Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

The Happiness Project Ajak Kita Tahu Arti Bahagia, Bukan Soal Materi

Wall's - The Happiness Project 2022 Virtual Press Conference (dok. Wall's)
Wall's - The Happiness Project 2022 Virtual Press Conference (dok. Wall's)

Memperingati Hari Kebahagiaan Dunia yang jatuh pada 20 Maret 2022, Wall's mengajak kita untuk memahami apa arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Untuk itu, Wall's juga meluncurkan The Happiness Project sebagai upaya edukasi keluarga Indonesia bahwa kebahagiaan itu bisa muncul dari cara sederhana.

Namun, nyatanya masih banyak yang berpendapat bahwa materi itu membawa kebahagiaan. Dalam Wall's The Happiness Project 2022 Virtual Press Conference yang berlangsung pada Jumat (18/3/2022), kamu akan dibekali 5 kunci kebahagiaan selain materi yang bisa dipupuk sejak dini, lho. Untuk tahu ulasan lengkap program ini, baca sampai akhir, ya!

1. Aspek materialistik jadi faktor yang mendominasi masyarakat Indonesia merasa bahagia

Wall's - The Happiness Project 2022 Virtual Press Conference (dok. Wall's)
Wall's - The Happiness Project 2022 Virtual Press Conference (dok. Wall's)

Wall's berkolaborasi dengan Personal Growth untuk melakukan riset tentang persepsi atau faktor yang berkontribusi memberikan kebahagiaan pada masyarakat. Riset ini dilakukan secara daring pada Februari 2022 dengan 2.143 responden dalam rentang usia 21-50 tahun.

Hasil survei menyatakan bahwa 80 persen masyarakat Indonesia melihat aspek materialistik sebagai aspek utama yang dominan memberikan kebahagiaan. Bila ditelaah, sebesar 90,4 persen responden mengatakan bahwa mereka merasa bahagia ketika memiliki rumah bagus. Sementara 83 persen responden merasa bahagia bila sukses secara finansial.

Sebanyak 66 persen lainnya berpendapat bahwa prestasi di sekolah atau tempat kerja itu penting membuatnya bahagia. Padahal kebahagiaan itu gak melulu tentang materi, lho.

"Kebahagiaan tentu harus dimaknai lebih luas. Tidak hanya karena prestasi akademik atau kemampuan finansial," ujar Sri Wahyuningsih selaku Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Bernardus Rendita Kusumo selaku Senior Brand Manager Wall’s juga melihat bahwa kebahagiaan merupakan hak dan tujuan hidup semua orang. Namun, apakah barang mewah atau sukses itu bisa menjamin kebahagiaan? Untuk itulah, Wall's mengajak kita mengerti pentingnya memupuk kebahagiaan yang sesungguhnya sejak dini.

2. Kebahagiaan itu punya makna yang luas

Wall's - The Happiness Project 2022 Virtual Press Conference. Jumat (18/3/2022). IDN Times/Adyaning Raras
Wall's - The Happiness Project 2022 Virtual Press Conference. Jumat (18/3/2022). IDN Times/Adyaning Raras

Sejalan dengan hasil survei tersebut, Rendi melihat bahwa kebahagiaan itu bisa diajarkan sejak dini. Menurutnya, semakin dini diajarkan maka akan semakin baik kemampuan anak untuk membentuk pola pikir tentang arti bahagia.

Sri Wahyuningsih juga berpendapat bila kebahagiaan itu harus dimulai dari sendiri. Sebagai manusia, semua orang seharusnya bisa memaknai nilai-nilai dan memberikan manfaat baik pada lingkungan melalui arti kebahagiaan.

