Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Dampak Buruk dari Kebiasaan Berutang, Orang-orang jadi Menjauhimu!

Ilustrasi menghindari keributan. (pexels.com/Mikhail Nilov)

Bicara soal utang, sebenarnya hal itu merupakan salah satu alternatif menolong diri sendiri jika sedang berada di situasi genting. Gak bisa melakukan apa-apa kecuali harus meminjam uang dari orang lain sebagai penyelamat sementara. 

Berutang yang kondisinya seperti itu tentu boleh, yang kemudian gak baik itu kalau kemudian berutang ke orang lain malah jadi kebiasaan. Ada atau tidak adanya situasi genting tetap saja meminjam uang dari orang lain. Yang mana hal ini bisa mendatangkan banyak dampak buruk untuk dirimu sendiri, salah satunya jadi dijauhi orang-orang. Dampak buruk lainnya ada dalam pembahasan berikut ini, simak ya!

1. Tidak memiliki jaminan finansial apa pun dalam hidup

ilustrasi dompet kosong (pexels.com/Nicola Barts)

Dampak buruknya yang pertama kalau kamu kebiasaan berutang ialah dirimu jadi tidak punya jaminan finansial apa pun dalam hidup. Karena setiap kali gajian pasti langsung habis untuk bayar utang-utang yang menumpuk. 

Kamu gak bisa menabung ataupun menyisihkan sebagian uangmu untuk berinvestasi karena terjerat rantai utang. Saat ini mungkin belum terasa dampaknya, tapi ketika tua nanti barulah terasa hidupmu semakin susah ketika tidak ada lagi sumber penghasilanmu untuk menutupi utang. 

2. Orang-orang jadi menjauhimu karena risi dengan sikapmu yang suka pinjam uang

Ilustrasi menghindari keributan. (pexels.com/Mikhail Nilov)

Selain tak punya jaminan finansial dalam hidup, kamu juga terancam dijauhi oleh orang-orang karena suka berutang. Bisa dibilang bahwa hal ini merupakan dampak yang pasti terjadi kalau hobi pinjam uang orang, yang mana mereka bakalan risi dengan dirimu yang berutang berkali-kali. 

Meskipun pasti dibayar, tapi siapa pun bakal jengah kalau selalu dimintai pinjaman, bahkan meski kamu orang terdekatnya sekalipun. Karena kesannya seperti mengandalkan dia untuk keberlangsungan hidupmu, padahal yang gak bisa atur uang adalah dirimu sendiri. 

3. Menurunnya tingkat kepercayaan orang lain terhadapmu

ilustrasi bicara (pexels.com/August de Richelieu)

Dampak buruk lainnya dari kebiasaan berutang ialah bisa menurunkan tingkat kepercayaan orang lain terhadapmu. Baik itu di dalam keluarga, pertemanan, bahkan di tempat kerja pun, kalau kamunya suka ngutang maka kamu pun akan diragukan oleh mereka. 

Kenapa? Karena orang yang kebiasaan berutang itu identik dengan pribadi yang berantakan. Yang mana ia tidak bisa mengatur keuangannya dengan baik hingga harus mencari utangan sana-sini. Bahkan atasan pun bakalan ragu untuk mempercayaimu kalau kamu sering pinjam uang di tempat kerja. 

4. Keuanganmu jadi berantakan karena berurusan dengan utang di mana-mana

ilustrasi pegang uang (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi pegang uang (pexels.com/Mikhail Nilov)

Keempat, dampak buruknya yang pasti terjadi kalau kebiasaan berutang ialah kondisi keuanganmu jadi berantakan karena berurusan dengan utang di mana-mana. Yang mana kamu jadi gak bisa melakukan apa-apa sampai utangmu lunas. 

Sudahlah gajimu habis untuk bayar utang, kamu juga harus mencari penghasilan tambahan supaya bisa membiayai hidup. Jadi berantakan banget pokoknya, susah menata keuanganmu sendiri kalau masih punya sangkutan utang. 

5. Gak bisa survive kalau suatu saat kehilangan pekerjaan

ilustrasi depresi (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi depresi (pexels.com/Alex Green)

Dampak buruknya yang terakhir ialah kamu jadi gak bisa survive kalau tiba-tiba kehilangan pekerjaan. Kenapa? Karena tentu saja kamu jadi kehilangan sumber penghasilan untuk membayar utang. 

Yang ada malah utangmu semakin bertambah jika tidak punya apa-apa untuk memulai semuanya dari nol lagi, dan semakin berat kalau ternyata usahamu gagal. Utang semakin menumpuk dan menumpuk, membuat hidupmu jadi sangat susah dengan beban utang yang banyak. 

Sebenarnya kalau mau hidupmu tenang dan tertata, ya, tinggal jauhi utang. Karena kalau sudah kebiasaan yang ada malah terkena lima dampak buruknya seperti dalam pembahasan tadi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
afifah hanim
Editorafifah hanim
Follow Us