Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Dekat dengan Anak meski Tinggal Bareng Orangtua atau Mertua

ilustrasi keluarga (pexels.com/Jay Baid)

Tinggal bersama orangtua atau mertua ada keuntungannya, yakni kamu dan pasangan gak perlu mengagendakan kunjungan khusus ke rumah mereka. Pun selagi mereka sehat otomatis akan membantu mengawasi anak di rumah saat kalian mesti bekerja.

Namun, kedekatan antara orangtua dengan anak malah bisa berkurang apabila tanpa sadar peran kalian seperti digantikan oleh kakek serta neneknya.

Awalnya, dirimu dan pasangan barangkali tidak menyadarinya. Kalian merasa tenang dalam bekerja. Anak juga bisa lepas dari kalian, tanpa drama dan akrab dengan kakek serta neneknya.

Namun, ketika mereka mulai gak mau dekat denganmu dan lebih memilih bersama kakek serta neneknya terus, tentu kamu dan pasangan juga merasa sedih. Untuk mencegah hubungan orangtua dan anak renggang, enam tips berikut mesti dilakukan.

1. Keperluan anak sebisa mungkin diurus olehmu dan pasangan

ilustrasi memasak (pexels.com/Not My Real Name)

Kalian memang harus pergi bekerja. Namun, bukan berarti seluruh keperluan anak dapat dioperkan pada kakek atau neneknya. Sebanyak mungkin keperluan anak mesti ditangani langsung oleh kalian. Misalnya, anak dimandikan dulu dengan air hangat sebelum kalian pergi ke kantor.

Begitu pula sarapannya sudah disediakan. Biasakan anak buat sarapan bersama kalian. Kecuali, kalian harus berangkat kerja saat hari masih gelap. Bila demikian memang kasihan anak kalau mesti mengikuti jam mandi dan sarapan orangtua. Namun, pukul 6 pagi sudah tidak terlalu pagi untuknya mandi serta sarapan.

Tentu selama kalian bekerja nanti ada kebutuhan anak yang dibantu oleh kakek dan neneknya. Namun, menjadi tak sebanyak seandainya kalian menyerahkan seluruh urusan anak pada keduanya. Selain ikatan antara kamu dengan anak menjadi lebih kuat, orangtua atau mertuamu juga terhindar dari kecapekan. 

2. Jangan sering menyuruh anak untuk meminta sesuatu pada kakek atau neneknya

ilustrasi keluarga (pexels.com/Mikhail Nilov)

Selama kalian bisa memenuhi sendiri apa-apa yang dibutuhkan anak, jangan melemparkan tanggung jawab pada kakek dan neneknya. Contohnya, anak ingin jajan serta meminta uang padamu. Kamu dan pasangan tidak boleh menyuruhnya untuk meminta uang ke kakek atau neneknya.

Ini bukan soal mereka masih punya pendapatan atau uang pensiun. Ini tentang siapa yang kemudian mendapatkan kesan lebih positif di mata anak.

Ketika kakek dan neneknya lebih mampu dan mau memberikan kebutuhan anak, mereka terasa lebih berharga baginya. Kamu serta pasangan malah seperti menghapus sendiri peran penting kalian dalam kehidupan anak.

Kalaupun kamu serta pasangan sedang sama-sama gak punya uang, jelaskan pada anak. Minta anak untuk menahan dulu keinginannya jajan sampai kalian memiliki uang. Dengan begitu, di antara kalian terbangun rasa saling pengertian.

3. Tetap hadir di momen penting anak

ilustrasi ulang tahun (pexels.com/Helena Lopes)

Momen penting anak, misalnya, ulang tahun, lomba, atau pengambilan rapor. Jika tidak terpaksa sekali, hindari kalian gak hadir di acara-acara penting tersebut. Walaupun ada kakek dan neneknya yang bisa mewakili kalian, maknanya menjadi lain bagi anak. Kebanyakan temannya didampingi orangtua.

Hal itulah yang membuat anak dapat merasa kurang disayangi dan diprioritaskan olehmu serta pasangan. Lebih baik salah satu dari kalian datang ketimbang kakek serta nenek.

Ketika kalian benar-benar tak dapat hadir, pastikan anak mendapatkan penjelasan yang mudah diterima. Pada hari penting tersebut, kalian juga mesti tetap menunjukkan rasa antusias walaupun dari jauh.

