Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kamu Masih Suka Jajanan Anak, Cari Kenangan atau Murahnya?

ilustrasi menikmati minuman (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi menikmati minuman (pexels.com/cottonbro studio)

Jajanan anak tentu bisa dinikmati juga oleh orang dewasa. Istilah tersebut hanya mengacu pada jenis jajanan yang biasanya disukai anak-anak. Sehingga penjualannya pun kerap di sekitar tempat yang didatangi banyak anak, seperti sekolah dan taman bermain.

Jajanan yang digemari anak umumnya memiliki rasa manis atau gurih. Warna makanan dan minuman juga kerap mencolok seperti merah, hijau, atau kuning terang. Contohnya, rambut nenek, sosis bakar, cilok, dan pentol. Meski aneka jajanan tersebut dapat dikonsumsi oleh orang dewasa, seiring usia sebagian dari mereka tidak lagi menikmatinya.

Mereka tak tertarik buat membelinya bahkan menolak ketika anak atau keponakan bermaksud membagikan jajanannya. Lalu, kenapa kamu masih menggemarinya? Apakah ini artinya dirimu kekanak-kanakan? Tenang, urusan selera lintas usia kok. Mungkin dirimu masih kerap membelinya karena lima alasan ini.

1. Nostalgia rasa

ilustrasi pedagang jajanan (pexels.com/Israel Torres)
ilustrasi pedagang jajanan (pexels.com/Israel Torres)

Bertahun-tahun telah berlalu dari masa kecilmu. Untukmu menemukan kembali beberapa jenis jajanan semasa SD mungkin bukan hal mudah. Namun, ingatan akan rasanya yang enak membuatmu terus memburunya. Saat dirimu berhasil menemukan dan menikmatinya, rasanya seperti kembali ke masa lampau.

Ya, manusia tidak bisa terlepas sepenuhnya dari kenangan. Banyak hal yang pernah dialami atau dirasakan bakal membekas di ingatan dan sesekali bikin kangen. Tentu ini hanya berlaku jika ingatanmu tentang sesuatu positif. Seperti rasa jajanan semasa kecil yang menurutmu enak-enak.

Rasa jajanan anak juga biasanya gak banyak berubah. Terutama makanan tradisional yang pedagangnya itu-itu saja. Misalnya, terang bulan jadul, es lilin, dan rambut nenek. Dari dulu sampai sekarang rasanya cenderung sama. Apalagi kalau kamu membelinya dari pedagang yang sejak dirimu masih kecil sudah berjualan. 

2. Harganya murah meriah

ilustrasi membeli jajanan (pexels.com/beyzahzah)
ilustrasi membeli jajanan (pexels.com/beyzahzah)

Lantaran target pasarnya anak-anak, tentu harga jajanan juga disesuaikan dengan uang saku mereka. Apalagi jajanan yang dijual di sekitar sekolah. Harganya lain dengan jajanan yang dijual di sekitar tempat wisata. Kalau kamu pergi ke kafe bisa habis puluhan bahkan ratusan ribu hanya untuk makan dan minum satu orang.

Namun dengan nominal uang yang sama, dirimu dapat memborong berbagai jajanan anak. Bahkan kamu membawa uang Rp10 ribu pun bisa memperoleh beberapa jenis jajanan. Untukmu yang lagi mode hemat, mengganti jajananmu yang mahal ke jajanan anak yang lebih terjangkau dapat dicoba.

Jika pun dirimu gak harus mengencangkan ikat pinggang, rasanya tetap menyenangkan mampu membawa pulang sejumlah uang kembalian. Dengan bujet jajan separuh dari biasanya, kamu malah bisa sekalian mentraktir anak tetangga. Uang Rp50 ribu, misalnya, kalau dibelikan telur gulung seharga Rp2 ribu berarti dapat 25 tusuk. Belum ditambah bonusnya.

3. Semangat membantu pedagang kecil

ilustrasi pedagang jajanan (pexels.com/Zero)
ilustrasi pedagang jajanan (pexels.com/Zero)

Dengan mematok keuntungan kecil asal modal bisa berputar dan ada keuntungan meski sedikit, tak heran apabila pedagang jajanan anak hidup sederhana. Beberapa jajanan yang tidak lagi terlalu diminati juga bisa menurunkan kondisi ekonomi pedagang. Biasanya penjual yang sudah lanjut usia sulit melakukan inovasi produk.

