Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Alasan Seseorang Merasa Gengsi Berkolaborasi, Terlalu Perfeksionis?

ilustrasi kritik destruktif (pexels.com/Cottonbro studio)
ilustrasi kritik destruktif (pexels.com/Cottonbro studio)

Manusia tidak selamanya bisa mencapai tujuan sendirian. Sisi keterbatasan mengharuskan kita mau bekerja sama dengan orang lain. Dengan strategi kolaborasi yang tepat, tujuan besar lebih mudah tercapai. Namun disisi lain, beberapa orang justru masalah gengsi berkolaborasi. Mereka memilih meraih tujuan dengan cara apatis dan individualis.

Beberapa hal menjadi alasan mengapa seseorang merasa gengsi berkolaborasi. Entah tidak ingin dicap sebagai manusia yang tidak bisa mandiri. Atau terlalu percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki. Setidaknya, terdapat alasan mengapa seseorang merasa gengsi berkolaborasi. Apakah alasan tersebut juga ada pada dirimu?

1. Sikap perfeksionis yang tinggi

ilustrasi sosok optimis (pexels.com/Gustavo Fring)

Sifat perfeksionis seperti dua sisi koin yang saling berlawanan. Jika dikelola dengan bijaksana, standar kesempurnaan mendorong kita meraih pencapaian terbaik. Sebaliknya, sikap perfeksionis yang terlalu tinggi justru merugikan diri sendiri. Tidak terkecuali mengenai kemampuan bekerja sama dalam meraih tujuan.

Akibat sikap perfeksionis yang terlalu tinggi, seseorang jadi merasa gengsi berkolaborasi. Mereka tidak percaya dengan kemampuan yang ada pada diri orang lain. Bahkan cenderung menganggap orang-orang sekitar memiliki kemampuan di bawahnya. Orang-orang tersebut merasa berkolaborasi akan mengarahkan pada hasil akhir yang kurang optimal.

2. Ingin mengandalkan kemampuan sendiri

ilustrasi sosok optimis (pexels.com/Sora Shimazaki)

Boleh saja kita berusaha tumbuh menjadi sosok manusia mandiri. Tapi bukan berarti bersikap egois dan tidak mau menghargai kerjasama. Bagaimanapun juga, manusia adalah makhluk hidup yang penuh keterbatasan. Tidak semua hal bisa kita selesaikan secara menyeluruh. Apalagi menyangkut tujuan dalam skala besar dan butuh proses lama.

Lantas, mengapa seseorang bisa gengsi dalam berkolaborasi? Mereka ini cenderung ingin mengandalkan kemampuan sendiri. Bagi orang-orang tersebut, memilih berkolaborasi berarti menunjukkan sikap ketergantungan. Ia tidak ingin dipandang sebagai sosok manusia rapuh yang tidak bisa berdiri sendiri.

3. Adanya perasaan inferior

ilustrasi merasa minder (pexels.com/Mikhail Nilov)

Dengan berkolaborasi, tujuan bisa lebih mudah tercapai. Apalagi menyangkut pencapaian dalam skala besar dan membutuhkan perencanaan matang. Namun yang perlu dipertanyakan, apakah semua orang mau berkolaborasi untuk meraih tujuan? Atau malah mereka memutuskan berjalan secara individu? Fenomena demikian ini tentu menjadi perhatian menarik.

Mengapa seseorang justru merasa gengsi dalam berkolaborasi? Ada beberapa alasan di baliknya. Bisa saja mereka tipe orang yang dikendalikan oleh perasaan inferior. Ia merasa malu dengan kemampuan yang dimiliki. Bahkan takut jika sisi kekurangan tersebut akan diketahui oleh orang lain ketika bekerja sama.

4. Memiliki rasa percaya diri berlebihan

ilustrasi sosok percaya diri (unsplash.com/Amy Hirschi)
ilustrasi sosok percaya diri (unsplash.com/Amy Hirschi)

Memiliki rasa percaya diri sebenarnya menjadi poin positif. Karena ini bisa menumbuhkan sikap optimis dalam meraih tujuan. Dalam berusaha, seseorang tidak pernah ragu-ragu. Namun selalu merasa yakin bahwa dirinya pasti bisa meraih keberhasilan. Tapi apa jadinya jika seseorang justru merasa gengsi berkolaborasi?

Keputusan demikian turut dipengaruhi beberapa alasan. Memiliki rasa percaya diri berlebihan adalah salah satunya. Seseorang dengan pemahaman tersebut tidak mau melibatkan orang lain. Baginya, hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri sudah lebih dari cukup untuk meraih tujuan dalam skala besar. Meskipun dalam prosesnya harus mengalami fase jatuh bangun berulang kali.

Pastinya kamu pernah melihat seseorang yang memiliki tujuan dalam skala besar. Tapi anehnya, mereka justru merasa gengsi berkolaborasi. Keputusan orang-orang tersebut turut dipengaruhi oleh beberapa alasan. Bukan hanya keinginan mengandalkan kemampuan sendiri. Namun, bisa jadi sudah dipengaruhi oleh sikap perfeksionis dan perasaan inferior.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us