Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Dampak Buruk Punya Kebiasaan Berpikir Negatif, Sering Putus Asa

Ilustrasi punya pikiran negatif (pexels.com/Nicola Barts)

Berpikir negatif adalah pola pikir tanpa disadari sering muncul dan punya dampak yang lebih luas dari yang dibayangkan. Saat menjalani berbagai aktivitas kamu pasti sering dihadapkan dengan banyak tantangan yang bisa mengakibatkan stres berlebihan. Nah, inilah yang kadang bisa menjadi pemicu pikiran negatif ini muncul.

Meskipun ada yang menganggap hal ini masih wajar, namun terjebak dalam pola pikir negatif bisa menjadi sebuah jebakan yang merugikan. Membiarkan pikiran negatif mendominasi pola pikir kamu bisa saja merusak kualitas hidup dan hubungan kamu dengan orang lain. Berikut beberapa hal negatif yang muncul dari kebiasaan berpikir negatif agar kamu bisa mengambil langkah tepat buntuk mengubah pola pikir ini dan memperbaiki kualitas hidup.

1. Membuat kesehatan mental menurun

Ilustrasi gangguan kesehatan mental pada remaja (pexels.com/Liza Summer)

Salah satu dampak terbesar dari berpikir negatif adalah kesehatan mental bisa langsung menurun. Sering punya pikiran yang negatif bisa menyebabkan stres, kecemasan hingga depresi. 

Saat pikiran negatif lebih mendominasi, kamu akan sering terjebak dan merasa gak berdaya yang akhirnya memperburuk kondisi mental dirimu sendiri. Rasa putus asa ini bisa membuat kamu sulit untuk menemukan solusi atau harapan saat melewati situasi sulit.

2. Mengganggu keharmonisan hubungan

Ilustrasi hubungan menjadi renggang (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Berpikir negatif gak hanya berpengaruh terhadap diri sendiri, tetapi juga orang yang ada di sekitar kamu. Pikiran dan sikap negatif bisa menimbulkan ketegangan dalam setiap hubungan yang kamu punya. 

Kamu akan selalu berpikir buruk dengan mengekspresikan sikap pesimis yang bisa menimbulkan konflik dengan teman, rekan kerja, pasangan maupun keluarga. Rasa yang gak puas ini bisa mengurangi kepercayaan dan kedekatan dalam hubungan yang akhirnya menyebabkan isolasi sosial.

3. Mengurangi produktivitas dalam bekerja

Ilustrasi produktivitas dalam bekerja menurun (pexels.com/Yan Krukau)

Saat pikiran kamu dikuasai oleh hal negatif, fokus dan motivasi untuk menyelesaikan tugas bisa saja berkurang. Kamu mungkin merasa gak mampu untuk memulai proyek baru atau mendapatkan tujuan karena takut dengan kegagalan atau penilaian negatif. 

Akibatnya, produktivitas dalam pekerjaan bisa menurun dan tujuan kamu yang sebenarnya gak bisa dicapai. Hal ini juga bisa berpengaruh terhadap lingkungan kerja, sehingga menghasilkan kinerja yang buruk.

4. Punya cara pandang yang salah

Ilustrasi punya cara pandang yang salah (pexels.com/Liza Summer)

Berpikir negatif bisa mengubah cara pandang kamu terhadap dunia. Orang yang terjebak dalam pola pikir negatif biasanya hanya fokus dengan berbagai hal buruk sehingga bisa melewatkan hal positif dari kehidupan.

Hal ini bisa menyebabkan cara pandangan yang gak seimbang, hanya melihat segala sesuatu adalah hal buruk meskipun gak sesuai dengan kenyataan. Persepsi yang keliru ini bisa menjadi penghambat kemampuan untuk membuat keputusan yang bijak dan objektif.

5. Menyebabkan kesehatan fisik yang buruk

Ilustrasi kesehatan fisik bisa menurun (pexels.com/Liza Summer)

Gak hanya kesehatan mental saja yang bisa terpengaruh, tetapi berpikir negatif juga berdampak pada kesehatan fisik. Stres yang disebabkan oleh pikiran negatif bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung maupun gangguan pencernaan.

Selain itu, pola pikir negatif bisa mengurangi motivasi untuk melakukan olahraga atau menjaga pola hidup sehat. Akhirnya, bisa membuat kesehatan fisik menurun secara drastis. Berpikir negatif adalah siklus yang sulit dihindari, namun tetap penting untuk menyadari dampak negatif yang muncul. 

Mau mengakui dan bisa mengatasi pikiran negatif ini kamu bisa mulai mengubah pola pikir yang lebih positif. Tapi ingat, kebiasaan berpikir positif juga perlu waktu dan usaha sehingga punya hasil yang berharga bagi kualitas diri kamu. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Binti Nur Rohmah
EditorBinti Nur Rohmah
Follow Us