Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Harus Kamu Pahami dari Validasi Orang Lain

ilustrasi validasi orang lain (pexels.com/SHVETS Production)

Validasi dari orang lain memang bisa meningkatkan kepercayaan diri. Contohnya saat seseorang mengatakan "kamu hebat", "kamu sudah sukses", "atau kehidupanmu sungguh beruntung". Timbul perasaan bangga dan lebih optimis menjalani kehidupan. Tapi di sisi lain, banyak orang justru kecanduan dengan validasi orang lain.

Ada hal penting yang harus kamu pahami dari validasi masyarakat sekitar. Tidak salah kamu mendengarkan validasi tersebut, asal jangan mengharap berlebihan. Apalagi menggantungkan hidup pada pengakuan orang lain. Inilah lima hal yang harus kamu pahami dari validasi seseorang.

1. Validasi orang lain tidak selalu mencerminkan kebenaran

ilustrasi validasi orang lain (pexels.com/RDNE Stock Project)

Kehidupanmu pasti akan dikomentari oleh orang lain. Baik komentar yang bersifat positif maupun negatif. Inilah yang disebut dengan validasi. Mereka bisa memberikan komentar bermacam-macam, terkadang jauh dari yang kamu harapkan. Menyikapi validasi sosial, ada hal penting yang harus kamu pahami.

Pernyataan seseorang tidak selalu mencerminkan kebenaran. Bisa jadi yang disampaikan sekadar basa-basi. Entah memberikan komentar positif karena merasa sungkan atau melontarkan komentar negatif karena ingin menjatuhkan. Jangan menjadikan validasi orang lain sebagai patokan utama dalam menjalani kehidupan.

2. Validasi orang lain tidak bisa dijadikan standar kesuksesan

ilustrasi validasi orang lain (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Siapa yang tidak ingin sukses? Semua orang pasti menginginkannya, tidak terkecuali dengan dirimu. Kesuksesan itu meliputi banyak hal. Contohnya seperti kesuksesan dalam hal pendidikan, kamu bisa meraih gelar tertinggi dan prestasi membanggakan. Atau kesuksesan dalam hal karier dan pekerjaan, kamu memiliki jabatan mentereng dan bisnis di mana-mana.

Tapi kita kerap menggantungkan kesuksesan pada validasi orang lain. Kamu merasa berhasil saat orang-orang sekitar juga mengakuinya. Padahal validasi orang lain tidak bisa dijadikan standar kesuksesan. Tidak berhasil sesuai standar mereka bukan berarti gagal. Setiap orang memiliki jalan kesuksesan masing-masing yang tidak bisa disamakan satu sama lain.

3. Validasi orang lain juga tidak bisa dijadikan patokan kebahagiaan

ilustrasi validasi orang lain (pexels.com/Darina Belonogova)

Banyak orang menggantungkan kebahagiaannya pada validasi orang lain. Mereka rela melakukan apapun agar hidupnya terlihat bahagia. Contohnya seperti melakukan tindakan pamer. Mereka mengesankan orang lain dengan segala pencapaian yang sudah dimiliki.

Padahal validasi orang lain tidak bisa dijadikan patokan kebahagiaan. Apalagi hanya dengan pujian. Kebahagiaan itu kamu yang mengukur dan merasakan, bukan orang lain. Sebanyak apa pun validasi seseorang tidak akan berarti untuk mereka yang benar-benar merasakan kebahagiaan sejati.

4. Validasi orang lain bisa membuat seseorang kehilangan rasa percaya diri

ilustrasi validasi orang lain (pexels.com/Felicity Tai)

Banyak orang yang hidupnya bergantung pada validasi orang lain. Seolah pengakuan orang sekitar itu mencerminkan kebenaran. Ketika validasi yang didapatkan tidak sesuai harapan, mereka merasa minder dan kecewa. Seolah hidup dipenuhi penderitaan tanpa ada keberuntungan sedikitpun.

Di sinilah pentingnya memahami lebih jauh tentang validasi. Walaupun kata-katanya terdengar singkat, tapi bisa membuat seseorang kehilangan rasa percaya diri. Oleh karenanya, jangan terpaku validasi sosial berlebihan. Jadilah orang yang bahagia dengan diri sendiri, tanpa berharap banyak dengan komentar orang lain.

5. Validasi orang lain hanyalah penilaian sekilas

ilustrasi validasi orang lain (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kadang kita terlalu senang saat seseorang memberikan validasi positif terkait kehidupan. Hal sebaliknya terjadi ketika kamu mendengarkan validasi kurang menyenangkan. Cobalah untuk memikirkan lebih jauh tentang validasi tersebut. Begitu penting kah validasi dari orang lain dalam menjalani kehidupan?

Padahal pengakuan orang lain hanya berdasarkan penilaian sekilas. Mereka melihat kehidupan yang kamu jalani dari satu sisi saja. Tidak benar-benar tahu seluk-beluk yang sesungguhnya. Lantas, untuk apa menjadikan validasi orang lain sebagai patokan utama menjalani kehidupan? Apalagi sampai berputus asa karenanya.

Jangan sampai kehidupan yang berharga ini terkecoh oleh validasi orang lain. Kamu merasa bahagia saat seseorang juga mengakui kehidupanmu bahagia. Dan merasa terpuruk jika seseorang mengatakan kehidupanmu terpuruk. Ketahuilah, kehidupan ini kamu yang menjalani dan kamu pula yang mengetahui seluk-beluknya. Tidak perlu mempercayai validasi orang lain secara berlebihan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fajar Laksmita
EditorFajar Laksmita
Follow Us