Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Kerugian Orang yang Rela Menjual Kesedihan Demi Followers

ilustrasi menangis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saat ini banyak sekali orang yang rela melakukan segala cara untuk mendapatkan pengikut di sosial media. Baik membeli followers, membuat konten kreatif, atau bahkan menjual kesedihan. Jelas ini sering terlihat di media sosial. 

Menjual kesedihan demi mendapatkan pengikut di media sosial mungkin terlihat menguntungkan dalam jangka pendek, tetapi bisa membawa kerugian yang signifikan. Berikut adalah empat kerugian utama dari perilaku ini.

1. Dampak negatif pada kesehatan mental

ilustrasi wanita stres (pexels.com/MART PRODUCTION)

Padahal konten yang berunsur menjual kesedihan dapat menimbulkan hal buruk seperti stres dan kecemasan. Membagikan kesedihan secara terus-menerus bisa meningkatkan tingkat stres dan kecemasan. Menghidupkan kembali pengalaman negatif untuk konten dapat memperburuk kondisi emosional dan mental.

Selain itu juga seseorang akan mudah mengalami depresi. fokus yang berlebihan pada kesedihan dan respon negatif dari orang lain bisa memperburuk gejala depresi, terutama jika seseorang sudah rentan terhadap kondisi ini.

2. Kehilangan privasi dan keamanan

ilustrasi komentar netizen (pexels.com/cottonbro studio)

Tanpa sadar orang yang suka bikin konten kesedihan hanya untuk pamor sama saja mereka sedang eksploitasi diri. Membagikan aspek pribadi dan menyakitkan dari kehidupan bisa mengakibatkan hilangnya privasi. Informasi pribadi yang sensitif bisa disalahgunakan oleh orang-orang dengan niat buruk.

Hal ini juga membuat seseorang diserbu penilaian dan kritik. Membuka diri terhadap audiens yang besar dapat mengundang kritik, komentar negatif, dan penilaian yang bisa memperparah kesedihan dan rasa tidak aman.

3. Hubungan yang rusak

Ilustrasi wanita diam (pexels.com/wendel moretti)

Menciptakan ketegangan dalam hubungan pribadi. Membagikan kesedihan secara publik bisa merusak hubungan dengan keluarga dan teman yang mungkin merasa tidak nyaman atau tersinggung dengan eksposur masalah pribadi.

Buruknya lagi hal ini bisa membuat seseorang terisolasi secara sosial. Ketergantungan pada validasi dari pengikut di media sosial bisa mengurangi interaksi dan hubungan yang sehat di kehidupan nyata, menyebabkan isolasi sosial.

4. Keaslian dan reputasi yang dipertanyakan

ilustrasi media sosial (pexels.com/Plann)

Semakin lama autentisitas akan semakin hilang. Terlalu banyak membagikan kesedihan demi pengikut bisa membuat orang meragukan keaslian dan niat sebenarnya. Mereka mungkin menganggap konten tersebut sebagai manipulatif atau tidak tulus.

Sayangnya hal ini berdampak pada reputasi seseorang jadi negatif. Terus-menerus menjual kesedihan dapat membangun reputasi negatif sebagai seseorang yang mencari simpati dan perhatian secara berlebihan, yang bisa mengurangi rasa hormat dan kepercayaan dari pengikut dan komunitas.

Secara keseluruhan, meskipun mendapatkan pengikut mungkin terlihat menarik, menjual kesedihan demi popularitas bisa membawa dampak negatif yang signifikan pada kesehatan mental, hubungan pribadi, privasi, dan reputasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Maftukhatul Azizah
EditorMaftukhatul Azizah
Follow Us