Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Dampak 'Small-T Trauma' yang Bisa Mengubah Cara Pandangmu

Ilustrasi dampak small-t trauma(Pexel.com/Felipe Borges)

Trauma sering kali diasosiasikan dengan peristiwa besar yang mengubah hidup secara drastis, seperti bencana alam atau kehilangan orang terdekat. Namun, ada juga jenis trauma yang sering kali diabaikan karena skalanya yang lebih kecil, yaitu small-t trauma.

Meski terlihat sepele, pengalaman-pengalaman kecil ini bisa memengaruhi cara kita menjalani hidup dan memandang dunia tanpa kita sadari. Berikut lima dampak mengejutkan dari small-t trauma yang wajib kamu ketahui.

1. Membentuk pola pikir negatif yang sulit dipatahkan

Ilustrasi dampak small-t trauma(Pexel.com/Ivan Oboleninov)

Small-t trauma sering kali berasal dari pengalaman sehari-hari yang terasa tidak signifikan, seperti kritik tajam dari orang tua, teman yang menghianati, atau merasa tidak dihargai. Meski terdengar sederhana, pengalaman ini bisa menanamkan pola pikir negatif di bawah sadar kita. Kita jadi merasa tidak cukup baik, tidak layak dicintai, atau selalu takut gagal.

Hal ini berdampak pada cara kita mengambil keputusan, menjalin hubungan, bahkan mengejar impian. Kamu mungkin tidak menyadari bahwa keraguan atau ketakutan yang kamu rasakan saat ini berakar pada pengalaman kecil di masa lalu. Maka, penting untuk menyadari pola ini agar kita bisa mulai memperbaiki cara berpikir dan melihat diri sendiri dengan lebih positif.

2. Memicu overthinking dalam situasi sederhana

Ilustrasi dampak small-t trauma(Pexel.com/David Brown)

Pernahkah kamu merasa terlalu memikirkan sesuatu yang sebenarnya sederhana? Misalnya, takut orang lain salah paham dengan ucapanmu, atau merasa cemas karena tidak mendapat balasan pesan? Ini bisa jadi efek dari small-t trauma. Ketika kita pernah merasa disalahpahami atau diabaikan, otak kita menjadi terlalu waspada dan selalu mencari tanda-tanda bahaya, meski tidak ada ancaman nyata.

Dampaknya, kamu jadi terjebak dalam lingkaran overthinking yang melelahkan secara emosional. Hal ini membuat energi mentalmu habis untuk sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Belajar melepaskan dan menerima bahwa tidak semua hal ada dalam kendalimu adalah langkah kecil namun penting untuk melawan efek ini.

3. Sulit mempercayai orang lain

Ilustrasi dampak small-t trauma(Pexel.com/Denis Nevolin)

Small-t trauma sering kali membuat kita membangun tembok tinggi dalam hubungan dengan orang lain. Ketika kamu pernah dikhianati atau dikecewakan, meskipun dalam skala kecil, rasa percaya terhadap orang lain bisa terkikis. Kamu menjadi lebih selektif, curiga, bahkan merasa sulit untuk membuka diri.

Padahal, kepercayaan adalah fondasi dari hubungan yang sehat, baik itu dengan teman, keluarga, atau pasangan. Jika kita terus terjebak dalam trauma ini, hubungan yang sebenarnya bisa membawa kebahagiaan malah terasa penuh tekanan. Cobalah pelan-pelan untuk membuka diri dan belajar memaafkan, bukan untuk orang lain, tapi demi kesehatan emosionalmu sendiri.

4. Meningkatkan sensitivitas terhadap kritik

Ilustrasi dampak small-t trauma(Pexel.com/Nothing Ahead)

Setelah mengalami small-t trauma, kritik kecil sekalipun bisa terasa sangat menyakitkan. Kamu mungkin merasa harga dirimu langsung runtuh hanya karena komentar yang sebenarnya tidak bermaksud menyakiti. Hal ini terjadi karena trauma masa lalu membuat kita lebih rentan dan sensitif terhadap pendapat orang lain.

Sensitivitas ini, jika tidak dikelola, bisa membuatmu terus-menerus merasa defensif atau malah menghindari tantangan karena takut gagal. Penting untuk menyadari bahwa kritik bukanlah serangan terhadap dirimu secara pribadi. Alih-alih bereaksi secara emosional, gunakan kritik sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.

5. Memengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan

Ilustrasi dampak small-t trauma(Pexel.com/Diana)

Meski terdengar ringan, small-t trauma bisa menumpuk seiring waktu dan memengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan. Kamu mungkin merasa cemas, mudah marah, atau bahkan mengalami gejala depresi tanpa tahu penyebabnya. Semua ini adalah hasil dari luka kecil yang tidak pernah kita sadari atau obati.

Ketika luka-luka ini dibiarkan, mereka bisa mengubah cara kita melihat dunia—dunia terasa lebih suram, orang-orang terasa lebih mengancam, dan masa depan tampak tidak menentu. Namun, kabar baiknya, kita selalu bisa memilih untuk menyembuhkan diri, baik melalui terapi, berbicara dengan orang terpercaya, atau sekadar memberi ruang untuk memproses emosi.

Small-t trauma mungkin tidak terlihat besar, tetapi dampaknya bisa sangat nyata. Yang terpenting adalah kita menyadari dan berani menghadapi luka-luka kecil ini agar tidak terus membayangi hidup kita. Setiap langkah kecil menuju penyembuhan adalah bentuk keberanian yang luar biasa.

Hidup memang penuh tantangan, tetapi bukan berarti kita harus terus-menerus dibebani oleh masa lalu. Pilihlah untuk memahami dirimu lebih dalam, menerima kekuranganmu, dan melangkah maju dengan hati yang lebih ringan. Sebab, kamu layak menjalani hidup yang penuh kedamaian dan kebahagiaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Afifah
EditorAfifah
Follow Us