5 Faktor yang Bikin Ilfeel saat Pertemuan Pertama dengan Seseorang

Sudah menjadi rahasia umum bahwa pertemuan pertama dengan seseorang menjadi momen untuk memperoleh kesan pertama. Dapat dikatakan bahwa kesan pertama bisa muncul dalam hitungan detik saja. Alasan utamanya tentu karena kita baru bertemu dengan orang tersebut secara langsung.
Pertemuan pertama tentunya menghasilkan impresi yang beragam, bisa berhasil baik atau mungkin tak sesuai harapan. Spesifiknya, banyak faktor yang bisa mempengaruhi apakah kita akan merasa nyaman atau justru ilfil. Pada kasus ilfil atau hilang rasa, menjadi sebuah pertanyaan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai faktor kemungkinan seseorang ilfil pada saat pertemuan pertama.
1. Penampilan fisik yang tak sesuai bayangan atau ekspektasi

Bagi sebagian orang, penampilan fisik kerap menjadi satu hal yang paling dilihat atau diperhatikan. Karena itu, jika penampilan fisik tak sesuai dengan apa yang sudah dibayangkan atau diekspektasikan, membuat seseorang ilfil.
Dalam hal ini, penampilan fisik tidak hanya meliputi wajah atau tubuh yang memang bawaan, tetapi bagaimana cara berpakaiannya. Ini dikarenakan cara berpakaian seseorang dapat menunjukkan kepribadian. Misalnya, ia berpakaian rapi, sopan, bersih, dan wangi berarti ia menghargai dirinya dan juga orang yang ditemui.
2. Bahasa tubuh dan cara bicara

Bahasa tubuh tentunya berperan besar dalam komunikasi nonverbal karena memberikan kesan tertentu. Bahasa tubuh tersebut meliputi kontak mata, gerakan tangan, dan ekspresi wajah. Misalnya, orang yang tidak tertarik atau tidak percaya diri cenderung menghindari kontak mata. Sehingga, itu bisa membuat lawan bicara merasa ilfil.
Tak hanya bahasa tubuh, cara bicara juga mempengaruhi berlangsungnya komunikasi. Dalam hal ini, cara bicara yang sombong atau terkesan merendahkan, jelas akan membuat ilfil. Sebaliknya, kita akan lebih nyaman dengan seseorang yang berbicara dengan tenang dan ramah.
3. Tidak memberi ruang pada lawan bicara

Pertemuan pertama menjadi momen untuk kita mengenal seseorang, tentang latar belakang, ketertarikan, dan lainnya. Namun, tak jarang ada yang menjadikannya sebagai ajang oversharing, narsis, atau bahkan pamer.
Dengan kata lain, dunia seolah hanya berputar padanya dan ia tidak memberi ruang untuk lawan bicaranya berbagi juga. Jelas itu memunculkan rasa tidak nyaman, seperti ingin segera menghentikan obrolan dan pulang. Karena itu menjadi indikasi bahwa orang tersebut memiliki kepribadian tak mau kalah.
4. Bersikap tidak sopan atau tidak bisa melihat situasi

Mungkin ada sebagian orang yang baru pertama bertemu tetapi merasa mengenal kita sudah lama. Akibatnya, orang tersebut terlalu terbuka, lupa batasan, hingga bersikap tidak sopan. Misalnya, suka memotong pembicaraan, merendahkan orang lain, menyentuh fisik, dan lainnya.
Hal tersebut jelas membuat ilfil karena ia tidak bisa membaca situasi yang terjadi. Sekalipun misalnya ia merasa sudah mengenal lama, tetap saja harus menghargai lawan bicara sebagai orang baru. Artinya, disarankan untuk bisa menjaga perilaku dan perkataan.
5. Perbedaan nilai atau prinsip yang dipegang

Pada dasarnya, berkomunikasi lewat teks dengan tatap muka langsung jelas berbeda. Alasan utamanya adalah karena teks memungkinkan kita untuk berpikir lebih lama sebelum mengirim pesan. Apalagi, dengan canggihnya teknologi, sekarang pesan yang telah dikirim bisa diedit dan dihapus.
Sementara, komunikasi tatap muka lebih menunjukkan keaslian atau ketulusan karena respons yang langsung diberikan. Dalam hal ini, pertemuan pertama bisa menjadi jalan untuk mengetahui nilai dan prinsip seseorang. Apabila saat berbicara lewat teks terkesan baik-baik saja, pada saat bertemu langsung bisa saja berbeda.
Apalagi komunikasi langsung sifatnya lebih mengalir, alias apa pun bisa menjadi topik pembicaraan. Sehingga, tak heran apabila terdapat perbedaan nilai dan prinsip mengenai suatu hal.
Kita tidak pernah tahu kapan rasa ilfil akan muncul dan pada siapa rasa tersebut tertuju. Akan tetapi, yang bisa dikendalikan adalah diri sendiri, yaitu bagaimana kita tetap menciptakan interaksi yang positif saat pertemuan pertama.