Contohnya, kalian melakukan panggilan video agar dapat menyaksikan anak meniup lilin ulang tahunnya dan mengucapkan selamat. Jangan setelah kalian meminta kakek dan neneknya mendampingi, kamu serta pasangan seperti gak peduli lagi. Sekalipun kalian punya urusan penting di luar sana, hindari membuat anak merasa diabaikan.

4. Setidaknya mengantar anak ke sekolah

ilustrasi menemani anak (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sama seperti urusan sarapan dan mandi anak di pagi hari, mengantarnya ke sekolah kemungkinan besar juga masih dapat dilakukan. Terutama untuk kalian yang gak perlu pagi buta berangkat kerja.

Kalian bisa mengantar anak sekalian langsung ke kantor. Baru saat pulang, nanti kakek dan neneknya bisa membantu menjemput. Tentu hanya jika mereka masih dapat berkendara. Namun yang pasti kalian tidak lepas tangan soal siapa yang mengantar anak ke sekolah.

Anak pergi ke sekolah untuk belajar. Suasana hatinya bakal lebih positif dan semangatnya meningkat apabila diantar orangtua. Kecuali, anak sudah mampu dan ingin berangkat sendiri atau bersama teman-temannya.

Tiba di sekolah bersama orangtua juga menambah kepercayaan diri anak di depan kawan-kawannya. Ia bangga memiliki dan menunjukkan kalian pada teman-temannya. Jangan sampai orangtua malah terkesan berusaha menghindari tugas ini.

5. Setiap hari tetap mengobrol, bermain, dan menemani belajar

ilustrasi menemani anak (pexels.com/Helena Jankovičová Kováčová)

Walaupun kakek dan nenek mampu menemani anak dalam ketiga hal di atas, kalian jangan langsung masuk kamar sepulang kerja. Besok kalian juga cuma keluar kamar saat tiba waktunya bekerja lagi.

Jadikan ruang tengah sebagai titik pertemuan kalian dengan anak. Bahkan, begitu kalian pulang, cari anak dengan antusias serta wajah gembira. Anak harus tahu, bahwa kalian merindukannya sepanjang hari.

Waktu kalian buat bersantai bareng anak mungkin memang tidak lama. Namun, jika kalian fokus mengobrol dan bermain dengannya atau menemani belajar, ini sudah cukup.

Anak tahu kepergian kalian sepanjang pagi hingga sore tidak berarti gak sayang padanya. Ia dapat merasakan limpahan kasih sayang setelahnya. Itu akan terasa sepadan usai anak menunggu kalian pulang dengan tak sabar. Kalau kalian cuek, dia sangat kecewa dan berpikir kakek serta neneknya lebih menyayanginya.

6. Tegas, tapi bukan galak

ilustrasi ayah dan putranya (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Sebagai orangtua tentu kalian mesti menegakkan sejumlah aturan pada anak. Ini memerlukan ketegasan agar anak bisa patuh dan konsisten mengikuti peraturan demi kebaikannya sendiri. Namun, bedakan dengan sikap galak yang membuat anak takut dan berlari mencari perlindungan pada kakek dan neneknya.

Meski dahulu kamu juga diajari patuh pada aturan orangtua, sering kali mereka bersikap lebih lunak pada cucu. Akibatnya, anak lebih suka bersama kakek dan neneknya daripada denganmu. Perbedaan galak dengan tegas tampak jelas pada tingkat emosimu.

Jika kalian galak, di rumah pasti sering marah-marah. Kalian meneriaki anak, menampilkan ekspresi wajah yang mengancam, bahkan kata yang digunakan bisa kasar.

Sementara sikap tegas cuma mengingatkan anak pada apa yang boleh atau tidak boleh dilakukannya. Berikut konsekuensi bila ia melanggar. Kamu tak berbicara dengannya dalam kondisi emosi memuncak.

Adanya orangtua atau mertua di satu rumah bukan penghalang untuk hubungan yang akrab antara orangtua dengan anak. Baik kamu dan pasangan maupun anak sudah punya modal berupa dorongan naluri untuk saling menyayangi. Ikatan ini cuma perlu dikuatkan dalam keseharian dengan enam cara di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Inaf Mei
EditorInaf Mei
Follow Us