Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Akibat Berusaha Membeli Kebahagiaan, Malah Jadi Stres!

ilustrasi ingin membeli kebahagiaan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Uang memang salah satu sumber kebahagiaan. Hidup dengan kondisi ekonomi minim membuat bahagia terasa sulit. Banyak kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi dan sikap orang lain kadang semena-mena.

Namun bila kamu punya cukup banyak uang dan berpikir mampu membeli kebahagiaan, ini juga kurang tepat. Bukannya memperoleh kebahagiaan yang diidamkan, kamu bakal lebih sedih setelahnya. Berikut lima akibat ketika kamu membelanjakan uang demi membahagiakan diri.

1. Malah bertemu orang-orang yang cuma memanfaatkan

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Gustavo Fring)

Caramu mengeluarkan uang demi bahagia menarik perhatian orang. Ada beberapa orang bijak yang berusaha mengingatkanmu supaya tidak berlebihan dalam berbelanja. Mereka memberitahumu cara-cara lain yang lebih sederhana untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.

Akan tetapi, ada juga sejumlah orang yang justru berbuat sebaliknya. Mereka punya kepentingan pribadi dengan mendekati serta mendorongmu buat mengeluarkan uang lebih banyak lagi. Di setiap pengeluaranmu itu, mereka juga kecipratan enaknya.

2. Lemari bahkan rumah cepat penuh oleh barang

ilustrasi menawarkan teko (pexels.com/Sam Lion)

Membeli kebahagiaan dapat dilakukan dengan beragam cara. Kamu bisa terlalu sering berlibur tanpa perencanaan. Dapat pula dirimu bersikap kelewat royal pada orang lain karena mengharapkan loyalitas mereka. Namun, yang paling sering dilakukan orang saking gampangnya ialah belanja secara berlebihan.

Apa saja dibeli tanpa mempertimbangkan kegunaannya. Pikirmu, toh, uangnya ada. Akibatnya, hunianmu mudah sekali sesak oleh berbagai belanjaan. Padahal, menyempitnya ruangan di rumah juga menimbulkan rasa kurang bahagia dan hilangnya keleluasaan.

3. Senang di awal, sedih di akhir akibat masalah keuangan

ilustrasi kehabisan uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kamu ingin setiap hari bahkan setiap detik yang dilalui penuh dengan kebahagiaan. Bila caramu mencari kebahagiaan ialah dengan menggunakan uangmu, hati-hati. Masalah keuangan yang serius boleh jadi tengah mendekatimu.

Setiap habis belanja, berpesta, atau piknik kamu memang bahagia. Akan tetapi, kebahagiaan ini ternyata cuma sebentar. Begitu kamu berhadapan dengan banyaknya tagihan yang harus dilunasi atau tabunganmu kian tipis, kebahagiaan tak lagi bersisa. Sedih dan stres justru menggantikannya.

4. Kesenangan yang diperoleh gak sebanding dengan uang yang dibelanjakan

ilustrasi belanja banyak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Awal dirimu mencoba membeli kebahagiaan, mengeluarkan sedikit uang seperti berhasil mendatangkan sebukit rasa senang. Namun, lambat laun pertukarannya menjadi makin tak menguntungkanmu. 

Kamu ingin terus memperbesar belanjamu, tetapi kebahagiaan yang diperoleh justru menyusut. Ini seperti orang berjudi yang memasang taruhan kian besar karena berharap kali ini akan menang. Sesuatu yang tidak bakal terjadi dan berujung bangkrut.

5. Uang sebanyak apa pun selalu terasa kurang

ilustrasi banyak uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Coba cek kehidupanmu. Lihat lagi berapa pendapatanmu, rata-rata penghasilan orang di daerahmu, dan tingkat kebahagiaanmu. Kalau pemasukanmu sebenarnya lebih besar daripada kebanyakan orang dan kamu berusaha membeli kebahagiaan tetapi tetap gak happy, ini peringatan keras!

Satu-satunya kesimpulan adalah kebahagiaan yang diinginkan memang tidak bisa dibeli dengan uang. Kamu harus segera menghentikan upayamu membeli kebahagiaan. Ingat bahwa kemampuanmu menghasilkan uang ada batasnya. Terus merasa kekurangan uang serta kebahagiaan membuat hidupmu sangat mengenaskan.

Kebahagiaan yang bisa dibeli hanyalah sebatas kebutuhan pokok dan sedikit keinginan. Makin banyak syaratmu untuk bahagia dan semua itu menuntut biaya tinggi cuma bikin kamu tambah menderita dan stres. Awali kebahagiaanmu dengan perasaan cukup serta pemahaman akan tujuan hidup yang dicari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us