Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Tips Mengasah Kecerdasan Emosional Anak, Orangtua Wajib Tahu!

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Anak-anak kadang masih kesulitan mengelola emosi mereka. Mereka mudah marah, cemas, atau bersedih tetapi belum mengerti bagaimana mengendalikan perasaan tersebut. Hal ini wajar mengingat kemampuan mengelola emosi memerlukan proses belajar bertahap.

Sebagai orangtua, kita perlu membimbing anak sedini mungkin untuk membantu mereka menguasai keterampilan ini. Orangtua dapat menjadi mentor bagi anak-anak mereka dalam memahami dan mengasah berbagai macam emosinya. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu anak mengasah kecerdasan emosi mereka.

1. Membantu anak mengenali emosinya sendiri

ilustrasi anak dan ayah (unsplash.com/Sebastián León Prado)

Membantu anak mengenali emosinya adalah langkah pertama yang penting dalam membantu mereka mengasah emosinya. Kita perlu memahami bahwa anak-anak seringkali belum memahami berbagai macam emosi yang mereka rasakan. Sebagai orangtua, kita dapat membantu dengan mengajak anak berdialog terbuka tentang perasaan mereka setiap hari.

Diskusi terbuka ini membuat anak merasa nyaman berbagi emosinya. Selain itu, kita juga bisa menggunakan buku cerita atau film anak yang menceritakan tentang berbagai emosi untuk membantu mereka memahami emosi. Dengan demikian, secara bertahap anak akan belajar mengenali dan memahami berbagai macam emosi baik positif maupun negatif yang mereka alami.

2. Mengajarkan anak cara mengelola emosinya

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Setelah anak mampu mengenali emosinya, langkah selanjutnya adalah mengajarkan cara mengelola emosinya dengan baik. Salah satu teknik yang bisa diajarkan adalah teknik pernapasan dalam untuk menenangkan diri saat marah atau sedih. Anak perlu belajar bagaimana menarik napas panjang dari hidung dan menghembuskannya perlahan lewat mulut.

Selain itu, kita juga bisa mengajarkan anak untuk mengucapkan afirmasi positif saat merasa cemas atau takut. Misalnya, anak bisa berkata "Aku anak yang pemberani" untuk menguatkan dirinya. Mengajarkan cara mengelola emosi sejak dini sangat penting agar anak tumbuh dengan kemampuan mengendalikan emosinya.

3. Memberikan kesempatan pada anak untuk bersosialisasi

ilustrasi pertemanan sebaya (pexels.com/Norma Mortenson)

Mengembangkan kecerdasan emosional anak juga membutuhkan interaksi sosial yang cukup dengan teman sebaya maupun orang dewasa. Orangtua perlu memberi kesempatan pada anak untuk bereksplorasi dan bermain bersama teman-temannya, baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun komunitas. Interaksi sosial akan melatih kepekaan anak pada emosi orang lain.

Anak juga akan belajar keterampilan sosial seperti berempati, bekerja sama, dan menyelesaikan konflik yang penting untuk menjalin relasi sehat dengan orang lain. Ini memberi kesempatan pada anak berinteraksi dengan kerabat dan tetangga ataupun teman sebaya untuk melatih keterampilan sosialnya. Dengan bersosialisasi, kecerdasan emosional dan sosial anak dapat berkembang seiring pertumbuhannya.

4. Membantu anak memahami emosi orang lain

ilustrasi ayah dan anak (unsplash.com/Caroline Hernandez)

Selain memahami emosi mereka sendiri, anak-anak juga perlu belajar untuk memahami emosi orang lain. Ini penting agar mereka dapat berempati dan berinteraksi dengan orang lain dengan baik. Sebagai orangtua, kita dapat membantu dengan mengajak anak mencoba melihat suatu situasi dari sudut pandang orang lain. Misalnya, jika adiknya menangis, tanyakan pada anak apa yang mungkin dirasakan adiknya dan mengapa.

Kita juga bisa menggunakan cerita untuk membantu anak memahami emosi orang lain. Misalnya, saat membacakan dongeng, kita bisa mengajak anak menebak perasaan sang tokoh. Atau, ketika menonton film bersama, kita bisa mendiskusikan emosi para karakternya. Dengan begitu, secara bertahap kemampuan anak dalam memahami perasaan orang lain akan berkembang.

Membantu mengasah emosi anak bukanlah hal yang mudah bagi orangtua. Dibutuhkan bimbingan dan contoh dari orangtua agar mereka dapat belajar keterampilan ini sejak dini. Jika kita membantu anak dengan penuh kesabaran dan ketulusan, maka lambat laun mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang matang dan sehat secara emosi. Kuncinya adalah jangan berhenti memberikan dukungan meskipun terkadang hasilnya tidak langsung terlihat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fajar Laksmita
EditorFajar Laksmita
Follow Us