap dengan identitas yang mereka pilih.

Menemani anak yang sedang mencari jati diri membutuhkan kesabaran, pengertian, dan keterbukaan. Setiap tanda yang muncul adalah bagian dari proses menuju kedewasaan yang lebih matang. Dengan dukungan tepat, anak dapat melewati fase ini tanpa kehilangan arah dan tetap memiliki hubungan yang hangat dengan orang-orang terdekat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us