5 Alasan Pekerjaan Dihina Bikin Emosi, Jangan Pernah Melakukannya

Bagus sekali jika kamu merasa puas dengan pekerjaanmu. Mungkin pekerjaan tersebut sesuai dengan passion, impian sejak dulu, atau gajinya terbilang tinggi. Akan tetapi, sebangga apa pun dirimu pada pekerjaan yang dilakoni jangan lantas suka mengejek pekerjaan lain.
Apa pun pekerjaan itu dan siapa pun yang melakoninya kudu tetap dihargai. Hindari berpikir pekerjaanmu paling keren di antara pekerjaan mereka. Pandangan seperti ini terlalu subjektif sehingga gak patut diutarakan di depan orang lain. Tak berlebihan apabila orang menjadi tersinggung ketika pekerjaannya dihina.
Baik penghinaannya kasar sekali atau samar-samar, mereka akan tetap merasakannya. Lakukan perbaikan pada cara berpikirmu mengenai ragam profesi. Cegah dirimu selalu berdalih itulah kenyataannya ketika menghakimi pekerjaan orang lain. Ini lho, lima penyebab mereka tak terima saat pekerjaannya direndahkan.
1. Masuknya saja gak mudah

Sangat sedikit orang yang memperoleh pekerjaan dengan begitu mudah. Tanpa melamar atau mengikuti berbagai tahapan dalam proses seleksi. Hampir semua orang berjuang dengan peluh dan air mata hanya untuk mendapatkan satu posisi dalam pekerjaan. Begitu pula di sektor pekerjaan informal.
Meski tak ada HRD, tetap saja keinginan mereka untuk bekerja kerap tak bersambut. Peminat atas setiap kesempatan kerja lebih dari seorang. Bahkan bisa mencapai ratusan bahkan ribuan pelamar di instansi besar. Siapa yang ingin memperolehnya kudu berjuang sekuat tenaga buat menyisihkan kandidat lain.
Setelah mereka diterima pun ada serangkaian pelatihan yang harus diikuti. Dengan rangkaian proses sepanjang ini, menyakitkan sekali bagi mereka kalau ada orang yang menghina pekerjaannya. Seakan-akan untuknya dapat bekerja di sana tidak membutuhkan kualifikasi tertentu atau pekerjaan itu semata-mata pemberian dari orang lain.
2. Ulah oknum jangan digeneralisasi

Kesukaanmu menyerang beberapa jenis pekerjaan boleh jadi berangkat dari ulah sejumlah oknumnya. Misalnya, beberapa orang menunjukkan arogansinya ketika mengenakan seragam kerja tertentu. Atau, ada saja pegawainya yang suka jalan-jalan di tengah jam kerja.
Perilaku seperti di atas memang bukan contoh yang baik. Mereka mengabaikan tanggung jawabnya terhadap pekerjaan. Namun, kalau dirimu menyebut semua orang yang bekerja di sana senang makan gaji buta tentu bikin sakit hati. Kamu bahkan tak tahu perbandingan pasti antara oknum yang seperti itu dengan karyawan yang benar-benar berdedikasi.
Bila dirimu hendak mengecam, fokuslah pada tindakan oknum itu. Bukan seperti menghina seluruh orang yang bekerja di kantor tersebut. Masih banyak pegawai yang berdedikasi. Mereka datang ke kantor tepat waktu serta bekerja dengan baik hingga tiba jam istirahat dan pulang.
3. Pekerjaan itu menghidupi diri dan keluarganya

Sekalipun pekerjaan yang dihina tidak termasuk bergengsi di masyarakat, orang yang setiap hari menjalaninya tentu kesal. Bahkan bila pendapatannya jauh di bawahmu, nyatanya dia mampu menafkahi diri serta keluarganya. Baginya, pekerjaan itu jauh lebih penting daripada dirimu.
Kamu cuma bisa mengolok-olok pekerjaannya tanpa memberikan bantuan apa pun untuk kelangsungan hidupnya bersama keluarga. Sementara itu, menjalankan pekerjaan tersebut jelas mendatangkan pemasukan rutin buatnya. Uangnya digunakan untuk bermacam-macam keperluan.
Tidak sekadar buat biaya makan melainkan juga pendidikan anak sampai investasi untuk masa depannya. Sikapmu yang meremehkan pekerjaannya tak ubahnya mengejek segala hal yang membantunya buat bertahan hidup.
Tanpa pekerjaan itu, belum tentu dia bisa hidup mandiri. Ibaratnya, kamu gak boleh meludahi sumur yang memberi minum orang lain.
4. Menjalaninya tidak semudah pandangan orang luar

Setiap pekerjaan memerlukan keahlian. Ini sebabnya selalu ada banyak syarat untuk pelamar, proses seleksi yang ketat, serta bermacam-macam pelatihan. Bukan hanya karyawan baru yang mendapatkan pelatihan. Pegawai lama juga secara berkala diwajibkan mengikutinya supaya kemampuan kerjanya meningkat dan sesuai dengan kebutuhan.
Kamu yang hanya melihatnya dari luar tentu tidak tahu hal tersebut. Dirimu menganggapnya gampang lantaran tidak merasakannya sendiri. Kamu bisa berpikir seseorang cuma duduk-duduk di kantor sepanjang hari. Padahal, ia mengerjakan banyak sekali tugas bahkan terkadang mesti membawa sebagiannya ke rumah.
Sadari bahwa pengetahuanmu mengenai seluk-beluk pekerjaan orang lain amat terbatas. Merendahkan sesuatu yang gak dimengerti benar olehmu merupakan sikap yang lancang. Ini sekaligus menunjukkan kedangkalanmu. Apa pun pendapat pribadimu tentang suatu pekerjaan, ingatkan diri bahwa bisa jadi itu jauh lebih sukar daripada bayanganmu.
5. Seolah-olah ia gak cerdas dengan memutuskan bekerja di sana

Hinaan yang berkali-kali pada suatu pekerjaan bikin orang baper parah. Kamu seakan-akan menyalahkan keputusannya untuk bekerja di sana. Menurutmu, pekerjaan itu tidak bagus baik dari segi jenjang kariernya maupun upah. Dirimu seperti hendak berkata bahwa seseorang seharusnya mencari pekerjaan yang lain saja.
Dengan latar belakang pendidikannya, kamu yakin ia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Mungkin saja kamu benar. Namun, jangan lupa bahwa ia memilih pekerjaan tersebut secara sadar. Dia pasti punya sejumlah alasan sehingga melamar dan bekerja di sana.
Baik pertimbangannya benar atau salah menurutmu, yang jelas ia gak terlalu bodoh buat menentukan pilihan hidupnya sendiri. Situasi kalian pun pasti tidak sama. Seharusnya dirimu mencoba memahami dari sudut pandangnya. Bukan memaksakan pendapat sendiri.
Sebagai sesama pekerja, kamu semestinya tahu bahwa bekerja di mana pun penuh tantangan. Setiap pekerjaan juga penting. Bahkan pekerjaan yang dibanggakan olehmu tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat.
Perlu bidang-bidang kerja lainnya agar kehidupan berjalan dengan baik. Syukuri dan nikmati pekerjaanmu tanpa perlu merendahkan pekerjaan siapa pun.