Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Akibat Menganut Gaya Hidup yang Tidak Sesuai Kemampuan, Pusing!

ilustrasi seseorang yang gemar berbelanja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bicara tentang gaya hidup, rasanya tidak akan pernah ada habisnya. Setiap orang tentu menginginkan hidupnya mudah, serba berkecukupan, dan selalu nyaman. Namun, realitas yang dihadapi ternyata tidak demikian.

Gaya hidup seperti apa yang hendak dianut sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan. Tujuannya jelas, supaya kamu tidak kelabakan untuk memenuhinya. Memang, kalau menjalankan aturan ini, mungkin kenyataannya kamu hanya akan hidup sederhana.

Namun, hidup yang demikian ternyata lebih baik daripada memaksakan diri untuk bermewah-mewahan. Berikut berbagai akibat buruk menerapkan gaya hidup tidak sesuai kemampuan.

1.Penghasilan habis untuk memenuhi gengsi

ilustrasi kehabisan uang (pexels.com/Nicola Barts)

Sebagai manusia biasa, wajar bila terkadang terbesit rasa gengsi dalam diri. Hal ini juga bukan sesuatu yang salah. Dengan adanya rasa gengsi yang cukup, seseorang malah akan terlihat lebih berwibawa.

Namun, akan terjadi kekacauan ketika demi gengsi lalu berusaha mati-matian menganut gaya hidup yang berlebihan. Padahal, sebenarnya penghasilan yang dimiliki belum mampu menjawab tantangan tersebut.

Bisa jadi, gaji yang diterima hanya “numpang lewat” karena digunakan untuk memenuhi keinginan belaka. Akibatnya, kamu jadi selalu merasa kekurangan dan menderita sepanjang waktu.

2.Sulit untuk memiliki tabungan

ilustrasi seseorang yang kekurangan uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Salah satu konsekuensi menerapkan gaya hidup mewah adalah perlu menyiapkan dana yang cukup besar. Sayangnya, bagi mereka yang belum mampu dan hanya bermodalkan nekat, jarang sekali berpikir panjang tentang masa depan.

Mereka hanya peduli bagaimana caranya agar bisa tampak hebat di mata orang lain. Akibatnya, uang yang seharusnya bisa disisihkan untuk ditabung malah digunakan untuk sesuatu yang kurang signifikan.

3.Berpotensi punya banyak utang

ilustrasi memeriksa dokumen (pexels.com/Mikhail Nilov)

Ada banyak tuntutan dalam menerapkan gaya hidup mewah. Semua itu bertujuan agar kamu bisa terlihat menawan, elegan, dan tentunya hebat.

Hanya saja, segala tuntutan tersebut tentu berat untuk dipenuhi bila penghasilan yang dimiliki sebenarnya belum cukup untuk mencapai level tersebut. Akibatnya, kamu jadi tergoda untuk sering meminjam uang. Ketika utang sudah menumpuk, baru terasa bahwa kamu sedang berada dalam masalah besar.

4.Kebingungan kalau ada kebutuhan mendadak

ilustrasi lelah bekerja (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Karena terlalu fokus untuk mementingkan gaya hidup, terkadang seseorang jadi tidak bisa mengelola keuangan dengan bijaksana. Begitu dapat gaji, yang ada di pikiran adalah membeli barang-barang mahal agar bisa dipamerkan.

Uang tersebut tidak sempat dibagi-bagi untuk berbagai kebutuhan, termasuk dana darurat. Akibatnya, kamu jadi kebingungan kalau ada kebutuhan mendadak. Kacau, kan?

5.Hidup tidak tenang

ilustrasi seseorang yang sedang bingung (pexels.com/RODNAE Productions)

Apa pun itu, termasuk gaya hidup, bila tidak sesuai dengan kemampuan pasti akan sulit untuk dipenuhi. Waktu yang dimiliki hanya digunakan untuk mengejar sesuatu dengan susah payah, bahkan sampai berhutang agar bisa memenuhi keinginan.

Perilaku yang demikian akan berdampak buruk pada kehidupan karena membuatmu jadi tidak tenang. Kalau sudah begini, biasanya yang muncul hanyalah penyesalan karena harus menanggung konsekuensi yang tidak mudah.

Menganut gaya hidup apa pun merupakan sebuah pilihan sekaligus tanggung jawab pribadi masing-masing. Namun, alangkah bijaksana bila sadar dan mengukur kemampuan diri sebelum memilih untuk bermewah-mewahan. Jangan sampai terlalu memaksakan kehendak yang pada akhirnya hanya akan membawa banyak kerugian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ratna Kurnia Ramadhani
EditorRatna Kurnia Ramadhani
Follow Us