"Semakin dini seorang anak mendapatkan pemahaman atau literasi dari berbagai aspek, tentunya bisa menimbulkan rasa bahagia. Anak-anak yang bahagia dari kecil akan memberikan dampak positif secara kognitif, sosial, dan emosional," lanjut Sri Wahyuningsih.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Psikolog Klinis Ratih Ibrahim yang mengatakan kebahagiaan itu bisa diusahakan. Menurut survei, Ratih melihat bahwa persepsi kebahagiaan mengenai kecukupan finansial dan prestasi justru tidak berkontribusi maksimal.

“Kebahagiaan yang kerap dimaknai manusia umumnya selalu bersumber dari hal-hal yang bersifat materialistik. Padahal, kebahagiaan yang sesungguhnya datang dari bagaimana manusia memaknai hidup dan nilai-nilai yang dijunjung, serta mengupayakannya dalam keseharian. Kebahagiaan memang bisa saja hadir dari prestasi akademis, kemapanan finansial, atau jabatan. Namun, adanya pandangan bahwa kebahagiaan hanya bersumber dari hal-hal yang bersifat materialistis tersebut justru dapat menyebabkan seseorang merasa kebahagiaan adalah sesuatu yang sulit atau bahkan mustahil dicapai,” tutur  Ratih Ibrahim selaku Psikolog Klinis & CEO Personal Growth.

Artinya, kebahagiaan itu bisa dimaknai luas. Kebahagiaan meningkat ketika kita bisa memprioritaskan relasi sosial, dekat bersama keluarga, bekerja keras, tahu tujuan hidup, dan melihat hidup lebih positif. Untuk itu, The Happiness Project ini berupaya menjangkau 100 Ribu anak Indonesia selama setahun ke depan agar #SemuaJadiHappy.

3. Inilah rumus hidup bahagia, dimulai dengan melakukan 5 hal sederhana

Wall's - The Happiness Project 2022 Virtual Press Conference (dok. Wall's)
Wall's - The Happiness Project 2022 Virtual Press Conference (dok. Wall's)

"Bahagia itu harus ada tujuannya. Bukan cuma untuk diri sendiri tapi juga relate ke orang lain dan lingkungan sekitar," ujar Ratna.

Program ini mempercayai bahwa kebahagiaan itu memiliki rumus. Ada lima elemen kebahagiaan yang sudah dibuktikan melalui beragam riset. Kelima hal ini mendorong seorang anak untuk bisa unggul bukan dari segi kognitif saja, tapi lebih tangguh menghadapi hidup.

  1. Berteman: Memiliki relasi baik dengan orang lain, alam, lingkungan, bahkan hewan peliharaan. Ketika ada relasi yang baik maka ada perasaan tenang, utuh, bernilai. Itulah yang membawa peran positif untuk meningkatkan kebahagiaan diri.
  2. Bergerak: Kamu akan merasa lebih bahagia ketika badan ikut bergerak, seperti olahraga, berlari, menari, berjalan, dan sebagainya. 
  3. Bersyukur: Poin penting untuk bisa memahami bahwa kaya, sukses, berkelimpangan harta bukanlah jaminan bisa hidup bahagia kalau tidak bisa bersyukur.
  4. Berbuat baik: Selain materi, apa yang kita beri kepada orang lain itu bisa membuat kita ikut merasa bahagia. Conothnya menyapa, bercanda, tertawa. Berbuat baik gak hanya untuk orang lain, melainkan diri sendiri.
  5. Berkreasi: Ketika bisa mempelajari hal baru atau berinteraksi dengan orang lain untuk berbagi hasilnya, hal ini pun bisa membawa kebahagiaan.

4. Ada modul yang mengajak keluarga Indonesia menerapkan 5 kunci kebahagiaan dalam pola asuh tumbuh kembang anak

Wall's - The Happiness Project 2022 Virtual Press Conference (dok. Wall's)
Wall's - The Happiness Project 2022 Virtual Press Conference (dok. Wall's)

“Melalui The Happiness Project, Wall’s ingin mendefinisikan ulang pemahaman akan arti kebahagiaan yang memiliki manfaat positif jika diterapkan dan dibangun sejak dini. Oleh karena itu, peran orang tua dan guru menjadi sangat krusial sebagai pendidik dalam proses pembelajaran dan tumbuh kembang anak,” tambah Rendi.

