Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Jangan Beri Cap Anak Durhaka pada Orang Lain

ilustrasi pria bersedih (pexels.com/Timur Weber)

Cap anak durhaka adalah perkara besar bagi yang mendapatkannya. Walaupun buat kita enteng saja ketika memberikan cap tersebut, akibat yang ditimbulkan dan ditanggung oleh orang lain bakal luar biasa. 

Sayangnya, cap anak durhaka kadang terlalu mudah terlontar dalam berbagai percakapan dengan orang lain maupun komentar-komentar di media sosial. Bila kita pun kerap melakukannya, kelima hal berikut ini benar-benar penting untuk disadari. Yuk, kita hentikan kebiasaan buruk ini.

1. Kita tidak tahu persisnya hubungan seseorang dengan orangtuanya

ilustrasi perempuan bersedih (pexels.com/Mikhail Nilov)

Apa, sih, yang sungguh-sungguh kita ketahui soal hubungan orang lain dengan orangtua masing-masing? Jika kita mau menyadari, sebenarnya yang kita tahu dari hubungan mereka hanyalah sedikit sekali. Kita seperti orang yang mengintip kegiatan para penghuni sebuah rumah melalui lubang kunci pintu depan.

Masih ada begitu banyak hal yang tidak kita mengerti tentang hubungan mereka. Dua orang dapat saja bertengkar sesekali, tetapi akur untuk banyak waktu. Kita tidak boleh mengambil kesimpulan terlalu cepat apalagi melabeli seseorang sebagai anak durhaka.

2. Sikap anak sering kali juga dipicu oleh sikap orangtua

ilustrasi pertengkaran (pexels.com/RODNAE Productions)

Tidak ada asap kalau tak ada api. Hampir semua sikap anak terbentuk oleh sikap orangtua sebagai orang terdekatnya. Dan dalam situasi begini, kita tidak dapat menyodorinya nasihat-nasihat basi, seperti ia harus terus bersabar dan lebih dewasa.

Contohnya, kita memberikan cap anak durhaka pada teman yang tidak betah tinggal di rumahnya sendiri. Bahkan ia diminta pulang oleh orangtuanya pun menolak. Pertanyaannya, bagaimana dia akan betah di sana kalau kedua orangtuanya terus bertengkar sampai mengeluarkan kata-kata kotor? 

3. Jangan-jangan, kita cuma terlalu percaya diri telah menjadi anak yang berbakti

ilustrasi pria bersedih (pexels.com/Aviz)

Bangga karena merasa sudah menjadi anak yang berbakti pada orangtua adalah hak kita. Akan tetapi, sungguh tidak adil jika kita menggunakannya sebagai senjata untuk menghakimi orang lain.

Daripada senang memberi cap anak durhaka pada teman atau siapa pun, sebaiknya kita terus berintrospeksi. Bisa jadi kita juga belum melakukan hal-hal yang benar-benar penting untuk kedua orangtua. 

4. Kalaupun kita anak berbakti, tetap tidak berhak mengukur bakti anak lain

ilustrasi perempuan bersedih (pexels.com/RODNAE Productions)

Alasannya, bentuk bakti orang pada orangtua masing-masing tidaklah sama. Kita mungkin merasa berbakti karena kerap mengunjungi rumah orangtua sekalipun kita tinggal di luar kota. Namun, ini bukan berarti teman yang jarang sekali pulang dan menengok orangtua sebagai durhaka.

Barangkali dia sampai menahan rindu sedemikian rupa di tanah rantau hanya demi menjadi tulang punggung keluarga. Setiap rupiah disisihkannya dengan cermat guna membantu biaya pengobatan orangtua yang mahal, membayar tumpukan utangnya, dan sebagainya.

5. Dicap sebagai anak durhaka sangatlah membebani psikis

ilustrasi kesedihan (pexels.com/ArtHouse Studio)

Ketika kita sudah tak ingat lagi pernah menyebut seseorang sebagai anak durhaka, tidak begitu baginya. Cap itu akan terus menghantuinya, menyakiti hatinya, dan membuatnya tertekan.

Walaupun dia tahu hal-hal baik yang sudah diberikannya pada orangtua, ia bakal tetap cemas jangan-jangan itu masih kurang. Untuk seseorang yang sejatinya tak lebih dari korban keluarga broken home, cap 'anak durhaka' hanya membuatnya merasa makin dibenci oleh semua orang, tidak disayangi dan tidak diinginkan.

Sesungguhnya, gemar memberi cap anak durhaka pada orang lain adalah perilaku yang amat toxic. Ini bahkan termasuk dalam perundungan, yang tentunya berakibat sangat buruk buat korbannya. Mari hentikan kebiasaan ini dengan menyadari bahwa kita pun pasti tidak sempurna sebagai anak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us