Dagangannya tak berubah dari masa ke masa sekalipun selera anak sudah bergeser. Di sinilah orang dewasa yang masih suka jajanan anak berperan penting. Tidak apa-apa pembeli cilik mereka berkurang, asalkan ada orang-orang sepertimu yang siap untuk melariskan dagangannya.

Kamu dapat membeli dalam jumlah yang lebih banyak, membagikan sebagiannya, dan memberikan tambahan uang pembayaran pada pedagang. Jika tujuanmu tetap membeli jajanan anak buat membantu penjualnya, dirimu dapat berkeliling. Cari tempat-tempat yang di situ ada pedagang jajanan yang kurang diminati. Bantu mereka bertahan di tengah perubahan zaman.

4. Mudah mendapatkannya

ilustrasi pedagang jajanan (pexels.com/David Brown)
ilustrasi pedagang jajanan (pexels.com/David Brown)

Jajanan anak sangat mudah ditemui. Di setiap daerah ada banyak sekolah dan di situ pasti ada pedagang jajanan anak. Di satu sekolah saja, pedagang jajanan sampai berderet-deret. Kamu mencoba semuanya dalam sehari pun belum tentu kuat. Selain di depan sekolah, jajajan anak juga banyak dijual di warung sekitar permukiman.

Bisa dibilang kamu gak butuh sampai memesannya lewat aplikasi. Tinggal jalan kaki ke warung tetangga pun ada beberapa jenis jajanan anak. Mudahnya jajanan anak diperoleh membuatnya cocok menjadi pilihan praktis ketika dirimu ingin mengudap. Apabila cuma buat beli jajan saja kamu mesti mengeluarkan mobil dan berkendara jauh pasti malas.

Kamu lama terjebak macet, tapi nanti menikmati makanannya cepat sekali Sementara gampangnya jajanan anak diperoleh bikin dirimu bisa membelinya kapan saja. Kombinasi tempat penjualan yang dekat dan harganya murah bikin jajanan anak juga cocok buat teman minum kopi atau teh. Sambil dirimu menunggu kopi atau teh gak terlalu panas, jalan kaki dulu untuk membeli jajanan anak yang basah maupun kering.

5. Cara buat masuk ke dunia anak atau keponakan

ilustrasi pedagang jajanan (pexels.com/Kjalil Beyruti Garcia)
ilustrasi pedagang jajanan (pexels.com/Kjalil Beyruti Garcia)

Dunia anak didominasi oleh bermain dan jajan. Artinya, sulit sekali buat melarang anak sepenuhnya membeli aneka jajanan. Makin keras laranganmu pada anak atau keponakan yang ingin jajan, makin kesal dirinya. Nanti di belakangmu ia malah membeli sebanyak mungkin jajanan dan tidak sedikit pun memedulikan keamanannya.

Lain halnya dengan apabila dirimu cukup sering ikut jajan bersamanya. Mudah buatmu diterima di dunia anak atau keponakan. Kamu bisa memengaruhinya secara halus untuk membeli jajanan yang lebih sehat dan bersih. Artinya, ia terhindar dari jajanan yang kurang baik buat kesehatannya.

Kamu tidak menempatkan diri sebagai orang yang lebih tua. Namun, dirimu seperti teman yang mengajaknya membeli jajanan yang lain saja. Anak bila merasa diajak oleh kawannya cenderung menurut daripada dilarang. Jajan bareng anak atau keponakan juga memberimu kesempatan untuk mengajarkan cara memakai uang saku dengan bijak.

Jajanan anak meski murah gak kalah enak dari jajanan yang menyasar orang-orang yang sudah bekerja. Tidak ada yang salah jika kamu masih senang membeli serta menikmatinya. Terpenting gak berlebihan supaya jumlah kalori yang masuk ke tubuh juga tetap aman. Untuk jajanan yang dijual di sekitar sekolah, belilah saat siswa masih belajar di kelas biar kamu tidak ikut berdesakan-desakan di jam istirahat atau pulang sekolah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us