10 Etika Bertamu Saat Lebaran, Masuk ke Rumah Orang dalam Keadaan Buta

Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat muslim di Indonesia untuk berkunjung ke rumah saudara, tetangga, maupun kerabat di Hari Lebaran untuk bersilaturahim dan meminta maaf atas segala kesalahan. Dengan harapan bisa menjalani hari-hari selanjutnya dengan hati yang lebih lapang dan suci.
Oleh karena itu, Lebaran menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu karena bisa mempertemukan dengan keluarga yang pada hari biasa sangat sulit untuk berkumpul bersama. Entah itu karena tempat tinggal yang berbeda daerah maupun merantau di pulau.
Selain dirindukan karena momen kebersamaannya, Lebaran yang identik dengan makanan yang enak-enak dan beraneka macam juga sangat dinantikan oleh orang-orang. Ketupat dan opor ayam yang khas, kue nastar, biskuit dalam kaleng, hingga minuman-minuman manis yang tersaji sungguh menggiurkan sekali. Hingga tanpa sadar membuat kalap dan lupa diri.
Supaya tak lupa diri dan membuat tuan rumah tak nyaman, harus ada etika yang perlu diperhatikan saat bertamu. Nah, dibawah ini adalah etika bertamu yang bisa kamu terapkan ketika Lebaran nanti.
1. Ucapkan salam sebagai pertanda kedatanganmu

Sebelum memasuki rumah orang yang ingin kamu kunjungi, ucapkanlah salam terlebih dahulu untuk memberikan tanda pada tuan rumah tentang kedatanganmu. Ini bisa memberikan kesempatan pada tuan rumah untuk bersiap menyambutmu.
Saat kamu masuk dengan salam, tuan rumah pasti akan bergegas mempersiapkan diri. Berbeda halnya jika kamu masuk begitu saja tanpa salam dan si tuan rumah semisal masih beristirahat atau tengah sibuk di belakang. Selain menciptakan rasa tak nyaman, hal ini juga mengganggu privasi yang ada.
2. Perhatikan waktu dan durasi saat berkunjung

Meskipun saat Lebaran pintu rumah memang terbuka untuk siapa pun, akan tetapi kita tetap harus mememiliki etika dalam bertamu. Perhatikanlah waktu saat akan berkunjung ke rumah orang lain. Hindari bertamu terlalu pagi, terlalu malam, sore mendekati magrib, dan pada jam-jam istirahat.
Lalu, jangan pula bertamu terlalu lama sebab kita tidak tahu si tuan rumah akan memiliki kesibukan apa dan barangkali mereka telah lelah dan ingin beristirahat. Maka dari itu, pilihlah waktu yang tepat dengan durasi yang wajar ketika kamu mengunjungi rumah orang lain.
3. Kenakan pakaian yang rapi dan sopan saat bertamu

Pemilihan pakaian yang dipakai ketika bertamu saat Lebaran juga perlu diperhatikan lho. Jangan sampai karena ingin menjadi pusat perhatian kamu malah mengenakan pakaian yang mencolok dan tidak sopan. Kenakan saja pakaian yang rapi dan sopan saat bertamu. Tidak perlu mencolok agar tampil berbeda sendiri.
Pakaian yang rapi dan sopan justru membuatmu tampak lebih elegan ketimbang pakaian yang mencolok. Lagi pula tujuan silaturahim ini adalah untuk bermaaf-maafan bukan menjadi pusat perhatian. Salah-salah, tampil mencolok justru akan menjadikanmu bahan gunjingan.
4. Jangan habiskan semua hidangan yang disajikan bukan untuk pribadi

Seolah sudah menjadi kewajiban bagi tuan rumah untuk menyediakan hidangan bagi para tamu yang berkunjung ke rumahnya. Entah itu dalam bentuk makanan berat seperti ketupat, opor, dan bakso, maupun kue kering yang beraneka macam.
Namun, karena makanan tersebut dihidangkan untuk tamu bukan berarti kita boleh seenaknya menghabiskan semua makanan yang ada. Hal ini berlaku untuk makanan yang tidak disajikan untuk pribadi, yaitu seperti kue kering dan aneka makanan ringan lainnya yang biasanya disajikan dalam toples.
Jika makanan itu berupa bakso dan makanan berat lain yang disajikan dalam piring, kita boleh-boleh saja menghabiskannya. Malah baik karena itu berarti kita menghargai si tuan rumah.
Kalau makanan di dalam toples itu tidak hanya disajikan untuk kita, tetapi juga untuk tamu-tamu lainnya. Walau tuan rumah berbasa-basi dan mengatakan tak apa jika kita menghabiskannya, lebih baik kita mengambil makanan secukupnya saja.
5. Jangan membawa pulang hidangan yang disajikan di meja

