5 Tips Ngobrol untuk Menstimulasi Kecerdasan pada Balita

- Ajak bicara sepanjang hari untuk merangsang kosakata dan pemahaman anak.
- Tanyakan pertanyaan terbuka untuk melatih kemampuan berpikir dan bercerita anak.
- Gunakan ekspresi dan intonasi yang kaya serta media visual untuk interaksi yang lebih bermakna.
Orangtua memiliki pengaruh besar terhadap kecerdasan anak, hanya dengan melibatkan mereka dalam percakapan. Percakapan interaktif memberi anak lebih banyak kesempatan untuk melatih keterampilan komunikasi, termasuk kemampuan untuk memahami dan menanggapi orang lain.
Bukan hanya sekadar bercakap-cakap, tapi orangtua bisa menirukan suara, membuat ekspresi wajah, maupun menggunakan media visual. Berikut adalah tips ngobrol untuk menstimulasi kecerdasan pada balita.
1. Ajak bicara sepanjang hari

Jadikan setiap momen sebagai kesempatan buat ngobrol bareng anak. Guna merangsang kosakata dan pemahaman. Mulai dari bahasa, ingatan, emosi, dan imajinasi.
Semakin sering diajak ngobrol, kosakatanya makin banyak. Dan jadi fondasi untuk belajar membaca dan menulis sehingga anak lebih siap saat mulai sekolah. Tak hanya itu, ngobrol dengan anak dapat membentuk ikatan emosional yang kuat, dimana anak merasa dihargai dan dicintai.
2. Tanyakan pertanyaan terbuka

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mendorong anak untuk berpikir, menjelaskan, dan berimajinasi. Bukan cuma jawab iya atau gak. Pertanyaan ini seperti mengajak anak untuk bercerita.
Contohnya, “kenapa kamu susun kartunya begitu?”. Pertanyaan terbuka bagi anak balita bermanfaat untuk melatih kemampuan berpikir dan bercerita. Juga menumbuhkan kepercayaan diri karena merasa dihargai saat mengungkapkan pendapatnya.
3. Gunakan ekspresi dan intonasi yang kaya

Mungkin masih dianggap sepele oleh sebagian orangtua. Tapi yang mesti diketahui, anak kecil menangkap pesan lewat intonasi, ekspresi wajah, gerakan tubuh, bukan cuma kata-kata. Ini buat interaksi jadi menyenangkan, karena ngobrol bagi anak tak hanya komunikasi aja.
Misalnya, “ wah.., bagus banget gambar kamu!”. Mainkan wajah seperti mengangkat alis untuk menunjukan ekspresi heran saat bertanya. Maupun libatkan tubuh dan bergoyang bersama anak sewaktu bernyanyi.
4. Ajak anak bercerita dan dengarkan dengan penuh perhatian

Mengajak bercerita dan mendengarnya dengan penuh perhatian akan membentuk kedekatan emosional dan kecerdasan komunikasi pada balita. Meski terkadang apa yang mereka katakan terkesan ngawur dan gak nyambung.
Ini melatih kemampuan berpikir runtut pada anak, belajar mengolah perasaan, dan membangun harga diri. Anak pun merasa penting jika ceritanya didengarkan. Kamu bisa memulai dengan pertanyaan ringan, “tadi kamu main apa aja sama teman?” Dengarkan ceritanya sampai selesai (jangan menyela), kemudian respon dengan ekspresi dan suara.
5. Gunakan bahasa tubuh dan media visual

Anak balita belum bisa memahami kata-kata dengan baik, namun mereka sangat peka dengan gerakan, ekspresi, dan benda visual. Contoh gerakan tubuh untuk membantu anak memahami kata, saat bilang “ayo peluk”, buka tangan lebar. Atau saat bicara “marah” , buat ekspresi cemberut dan suara berat.
Menggunakan media visual juga bagus untuk mengasah imajinasi dan kreativitas. Kamu bisa tunjukkan gambar dan ajak anak bercerita. Sehingga interaksi bersama anak lebih bermakna dan menyenangkan.
Ingat, orangtua memiliki peran penting dalam perkembangan dan pertumbuhan anak. Berbicara dengan anak bukan sekadar basa-basi dengan mengajukan pertanyaan, tapi libatkan mereka dalam percakapan. Dengarkan saat bercerita, dan beri respons menggunakan mimik wajah dan gerakan tubuh yang sesuai.