5 Hal yang Sebenarnya Dirasakan Orang dengan Kepribadian Tertutup

Orang dengan kepribadian tertutup tak jarang dinilai aneh. Mereka dianggap pendiam, cuek, abai dengan sekitar, bahkan dikira antisosial. Namun, hal tersebut belum tentu benar selama kita tak memberikan kesempatan mengenal lebih jauh mereka yang punya sifat tertutup.
Semua orang pasti punya pribadi yang unik. Mereka yang tertutup juga sejatinya tidak selalu sama dengan apa yang mayoritas orang asumsikan. Sebab berikut akan dijelaskan beberapa hal yang sebenarnya dirasakan orang dengan pribadi yang tertutup.
1. Energinya akan terkuras ketika terlalu sering bertemu banyak orang

Orang dengan kepribadian tertutup bukan enggan bersosialisasi. Mereka juga layaknya manusia pada umumnya yang saling membutuhkan. Hanya saja energi dalam diri mereka didapatkan melalui menyendiri atau menjauh dari keramaian.
Hal demikian juga sejatinya dilakukan dalam waktu sementara. Mereka mengambil jeda untuk memulihkan energinya kembali. Setelah itu mereka akan menjalani hari-hari seperti biasanya.
2. Mempertimbangkan sesuatu sebelum berbicara

Orang dengan kepribadian tertutup bukan berarti enggan berbicara. Mereka hanya terbiasa mempertimbangkan sesuatu sebelum berbicara. Hal itulah yang membuat mereka seolah sedikit berbicara.
Bagi mereka tindakan tersebut sangat diperlukan supaya bisa menyaring hal yang pantas untuk dibicarakan ataupun tidak. Namun jika sudah mengenalnya lebih dekat, mereka juga akan banyak bercerita. Mereka menutup diri lantaran cenderung tidak mudah percaya dengan orang lain sebelum mengenal lebih dekat.
3. Perhatiannya ditunjukkan dalam bentuk yang lain

Orang dengan kepribadian tertutup bukan berarti egois ataupun cuek. Mereka justru memiliki kepekaan yang tinggi. Terutama dengan orang-orang yang telah mengenalnya cukup baik.
Kepekaan yang mereka tunjukkan pun biasanya tak sama dengan mayoritas orang. Mereka diam-diam menaruh perhatian, diam-diam peduli, dan diam-diam memperhatikan. Dari hal tersebut mereka akan melakukan aksi kepeduliannya di waktu yang tepat.
4. Bercerita secukupnya dan seperlunya

Orang dengan kepribadian tertutup bukan berarti tidak asyik lantaran sedikit bicara. Mereka hanya sedang menyaring hal apa saja yang layak dijadikan bahan obrolan. Menurut mereka perihal kehidupan pribadi cukup diceritakan seperlunya saja.
Sebab mereka tidak begitu menyukai tindakan yang oversharing. Mereka hanya berusaha bersikap bijak saja. Mereka hanya berusaha bercerita dengan memahami situasi dan kondisi supaya tidak terjadi hal-hal yang bisa menyinggung pihak lain.
5. Menyukai kebebasan dan kenyamanan dengan diri sendiri

Pada dasarnya setiap orang membutuhkan kebebasan akan dirinya sendiri. Artinya, setiap orang butuh space untuk tidak terikat pada siapa pun dan apa pun. Momen sendiri menjadi waktu berharga bagi mereka yang punya kepribadian tertutup yang tak boleh disia-siakan guna meningkatkan kemampuan diri.
Setiap orang pasti memiliki sifatnya masing-masing yang tak sama. Sehingga adalah hal yang wajar apabila dalam proses interaksi sosial kita mendapati perbedaan kepribadian. Tugas kita yakni menyikapi perbedaan itu dengan pilihan yang bijak.
Salah satunya yakni tidak mudah berprasangka kepada orang yang memang belum kita kenal sepenuhnya. Mari hapus stigma yang kerap diberikan kepada orang dengan kepribadian tertutup. Sebab hal itu seringnya hanya asumsi semata tanpa adanya dasar yang kuat.