5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Bertamu di Lebaran, Hindari!

Hari Lebaran selalu menghadirkan suasana yang autentik dan khas dengan paduan aroma ketupat yang baru dikukus, tawa anak-anak yang berlarian, dan tangan-tangan yang saling bersalaman untuk meminta maaf atas setiap kesalahan.
Lebaran menjadi ajang yang tepat untuk kembali mengikat silaturahmi, bercengkrama dengan sanak saudara di lain pulau, serta menguatkan interaksi dengan pencipta. Tapi, dalam semarak keindahan itu, masih saja ada hal-hal kecil yang sering kali tak disadari tetapi berpotensi mengganggu suasana yang indah ini.
Entah karena terlalu bersemangat atau kurang peka, banyak orang masih melakukan kesalahan saat bertamu di Hari Lebaran. Kesalahan ini bisa membuat tuan rumah merasa kurang nyaman. Nah, agar kunjunganmu benar-benar menyenangkan bagi semua pihak, ada baiknya menghindari lima kesalahan berikut ini, ya!
1. Datang tanpa memperhatikan waktu

Nah, yang perlu kamu tahu, Lebaran juga menjadi momen yang sibuk bagi setiap keluarga. Ada yang harus menyiapkan hidangan untuk tamu, ada yang masih beristirahat setelah salat Ied, dan ada pula yang sedang bersiap untuk bertamu ke rumah tetangga lainnya. Mirisnya, beberapa orang datang bertamu tanpa mempertimbangkan waktu yang tepat, nih.
Tentunya, bertamu terlalu pagi bisa mengganggu tuan rumah yang masih sibuk beres-beres atau belum selesai makan bersama keluarga inti. Sebaliknya, datang terlalu malam juga bisa merepotkan, lho, terutama jika mereka sudah kelelahan setelah seharian menerima tamu.
Nah, idealnya, kunjungan bisa kamu lakukan di siang hingga sore hari. Di saat ini, suasananya sudah lebih santai dan tuan rumah lebih siap menyambut tamu. Tapi, sebelum datang, ada baiknya mengirim pesan atau menelepon terlebih dahulu untuk memastikan waktunya tepat, ya. Dengan begitu, kamu tak datang di saat yang kurang sesuai dan tetap bisa menikmati suasana dengan nyaman.
2. Terlalu lama bertamu hingga mengabaikan waktu orang lain

Bersilaturahmi di Hari Lebaran itu sangat menyenangkan. Namun, ada kalanya seseorang lupa bahwa mereka bukan satu-satunya tamu yang harus disambut oleh tuan rumah. Ketika bertamu terlalu lama bisa membuat pemilik rumah kelelahan, apalagi jika mereka masih harus menjamu tamu lain atau bersiap pergi ke rumah saudara mereka sendiri. Tentu merepotkan, lho!
Karena itu, sebagai tamu kamu harus bisa membaca situasi. Jika tuan rumah sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kewalahan atau terlihat sibuk dengan hal lain, sebaiknya segera berpamitan, ya. Tak perlu menunggu hingga mereka secara terang-terangan memberi isyarat agar kamu pulang. Tidak enak rasanya.
Nyatanya, kunjungan yang ideal adalah yang cukup untuk bertukar kabar, menikmati kue dengan santai, tetapi tetap memberi kesempatan bagi tuan rumah untuk beristirahat. Jika ingin berbincang lebih lama, ajaklah bertemu di lain waktu agar silaturahmi tetap terjaga tanpa merepotkan pihak lain.
3. Terlalu asik dengan ponsel saat bertamu

Sudah menjadi bahasan umum bahwa ponsel sekarang ini seakan seperti bagian dari diri sendiri. Namun, tetap harus ada batasan yang harus diperhatikan, terutama saat sedang bersilaturahmi di Hari Lebaran. Mirisnya, banyak orang yang masih asyik menunduk di depan layar meskipun sedang berada di rumah orang lain.
Kamu perlu tahu bahwa mengabaikan obrolan dan sibuk dengan ponsel bisa membuat tuan rumah merasa kurang dihargai, lho. Mereka sudah meluangkan waktu untuk menjamu tamu, tetapi tamunya justru sibuk dengan dunia virtualnya.
Jika memang perlu membalas pesan atau mengabadikan momen Lebaran, lakukan dengan sewajarnya saja, ya. Jangan sampai perhatianmu lebih banyak tercurah ke layar ponsel dibandingkan ke orang-orang di sekitarmu.
4. Mengomentari hal-hal yang tidak perlu

Saat bertemu saudara yang sudah lama tak bertemu, biasanya ada rasa ingin tahu tentang banyak hal, kan? Tapi, tak semua pertanyaan atau komentar itu perlu diungkapkan, apalagi jika bisa membuat orang lain merasa tak nyaman dengan pertanyaanmu itu.
Apalagi pertanyaan yang sensitif seperti "Kapan menikah?" atau "Kok belum punya anak?" bisa menjadi beban berat bagi orang yang ditanya. Begitu juga dengan komentar tentang perubahan fisik seseorang atau kondisi keuangan mereka.
Kalau kamu tidak ingin membuat suasana Lebaran terasa kurang menyenangkan, ada baiknya menghindari pertanyaan atau komentar yang sifatnya sensitif seperti ini. Tetap perhatikan sopan santun dan posisikan apa yang kamu ucapkan.
Sebagai gantinya, bicarakan hal-hal yang lebih ringan dan menyenangkan, seperti kenangan masa kecil, rencana liburan, atau sekadar membahas manisnya kue putri salju Lebaran yang tersaji di meja.
5. Lupa menjaga sopan santun ketika menyantap hidangan

Kita tahu bersama bahwa hidangan Lebaran selalu menjadi daya tarik tersendiri. Ketupat, opor ayam, rendang, hingga aneka kue kering tersaji di meja siap untuk dinikmati dan mengundang kenikmatan yang tiada tara. Namun, dalam antusiasme mencoba semuanya, ada beberapa hal yang sebaiknya perlu kamu perhatikan agar tak terkesan kurang sopan.
Contohnya, nih, mengambil makanan dalam jumlah berlebihan tanpa mempertimbangkan tamu lain, mengaduk-aduk isi mangkuk untuk mencari bagian terbaik, atau makan dengan suara yang terlalu keras. Ada pula yang tanpa sadar menghabiskan satu jenis makanan tertentu, sehingga tamu lain tak kebagian, lho!
Sebagai tamu, kamu harus menjaga etika saat menikmati hidangan. Ambillah makanan secukupnya, nikmati dengan tenang, dan pastikan tetap menjaga kebersihan meja tamu. Jika makanan yang kamu inginkan sudah habis, lebih baik menunggu atau bertanya dengan sopan kepada tuan rumah, daripada mengambilnya secara terburu-buru yang malah membuatmu terkesan tidak sopan.
Hari Lebaran adalah momen istimewa yang penuh kehangatan dan kebersamaan. Bertamu ke rumah keluarga atau sahabat seharusnya menjadi experience yang menyenangkan, baik bagi tamu maupun tuan rumah. Namun, tanpa disadari, ada beberapa kebiasaan yang bisa membuat suasana kurang nyaman.
Nah, dengan menghindari lima kesalahan di atas, kamu bisa memastikan bahwa esensi silaturahmi yang terjalin di Hari Lebaran tetap bermakna dan menyenangkan. Ingatlah bahwa bertamu bukan hanya soal datang dan menikmati hidangan, tetapi juga tentang menghargai waktu, ruang, dan perasaan orang lain.