5 Etika Bukber yang Harus Dijaga Biar Gak Jadi Ajang Drama

Momen seru yang ditunggu pada bulan Ramadan adalah buka bersama. Bukber bukan hanya sekadar menikmati hidangan berbuka, tetapi juga ajang silaturahmi untuk melepas rindu bersama teman dan keluarga. Sayangnya, seringkali bukber tidak selalu berjalan mulus-entah karena ada yang datang terlambat atau mereka yang lebih sering menghabiskan waktu dengan hp sehingga tidak menikmati momen.
Biar bukber tetap asyik dan nyaman ada etika yang harus kamu terapkan. Jangan sampai momen berharga ini malah menjadi drama yang membuat suasana menjadi canggung. Berikut lima etika bukber yang harus dijaga biar gak jadi ajang drama. Stay tuned!
1. Jangan datang telat, apalagi tanpa kabar

Ontime adalah kunci agar kamu dihargai dan menghargai seseorang. Terlihat sepele, tetapi bisa merusak suasana bahkan menurunkan mood teman-temanmu hang sudah menunggu. Apalagi beberapa tempat seringkali sudah memiliki batas waktu tertentu, jadi kalau waktunya sudah habis kamu bakal rugi.
Usahakan untuk datang 30 menit sebelum waktu berbuka. Jika pun terpaksa ada kendala tak terduga segera hubungi teman-temanmu, biar mereka juga gak menunggu. Pertimbangan baik-baik jika memang tidak bisa hadir, jangan sampai karena terpaksa malah menimbulkan kendala lain yang merepotkan teman-temanmu.
2. Jangan jadikan bukber sebagai ajang reuni toxic

Seringkali bukber menjadi ajang reuni bagi teman-teman lama. Namun, jangan sampai bukber menjadi ajang reuni yang toxic. Membicarakan orang lain, ajang pamer kesuksesan, atau bahkan menanyakan sesuatu yang kurang nyaman kepada mereka merupakan hal yang perlu dihindari.
Obrolan seperti ini bisa saja membuat suasana menjadi canggung, bahkan membuat sebagian orang merasa tidak nyaman. Fokuslah pada cerita yang positif bukan membandingkan kehidupan satu sama lain atau mengungkit hal yang tidak perlu. Jika pun ada temanmu yang tiba-tiba membicarakan hal sensitif, cobalah untuk mengalihkan ke topik lain.
3. Hindari sibuk bermain HP

Hargai setiap momen yang berharga, momen bukber yang bisa dibilang hanya satu tahun sekali jangan sampai kamu sia-siakan begitu saja. Boleh sesekali foto makan, update story, atau membalas chat namun sewajarnya saja. Setelah itu fokuslah pada momen berbuka bersama teman-temanmu.
Jika kamu sibuk dengan ponselmu bahkan tidak ikut ngobrol sama sekali ini akan membuat suasana bukber menjadi hambar. Kamu dana teman-temanmu pun tidak bisa menikmati suasananya karena tidak ada interaksi nyata. Kamu juga bisa menerapkan aturan siapa yang paling sering bermain HP, dia yang harus bayar takjil.
4. Jangan lapar mata, pesan sesuai kemampuan

Setelah seharian menahan lapar dan haus biasanya seseorang menginginkan berbuka dengan takjil yang bermacam-macam. Padahal, ini hanyalah nafsu sesaat karena setelahnya kamu bisa saja merasa kenyang. Alhasil kamu pesan banyak hanya berujung mubazir.
Selain boros, hal ini juga bertentangan dengan ajaran Rasulullah yang mengajarkan arti kesederhanaan. Alangkah baiknya, pesan secukupnya terlebih dahulu. Baru kemudian menambah, jika dirasa masih lapar. Jika sudah terlanjur pesan dan tidak habis, lebih baik dibawa pulang daripada membiarkannya terbuang sia-sia.
5. Abadikan secukupnya, jangan maksa foto berlebih

Mengabadikan momen memang penting, tetapi jangan sampai hanya masalah foto malah merusak momen kebersamaan. Terlalu fokus mencari angle yang bagus bahkan meminta retake berkali-kali bisa membuat seseorang menjadi tidak nyaman. Boleh ngonten, namun kebersamaan harus tetap nomor satu.
Ambil foto secukupnya lalu nikmatilah momen selebihnya. Sebab, momen secara langsung akan lebih berharga dibandingkan sekadar konten di media sosial. Jangan habiskan waktumu untuk berfoto maupun video hanya demi feed yang aesthetic.
Bukber seharusnya momen yang menyenangkan dan seru. Jangan sampai hanya karena hal sepele, momen bukber tersebut bisa rusak begitu saja. Jadikan momen langka ini untuk quality time bersama teman-teman yang sudah lama tidak bertemu. Etika di atas bisa kamu terapkan agar bukbermu gak banyak drama.