Lima kunci kebahagiaan tersebut diimplementasikan ke dalam lima modul, yaitu Menemukan Kebahagiaan, #SemuaJadiHappy Challenge, Merancang Happiness Project, Duta Happinees, dan #SemuaJadiHappyFestival. Modul ini akan dibagikan ke sekolah agar guru bisa menerapkannya kepada para murid.

Idealnya, kebiasaan baru itu bisa terbentuk menjadi perilaku dalam rentang waktu 14 hari. Untuk itu, modul #SemuaJadiHappy Challenge, Wall's mengajak setiap anak dan orang tua untuk mengikuti permainan dan kegiatan seru yang dilakukan selama 20 hari. Kamu yang penasaran dan ingin ikut menyebarkan kebahagiaan ini, bisa mengakses http://www.thehappinessprojectid.com/.

Sebagai psikolog, Ratna Ibrahim juga mengatakan bahwa orangtua dan guru punya peran penting dalam membangun fondasi kebahagiaan. Dengan mengimplementasikan elemen-elemen tersebut, aspek perkembangan anak akan berkembang optimal. Anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang resilien dan bahagia saat dewasa nanti.

5. Sebagai artis dan ibu, Nana Mirdad percaya bahwa orang tua yang bahagia bisa membuat anak bahagia

Wall's - The Happiness Project 2022 Virtual Press Conference. Jumat (18/3/2022). IDN Times/Adyaning Raras
Wall's - The Happiness Project 2022 Virtual Press Conference. Jumat (18/3/2022). IDN Times/Adyaning Raras

Bicara soal parenting, Nana Mirdad dan Andrew White merupakan orangtua yang percaya bahwa anak butuh pemahaman. Mereka sepakat untuk berkomunikasi satu suara. Ada saatnya untuk tegas, ada saatnya pula untuk bisa bernegosiasi.

Dengan mengajak anaknya melakukan berbagai aktivitas seru, Nana melihat ada dampak dan respons yang positif, lho. Menurut Nana, ia perlu lebih tekun membimbing anak-anak untuk bisa memahami bahwa arti bahagia itu bukan dari segi materi saja.

“Bersyukur dan berteman yang merupakan bagian dari 5 Kunci Kebahagiaan adalah hal-hal yang selama ini aku ajarkan dan terapkan kepada anakku. Misalnya, momen berbagi ini akan melatih anak aku untuk selalu bersyukur serta mengekspresikan kepedulian mereka terhadap orang lain maupun lingkungan," kata Nana.

Ratna juga memaparkan kalau anak bahagia maka akan memengaruhi karakter dia. Persepsi anak tentang diri sendiri dan orang lain menjadi positif dan lebih berharga. Anak tumbuh menjadi sosok yang percaya diri, mampu bersosialisasi, dan memiliki daya kognitif bagus karena dia punya ruang untuk menyelesaikan masalah.

"Nah kalau banyak orang tua menganggap prestasi akademik membawa kebahagiaan, mereka akan menuntut itu. Kebahagiaan jadi bersifat sebentar saja. Dia menjadi anak yang sulit tangguh dan kurang gembira. Sel-sel dalam tubuhnya mengkerut dan bikin proses tumbuh kembang terhambat," jelasnya.

Itulah kenapa penting sekali menjadi bahagia. Apabila dari kecil sudah tumbuh bahagia dan banyak melakukan kegiatan fun, anak akan memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik. Yuk, mulai cari kebahagiaan versi kamu!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
Adyaning Raras Anggita Kumara
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Inspirasi Warna Earth Tone untuk Hunian yang Tenang dan Natural

28 Sep 2025, 23:42 WIBLife