Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan untuk Melanjutkan Goals Tahun Lalu Daripada Bikin Resolusi 

ilustrasi goals tahun lalu (pexels.com/Polina Kovaleva)
ilustrasi goals tahun lalu (pexels.com/Polina Kovaleva)

Tahun baru sering kali jadi momen yang penuh harapan dan rencana baru, bukan? Rasanya banyak orang berlomba bikin resolusi tahun baru, tapi pernah gak kamu merasa resolusi itu cuma sekadar daftar panjang yang akhirnya terlupakan? Padahal, apa yang sudah kamu mulai tahun lalu punya potensi besar untuk jadi lebih baik kalau diteruskan, lho.

Karena itu, daripada sibuk bikin daftar resolusi baru, kenapa gak coba melanjutkan goals tahun lalu yang mungkin masih tertunda? Melanjutkan goals lama justru bisa lebih efektif dan memberikan dampak nyata dibanding memulai dari nol dengan hal yang baru. Yuk, simak alasan-alasan kenapa melanjutkan goals tahun lalu bisa jadi pilihan yang lebih bijak dibanding bikin resolusi baru.

1. Kamu sudah punya fondasi awal tahun yang kuat

ilustrasi goals tahun lalu (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi goals tahun lalu (pexels.com/Ivan Samkov)

Melanjutkan goals tahun lalu sudah barang tentu kamu gak perlu mulai dari nol. Apa yang sudah kamu lakukan sebelumnya bisa jadi fondasi yang kuat untuk melangkah lebih jauh. Misalnya, kalau tahun lalu kamu sudah mulai menabung untuk beli rumah, melanjutkan kebiasaan ini akan lebih mudah karena kamu sudah tahu caranya dan apa yang perlu dilakukan. Bandingkan dengan bikin resolusi baru yang butuh waktu lagi untuk adaptasi dan belajar.

Fondasi ini juga mencakup pengalaman yang sudah kamu kumpulkan sepanjang tahun lalu. Contohnya, kamu pernah gagal mencapai target karena kurang disiplin, tahun ini kamu bisa memperbaiki hal itu. Melanjutkan goals lama memungkinkan kamu fokus pada peningkatan, bukan memulai dari awal. Dengan cara ini, energi yang kamu keluarkan lebih efisien, dan hasilnya bisa lebih maksimal.

2. Menghindari rasa terbebani dengan daftar resolusi baru

ilustrasi goals tahun lalu (pexels.com/Polina Kovaleva)
ilustrasi goals tahun lalu (pexels.com/Polina Kovaleva)

Resolusi baru sering kali bikin kamu merasa terbebani karena jumlah target yang harus dicapai jadi makin banyak. Dengan melanjutkan goals tahun lalu, kamu gak menambah daftar tanggung jawab yang mungkin bikin kamu overwhelmed. Sebaliknya, kamu fokus menyelesaikan apa yang sudah kamu mulai, sehingga beban mentalnya lebih ringan.

Selain itu, melanjutkan goals lama memberikan rasa keberlanjutan yang bisa meningkatkan motivasi. Kamu gak lagi merasa stuck di tempat yang sama setiap tahun karena ada progress yang terlihat. Misalnya, jika tahun lalu kamu sudah berhasil menurunkan berat badan 5 kilogram dari target 10 kilogram, melanjutkan goals ini membuat kamu merasa lebih dekat dengan hasil akhirnya. Hal ini jauh lebih memotivasi dibanding memulai hal baru yang hasilnya belum tentu terlihat.

3. Prosesnya lebih realistis dan terukur

ilustrasi goals tahun lalu (pexels.com/Polina Kovaleva)
ilustrasi goals tahun lalu (pexels.com/Polina Kovaleva)

Alasan resolusi sering gagal apa lagi kalau bukan target yang terlalu ambisius. Dengan melanjutkan goals tahun lalu, kamu sudah punya data atau pengalaman untuk membuat target yang lebih realistis dan terukur. Kamu tahu apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki, sehingga prosesnya lebih efektif.

Contohnya, jika kamu punya tujuan membaca 12 buku dalam setahun tapi hanya berhasil membaca 6 buku tahun lalu, kamu bisa melanjutkan target dengan strategi yang lebih baik. Mungkin kamu juga menyadari di sepanjang tahun ini bahwa membaca di pagi hari lebih efektif daripada malam hari. Dengan penyesuaian ini, goals kamu jadi lebih masuk akal dan lebih mudah dicapai di tahun 2025.

4. Membangun kebiasaan yang lebih konsisten

ilustrasi goals tahun lalu (pexels.com/Polina Kovaleva)
ilustrasi goals tahun lalu (pexels.com/Polina Kovaleva)

Melanjutkan goals tahun lalu bakal membantu kamu membangun kebiasaan yang lebih konsisten. Kebiasaan ini menjadi kunci untuk mencapai target jangka panjang. Misalnya, jika tahun lalu kamu mulai rajin olahraga seminggu sekali, melanjutkan kebiasaan ini bisa membantu kamu meningkatkan frekuensi secara bertahap hingga menjadi bagian dari rutinitas harian.

Konsistensi ini juga memberikan dampak positif pada aspek lain dalam hidup kamu. Ketika kamu berhasil melanjutkan satu kebiasaan, otak kamu akan terbiasa dengan pola ini dan lebih mudah untuk memulai atau melanjutkan hal lain. Hal semacam ini bakal jadi efek domino yang akan sangat menguntungkan untuk perkembangan diri kamu di masa depan.

5. Hasilnya lebih memuaskan dan bermakna

ilustrasi goals tahun lalu (pexels.com/Ahmed )
ilustrasi goals tahun lalu (pexels.com/Ahmed )

Gak ada yang lebih memuaskan daripada menyelesaikan apa yang sudah kamu mulai, guys. Melanjutkan goals tahun lalu memberikan rasa pencapaian yang jauh lebih bermakna karena kamu tahu betul usaha yang sudah kamu lakukan. Hal ini juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya ketekunan dan komitmen dalam mencapai sesuatu.

Hasilnya juga lebih terasa nyata karena kamu sudah melalui proses panjang selama 2024. Misalnya, jika tujuan kamu yaitu meningkatkan skill memasak, melanjutkan latihan yang sudah kamu mulai tahun lalu akan membuat kemampuan kamu lebih terasah. Bandingkan dengan memulai hobi baru yang butuh waktu lama untuk melihat hasilnya. Kalau kamu memilih untuk melanjutkan, kamu bisa menikmati hasil kerja keras lebih cepat dan lebih maksimal.

Tahun baru memang identik dengan semangat memulai sesuatu yang baru lewat resolusi. Tapi, gak ada salahnya untuk memilih melanjutkan goals yang belum tercapai, kan? Dengan melanjutkan, kamu gak cuma memanfaatkan apa yang sudah kamu bangun sebelumnya, tapi  juga menciptakan kebiasaan yang lebih konsisten dan hasil yang lebih memuaskan. Jadi, sebelum tergoda bikin daftar resolusi baru, coba lihat lagi daftar goals tahun lalu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us