Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Tips Melepaskan Kebiasaan Toksik Selama Bulan Ramadan, Fokus Ibadah!

ilustrasi bergosip (pexels.com/Cottonbro studio)

Dalam menjalani bulan Ramadan seperti ini, apakah mau mempertahankan kebiasaan toksik sedemikian rupa? Dalam rangka memeriahkan bulan yang istimewa ini, mengapa kita tidak belajar melepaskan sifat-sifat toksik? Apalagi sudah jelas sikap tersebut berpotensi membawa kerugian.

Berusaha melepaskan diri dari sifat-sifat toksik selama bulan Ramadan itu tidak susah. Bahkan ini bisa menjadi ajang latihan untuk tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dalam jangka panjang. Kira-kira, bagaimana caranya?

1. Mengambil langkah untuk introspeksi diri

ilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/RODNAE Productions)

Manusia tanpa sadar sering terkontaminasi sifat-sifat toksik. Contohnya saja berbuat licik hanya untuk meraih keberhasilan sesaat. Atau saat terang-terangan menyebarkan aib dan keburukan orang lain. Rangkaian sifat toksik ini bisa membawa kerugian bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

Sudah tentu kita harus memiliki niatan memperbaiki diri. Terutama dalam menjalani bulan Ramadan yang mulia sebagaimana sekarang ini. Lantas, apa yang harus dilakukan untuk membebaskan diri dari sifat toksik selama bulan Ramadan?

Mari sejenak mengambil langkah untuk introspeksi diri. Renungkan dengan bijak mengenai sikap toksik dan kerugian yang akan dihadapi. Kemudian sesuaikan kembali dengan aturan-aturan dalam agama. Melalui cara ini, kamu akan sadar jika sikap toksik tidak seharusnya dipertahankan.

2. Fokus pada aktivitas dan kegiatan positif

ilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Pada faktanya masih banyak orang yang belum benar-benar memahami esensi dari bulan Ramadan. Dilihat dari luar memang ia sedang menahan diri dari makan dan minum dalam waktu lama. Tapi tidak dengan sikap dan perbuatan buruk yang masih mendominasi diri.

Contohnya adalah sikap bergosip membicarakan keburukan orang lain. Di sinilah giat melepaskan kebiasaan toksik selama bulan Ramadan. Kamu bisa berfokus pada aktivitas serta kegiatan positif.

Tidak ada salahnya ikut serta menyibukkan diri dalam kegiatan sosial yang diadakan lingkungan sekitar. Atau kamu fokus mengikuti kegiatan keagamaan untuk memperdalam pemahaman agama. Rangkaian aktivitas positif bisa membebaskan diri dari kebiasaan toksik yang mendominasi.

3. Menyibukkan diri dengan beribadah

ilustrasi tadarus (pexels.com/RDNE Stock Project)

Menjalani bulan Ramadan bukan hanya menahan diri dari makan dan minum di siang hari. Tapi juga banyak aspek-aspek penting yang harus diperhatikan. Tidak terkecuali dari cara bersikap dan bertingkah laku.

Tentu kita harus mampu menjaga keduanya agar tetap sesuai dengan aturan-aturan dalam agama. Termasuk berusaha membebaskan diri dari sikap toksik. Hal ini tidak susah dilakukan asal kamu mengetahui cara yang tepat.

Salah satu kegiatan yang bisa dipilih yakni kamu menyibukkan diri dengan beribadah. Contohnya seperti tadarus Al Qur'an. Menghabiskan waktu untuk beribadah, kamu tidak lagi memiliki kesempatan untuk melakukan kegiatan yang tidak semestinya.

Kebiasaan toksik tentu sudah tidak asing lagi. Sikap saling menjatuhkan hanya untuk meraih popularitas, maupun bergosip menyebarkan aib dan keburukan sudah dianggap wajar. Tapi di bulan yang mulia ini, apakah sikap tersebut harus tetap dipertahankan?

Sudah tentu ini menjadi hal yang harus direnungkan. Sebagai upaya kita dalam memuliakan bulan Ramadan, mari ikuti upacara di atas. Membebaskan diri dari serangkaian perilaku toksik justru membuat kamu tenang dan bahagia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us