5 Tips Mengajarkan Anak Keamanan di Rumah

- Obrolan ringan, bukan ceramah panjang
- Kenalkan zona aman dan berbahaya
- Latih dengan simulasi kecil
Rumah bisa menjadi tempat aman, terutama bagi anak-anak. Namun, orangtua juga tidak boleh lengah, sebab rumah memiliki risiko yang menyebabkan bahaya. Colokan listrik, kompor yang menyala, sampai pintu yang lupa dikunci bisa jadi sumber masalah.
Supaya anak lebih waspada, orangtua perlu turun tangan untuk mengajarkan keamanan rumah dengan cara yang mudah dipahami. Mengajarkan soal keamanan kepada anak bukan berarti menakut-nakuti mereka. Sebaliknya, ini membuat anak jadi tahu bagaimana cara melindungi diri sendiri sekaligus lebih mandiri. Berikut beberapa tips efektif yang bisa kamu coba.
1. Jadikan obrolan ringan, bukan ceramah panjang

Anak biasanya cepat bosan kalau orangtua mulai bicara panjang lebar. Jadi, daripada bikin aturan yang kaku, coba ngobrol santai sambil main atau saat sedang duduk bersama. Misalnya, waktu anak sedang bermain dekat stop kontak, kamu bisa jelaskan kenapa gak boleh colok-colok benda sembarangan ke sana. Dengan begitu, anak merasa aman untuk bertanya dan gak takut kalau berbuat salah.
2. Kenalkan zona aman dan berbahaya

Rumah bisa dibagi jadi dua area: zona aman dan zona berbahaya. Zona aman misalnya ruang tamu, kamar, atau halaman depan. Sementara, zona berbahaya bisa berupa dapur, kamar mandi, atau gudang.
Anak perlu tahu mana area yang bisa mereka eksplorasi bebas dan mana area yang harus ada pengawasan. Misalnya, anak perlu tahu bahwa dapur, kamar mandi, atau gudang bukanlah tempat aman untuk main karena berisiko membahayakan mereka. Trik ini membuat mereka lebih sadar lingkungan sekitar dan otomatis belajar menjaga diri.
3. Latih dengan simulasi kecil

Anak-anak belajar paling cepat lewat praktik, bukan hanya teori. Kamu bisa membuat simulasi kecil, seperti latihan apa yang harus dilakukan kalau mendengar bunyi alarm asap atau jika tiba-tiba listrik mati. Ajak mereka main “permainan peran” dengan pura-pura ada situasi darurat. Dengan cara ini, anak jadi lebih siap dan gak panik jika situasi tersebut betul-betul terjadi.
4. Beri contoh nyata, jangan hanya melarang

Kalau hanya bilang “jangan main api” tanpa menjelaskan alasannya, anak biasanya malah makin penasaran. Jadi, tunjukkan dengan contoh nyata. Misalnya, nyalakan korek api sebentar, lalu tunjukkan kalau api bisa bikin panas, kebakaran, dan bahaya. Dengan begitu, anak akan lebih paham kenapa ada aturan tertentu, bukan larangan kosong.
5. Tanamkan kebiasaan kecil sehari-hari

Keamanan rumah bukan soal hal besar saja, tapi juga kebiasaan kecil. Misalnya, menutup pintu kamar mandi setelah dipakai supaya lantai gak basah dan licin, mematikan lampu atau kipas kalau sudah gak dipakai, dan mengunci pintu rumah saat keluar atau sebelum tidur. Jika kebiasaan ini sudah otomatis dilakukan sejak kecil, anak akan tumbuh jadi pribadi yang lebih bertanggung jawab.
Mengajarkan anak tentang keamanan di rumah itu proses yang panjang dan butuh kesabaran. Jika terbiasa dengan aturan kecil sejak dini, anak akan tumbuh jadi pribadi yang mandiri, tangguh, dan tahu cara melindungi diri. Jadi, jangan tunggu anak besar dulu baru diajari, ya. Mulai dari sekarang, buat rumah jadi sekolah pertama untuk belajar tentang keamanan.