4 Tren Kepemimpinan di Tahun 2025, Mengarah ke Mana?

- Pemanfaatan artificial intelligence (AI) harus diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia agar tidak menurunkan kualitas organisasi.
- Para pemimpin harus memahami generasi Z dan milenial sebagai roda penggerak aktivitas dunia, serta menemukan cara baru untuk organisasi.
- Tren kepemimpinan 2025 berfokus pada isu lingkungan, keberlanjutan, kesejahteraan anggota, kemampuan bertahan di situasi sulit, dan menjaga masa depan umat manusia.
Menjadi pemimpin memang bukan hal mudah. Pemimpin harus peka terhadap kondisi zaman agar keputusan yang diambil tepat dan memberikan manfaat maksimal bagi organisasi. Tahun 2025 diperkirakan masih akan memberikan banyak tantangan bagi para pemimpin, baik di dunai bisnis maupun institusi.
Kira-kira bagaimana tren kepemimpinan di tahun 2025 ini, ya? Permasalahan apa saja yang akan menjadi fokus bagi para pemimpin? Yuk, simak pembahasan IDN Times berikut!
1. Pemanfaatan AI

Pemanfaatan artificial intelligence alias AI masih akan menjadi highlight di tahun 2025. Tak dapat dipungkiri, AI memang memberikan beberapa kemudahan dalam menjalankan organisasi.
Namun di tahun 2025, para pemimpin mulai menyadari bahwa pemanfaatan AI yang berlebihan justru akan berakibat buruk bagi organisasi. Terlalu banyak memanfaatkan AI berpotensi membuat manusia menjadi malas belajar. Alhasil, kualitas sumber daya manusia bisa menurun yang berakibat pada penurunan kualitas organisasi.
Tim Duggan, penulis buku Work Backwards mengungkapkan dalam Forbes, “Kita semua tahu bahwa AI akan mengambil beberapa tugas yang berulang dan proses pengambilan keputusan dari kita. Aku percaya bahwa tahun depan akan membawa pergeseran kecil, tetapi nyata, dalam pengakuan bahwa teknologi tidak akan bekerja dengan baik tanpa manusia yang membimbingnya dengan cara yang benar”.
Tim Duggan berpendapat, bahwa penggunaan AI harus diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan begitu, keduanya akan berjalan beriringan dan saling menguatkan.
2. Berkolaborasi dengan gen Z

Tahun 2025 nanti, gen Z akan mengambil peran penting dalam berbagai aktivitas dunia. Oleh sebab itu, pemimpin harus memahami generasi ini dengan lebih baik.
Irina Novoselsky, CEO Hootsuite, sebuah platform manajemen media sosial mengungkapkan seperti dikutip Raconteur, "Lebih dari 70 persen dari semua pembeli bisnis kini adalah generasi Z atau milenial. Generasi ini tumbuh dengan ponsel di saku mereka, tetapi mereka tidak ingin menggunakannya untuk berbicara. Generasi Z juga lebih suka menggunakan saluran baru, seperti media sosial, untuk melakukan riset sendiri sebelum melakukan pembelian".
Dengan gen Z dan milenial sebagai roda penggerak aktivitas di dunia, termasuk perekonomian, para pemimpin harus menemukan cara-cara baru untuk organisasinya. Hal ini jelas agar bisa bertahan di tahun ini dan tahun-tahun ke depan.
3. Sustainability

Isu lingkungan hidup dan usaha untuk melestarikannya demi generasi mendatang, menimbulkan tren sustainability atau keberlanjutan. Dilansir UCLA Sustainability, keberlanjutan merupakan konsep integrasi kesehatan lingkungan, keadilan sosial, dan vitalitas ekonomi untuk menciptakan masyarakat yang berkembang, sehat, beragam, dan tangguh bagi generasi ini dan generasi mendatang.
Maureen Metcalf, CEO Innovative Leadership Institute dan Anggota Dewan Forbes mengungkapkan seperti dikutip Forbes, "Dampak degradasi ekologi, termasuk polusi, kerusakan habitat, dan perubahan iklim, akan menjadi perhatian penting bagi beberapa organisasi di berbagai industri".
Sebagai pemimpin, hendaknya kamu juga menahami isu ini dan mengintegrasikannya dalam keputusan organisasi di tahun 2025. Selain turut serta menjaga ketahanan hidup bagi generasi masa depan, organisasi yang mengusung konsep sustainability juga akan mendapatkan nilai tambah di mata masyarakat.
4. Mencegah burnout

Kondisi perekonomian dunia yang penuh tantangan, PHK masal, serta perkembangan teknologi yang cepat, membuat orang-orang merasa mudah lelah. Oleh sebab itu, salah satu fokus perhatian pemimpin di tahun 2025 adalah memberikan lingkungan yang mendukung bagi anggotanya.
Dan Howell, direktur pelaksana UK&I di Kimberly-Clark mengungkapkan seperti dikutip Raconteur, "Untuk mendapatkan hasil terbaik dari mereka, para eksekutif mungkin perlu mempertimbangkan pendekatan yang tidak lazim. Yang sedang kita bicarakan sekarang adalah bagaimana cara bekerja pada tingkat usaha di bawah kapasitas maksimal kita. Jika kamu selalu beroperasi di batas kemampuanmu, kamu akan kehilangan kreativitas".
Dan Howell menambahkan, karena tidak ada tanda-tanda situasi yang membaik di tahun 2025, pemimpin hendaknya menemukan cara-cara kreatif untuk mencegah anggotanya mengalami burnout. Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi beban kerja dan memberikan waktu lebih untuk inovasi.
Tren kepemimpinan 2025 berfokus pada kesejahteraan anggota, kemampuan bertahan di situasi sulit, serta ikut andil dalam usaha menjaga masa depan umat manusia lewat keberlanjutan. Banyak tantangan yang harus dihadapi para pemimpin. Namun jika berhasil melewatinya, maka organisasi bisa naik ke tingkat yang lebih baik. Semangat, ya!