Saat Lebaran banyak trend yang muncul tentang orang-orang yang mengumpulkan jajanan dari rumah ke rumah. Bahkan, ada yang sampai memasukkan seluruh isi dalam toples ke dalam tas untuk dibawa pulang.
Sebenarnya hal ini sah-sah saja jika si tuan rumah mengizinkannya. Akan tetapi, kita tidak pernah tahu seberapa banyak tamu yang akan berkunjung dan seberapa banyak hidangan yang disiapkan.
Tujuan kita bertamu adalah untuk bermaaf-maafan. Jadi, jangan sampai kedatangan kita justru menjadi beban untuk si tuan rumah.
Jika memang menginginkan makanan tersebut, alangkah baiknya meminta izin pada tuan rumah dan bila diizinkan membawa pulang pun ambil saja sewajarnya. Jangan sampai membawa pulang semua isinya bahkan beserta toplesnya.
6. Pastikan untuk memakan hidangan yang ada walau hanya sedikit

Kita memang dianjurkan untuk tak menghabiskan hidangan dalan toples bahkan sampai membawanya pulang. Akan tetapi, bukan berarti kita tak boleh memakannya lho. Justru memakan hidangan yang disajikan adalah bentuk menghargai pemberian si tuan rumah.
Apabila kita bertamu, tetapi tidak menyentuh satu pun makanan yang ada. Ini justru akan memberikan pandangan yang buruk pada kita. Kesannya kita tidak menghargai si tuan rumah yang telah bersusah payah menyediakan makanan untuk kita.
7. Masuklah dalam keadaan buta dan keluarlah dalam keadaan bisu

Pernah mendengar perumpamaan tentang adab bertamu ke rumah orang, yaitu "Masuklah dalam keadaan buta dan keluarlah dalam keadaan tuli". Perumpamaan ini berarti ketika seseorang bertamu, maka hendaknya ia mengabaikan apa yang dilihat dan didengarnya selama berada di sana. Lalu, ketika pulang ia tidak menceritakan apa yang dilihat maupun didengarnya di rumah yang ia kunjungi.
Kenapa demikian? Karena apa yang terjadi di dalam rumah tersebut bukanlah urusan kita. Serta setiap rumah pasti memiliki privasinya masing-masing yang tak bisa sembarangan kita ceritakan pada orang lain.
8. Hindari terus-terusan bermain ponsel saat bertamu ke rumah orang lain

Sudah menjadi adab untuk menghargai tuan rumah saat bertamu. Bermain ponsel ketika sedang bertamu di rumah orang sama saja kita mengabaikan tuan rumah dan tidak menghargainya sama sekali.
Untuk itu, saat bertamu hendaknya kita lepas sejenak perhatian kita pada ponsel kesayangan. Kita hargai tuan rumah yang berkenan menyambut kedatangan kita dengan memusatkan perhatian padanya dan menanggapi obrolan yang telah dibangun.
9. Hindari pertanyaan atau pembahasan tentang topik yang sensitif

Lebaran biasanya identik dengan pertanyaan "Kapan menikah?", " Sudah ada calon belum?", "Sekarang kerja di mana?", "Gaji kamu berapa?". Tapi, tahukah kalian jika pertanyaan-pertanyaan di atas adalah topik paling sensitif yang tak seharusnya dibahas pada momen yang bahagia ini. Sebab, tidak semua orang menjalani hidup yang mudah.
Ada banyak alasan kenapa seseorang belum menikah, belum bekerja, dan lain sebagainya. Jadi, agar tidak menyinggung perasaan orang lain di momen bahagia tersebut jangan tanyakan pertanyaan yang sensitif itu, ya!
10. Jangan lupa untuk berpamitan saat akan pulang

Saat akan pulang jangan sampai kamu tidak berpamitan pada tuan rumah, apalagi langsung nyelonong pulang saat mereka tengah berada di belakang sebentar. Kamu datang disambut dengan baik, maka pulanglah pula dengan pamitan yang baik dan sopan. Ini bukan hanya untuk menghargai tuan rumah, tetapi juga meninggalkan kesan yang baik untuk mereka.
Momen Lebaran hanya datang satu kali dalam satu tahun. Pastikan kamu tidak merusak momen yang ada karena kurangnya pemahaman mengenai adab dalam bertamu. Untuk itu, sepuluh etika dalam bertamu di atas bisa kamu praktikkan saat Lebaran nantinya.