5 Alasan Orang Merasa Tak Nyaman saat Ada yang Berbuat Baik Padanya

Perasaan tidak nyaman dalam menerima kebaikan orang lain seringkali dipicu oleh pengalaman buruk di masa lalu. Beberapa orang mungkin pernah mengalami sindiran atau ungkitan berkaitan dengan pemberian yang ditujukan pada mereka.

Kejadian seperti itu dapat menimbulkan trauma tersendiri dan bikin seseorang jadi skeptis dalam memandang kebaikan pihak lain. Ada kekhawatiran bahwa orang lain mungkin saja tidak ikhlas atau punya maksud tertentu saat berbuat baik. Itulah sebabnya beberapa orang akan merasa tidak nyaman untuk menerima kebaikan.

Beberapa orang mungkin lebih sering berperan sebagai pihak pemberi, sehingga saat ada orang lain datang untuk berbuat baik, akhirnya timbul perasaan canggung yang bikin gak nyaman. Apakah kamu pernah merasakan hal serupa? Perlu dipahami bahwa perasaan tidak nyaman seperti ini sebenarnya normal untuk dirasakan.

Sebagai pengingat, meski kamu lebih nyaman memberi, ada baiknya jangan menolak pemberian atau kebaikan orang lain. Sebab, menerima kebaikan termasuk bagian penting dalam hubungan sosial. Orang lain tentu akan sedih saat kebaikan mereka tidak disambut olehmu.

Meskipun gak ada sama sekali kewajiban untuk membalas kebaikan orang lain. Tapi, di kehidupan ini ada semacam aturan tak tertulis bahwa ketika seseorang berbuat baik pada kita, hendaknya kita gak lupa membalas kemurahan hati mereka.

Situasi tadi dapat menimbulkan tekanan tersendiri. Ketika ada sosok yang datang untuk berbuat baik pada kita, bukannya merasa bersyukur dan berterima kasih. Kita malah diliputi ketakutan akan pemikiran bahwa kita gak bisa menimpali kebaikan mereka.

Menerima kebaikan orang lain nyatanya dapat menjadi beban mental tersendiri bagi pihak penerima. Sebab, ketika ada yang ada datang berbuat baik, justru di lubuk hati paling dalam malah timbul perasaan tidak enakan.

Sosok yang berbuat baik pastinya telah meluangkan banyak effort untuk mewujudkan kebaikannya tersebut. Alhasil, dari sisi penerima, ini bikin perasaan jadi campur aduk. Bukannya enggan menerima kebaikan, tapi kita sama sekali gak ingin merepotkan orang lain.

Memegang prinsip "lebih baik memberi daripada menerima" sebenarnya gak salah. Hanya saja, prinsip ini terkadang membuat beberapa orang jadi merasa ragu untuk menerima kebaikan orang lain. Padahal, menjadi pihak penerima kebaikan itu bukanlah hal yang salah sama sekali.

Menerima kebaikan gak akan bikin harga dirimu jadi jatuh atau membuatmu terlihat seperti sosok yang dikasihani dan dianggap meminta-minta. Justru, menerima kebaikan berarti murni merupakan bentuk apresiasimu kepada sosok yang sudah meluangkan waktunya untuk berbuat baik padamu. Jadi, jangan merasa sungkan lagi, ya.

Meskipun terkadang menerima kebaikan dapat menjadi hal yang bikin gak nyaman. Penting bagi kita untuk tetap terbuka pada bantuan maupun kebaikan orang lain. Tentunya, gak semua orang itu jahat, pasti masih ada beberapa orang yang benar-benar ikhlas berbuat baik tanpa niat terselubung. Jadi, hargai usaha mereka yang telah berbuat baik padamu, ya!