Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Bisa Dilakukan setelah Perceraian, Tenangkan Psikismu

ilustrasi duduk sendiri (pexels.com/Los Muertos Crew)
ilustrasi duduk sendiri (pexels.com/Los Muertos Crew)

Bahkan jika perceraian yang terjadi merupakan keinginanmu, bukan lantas hari-hari berikutnya mudah dijalani. Pasti tetap ada momen kamu merasa limbung dan gak yakin dengan masa depan bersama anak. Masa seperti ini wajar dialami oleh pasangan yang bercerai.

Tugasmu sekarang ialah berusaha memulihkan diri. Kamu harus dapat kembali menjalani hidup dengan kesadaran penuh dan rasa optimis. Melakukan lima hal di bawah ini akan sangat membantumu buat bangkit lagi.

1. Membangun pikiran positif atas diri sendiri

ilustrasi menenangkan diri (pexels.com/Mikael Blomkvist)
ilustrasi menenangkan diri (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Seburuk apa pun rumah tanggamu, perceraian dapat terasa sama buruknya bagimu. Ada perasaan gagal dan bersalah pada anak maupun keluarga besar. Oleh sebab itu, kamu perlu membangun lagi kepercayaan dirimu.

Apresiasi hal-hal terbaik yang sudah coba kamu lakukan untuk mempertahankan perkawinan. Sekalipun beberapa orang memandangmu secara negatif, kamu perlu membentengi diri dan mengatakan kebalikannya.

Misalnya, mereka bilang kamu istri yang buruk. Katakan pada dirimu bahwa kamu bukan istri yang buruk, melainkan tegas tentang batasan apa yang dapat kamu toleransi dan tidak dalam sebuah perkawinan.

2. Mengikuti kegiatan sosial dan keagamaan

ilustrasi kegiatan sosial (pexels.com/Julia M Cameron)
ilustrasi kegiatan sosial (pexels.com/Julia M Cameron)

Hati yang terluka tak selalu hanya dapat disembuhkan dengan jatuh cinta lagi. Cinta pada lawan jenis masih tergolong cinta yang egois karena hanya memuaskan perasaanmu. Untuk luka sebesar pasca perceraian, kamu perlu mengembangkan rasa cinta yang lebih luas untuk sesama.

Kamu kehilangan satu pasangan, tetapi menumbuhkan kasih baru yang tulus di tengah orang-orang yang membutuhkan. Ulurkan tanganmu dalam kegiatan sosial baik skala besar maupun kecil yang dapat dilakukan sendiri. Contohnya, membagikan makanan gratis setiap Jumat atau rutin berdonasi.

Kegiatan sosial pun pada akhirnya berhubungan dengan kegiatan agama. Kamu akan menemukan ketenangan dan kekuatan dengan berdoa. Akan tetapi, berdoa saja belum cukup sehingga kamu perlu berbagi berkat pada sesama.

3. Meningkatkan kedekatan dengan anak dan keluarga besar

ilustrasi keluarga (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi keluarga (pexels.com/cottonbro studio)

Jika keluarga besarmu tidak toksik, mendekatkan diri pada mereka merupakan tindakan tepat. Kamu bisa pindah dari apartemen ke rumah yang lebih dekat dengan saudara atau orangtua. Selain agar kamu mendapatkan dukungan, ini juga penting untuk anak.

Terlebih bila mantan pasanganmu serta keluarganya kurang peduli pada anak. Kalau terjadi sesuatu yang buruk padamu, satu-satunya yang bisa mengasuh anak hanyalah keluarga besarmu. Maka dekatkan mereka, di samping kamu pun harus makin terlibat dalam kehidupan anak.

4. Melakukan hobi yang lama ditinggalkan

ilustrasi santai melakukan hobi (pexels.com/ArtHouse Studio)
ilustrasi santai melakukan hobi (pexels.com/ArtHouse Studio)

Sedikit banyak, ada pasangan berarti kehilangan waktu untuk diri sendiri. Hobi yang semasa lajang kerap dilakukan pun menjadi terlupakan. Meski kelihatannya tidak penting, hobi memberimu rasa senang.

Tak ada salahnya kembali melakukan hobimu selepas perceraian. Anak tentu butuh diperhatikan. Akan tetapi, kamu sekarang tak lagi punya pasangan untuk teman mengobrol atau justru lawan bertengkar. Hobi dapat mengisi kekosongan itu.

5. Menambah kesibukan baru yang menghasilkan uang

ilustrasi bekerja (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)
ilustrasi bekerja (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Konsekuensi dari perceraian tidaklah sedikit. Termasuk soal biaya anak-anak. Meski hingga saat ini mantan pasangan masih bertanggung jawab, kamu tidak bisa memastikan sampai kapan ini berlangsung.

Harapannya tentu selamanya ia tak melupakan tanggung jawabnya. Namun, mengantisipasi hal terburuk akan lebih baik. Selain sebagai pengalih perhatian dari perasaan terluka, punya tambahan sumber pendapatan bakal bikin kamu lebih tenang serta percaya diri.

Perceraian yang terjadi tanpa banyak drama pun tetap membuatmu butuh waktu buat pulih dari rasa terguncang. Apalagi bila keluarga besar kurang memberikan dukungan. Bagaimana pun, kamu harus kuat dan saling menguatkan dengan anak.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us