5 Kebiasaan Baik yang Berawal dari FOMO, Gak Selalu Buruk Kok!

FOMO atau Fear of Missing Out sering dianggap negatif karena bikin orang melakukan sesuatu hanya karena takut ketinggalan. Tapi, ternyata gak selamanya FOMO itu buruk. Ada kalanya, ikut-ikutan tren justru jadi pintu awal buat seseorang menemukan kebiasaan baru yang lebih baik. Awalnya mungkin cuma ikut-ikutan biar gak ketinggalan, tapi lama-lama bisa jadi rutinitas yang membawa manfaat besar.
Gak sedikit orang yang awalnya FOMO terus akhirnya nemu passion baru atau jadi lebih produktif. Dari sekadar coba-coba, akhirnya malah menemukan hal yang benar-benar mereka nikmati dan berdampak positif dalam hidup. Berikut ini adalah contoh FOMO yang ternyata bisa membawa perubahan baik kalau dilakukan dengan cara yang tepat!
1. FOMO ikutan lari, eh malah jadi hobi sehat

Sekarang ini, olahraga lari lagi booming banget. Banyak orang mulai ikutan jogging, ikut race, marathon bahkan posting pencapaian mereka di media sosial. Awalnya mungkin ada yang cuma ikut lari karena semua orang di sekitar mereka melakukannya. Takut dianggap gak aktif atau kurang produktif, akhirnya mereka mulai coba lari juga.
Tapi dari yang awalnya FOMO, lama-lama bisa jadi kebiasaan. Setelah merasakan manfaatnya, seperti tubuh lebih segar, tidur lebih nyenyak, atau bisa mengurangi stres, banyak yang akhirnya keterusan dan menjadikan lari sebagai bagian dari gaya hidup. Bahkan, orang yang awalnya FOMO malah akhirnya ikut komunitas lari, ikut race beneran, dan merasa lebih sehat dari sebelumnya!
2. FOMO ikut baca buku, malah jadi suka belajar

Pernah lihat tren orang-orang pamer buku yang mereka baca di media sosial? Ada yang posting review buku, share highlight dari buku self improvement, atau bikin challenge baca sekian buku dalam setahun. Banyak yang awalnya ikut-ikutan baca buku cuma karena tren, biar kelihatan produktif atau gak ketinggalan obrolan soal buku yang lagi viral.
Tapi siapa sangka, dari FOMO baca buku, seseorang bisa menemukan genre yang benar-benar mereka suka. Bisa jadi awalnya cuma coba baca buku self improvement karena semua orang bacanya itu, tapi lama-lama malah ketagihan baca novel atau buku sejarah yang sebelumnya gak pernah mereka lirik. Dari yang awalnya cuma pengen kelihatan “ikut tren,” akhirnya malah jadi kebiasaan yang bikin mereka lebih open minded dan punya wawasan lebih luas.
3. FOMO ikut investasi, jadi lebih melek finansial

Beberapa tahun terakhir, investasi lagi banyak dibahas di mana-mana. Dari saham, reksadana, sampai kripto, semua orang kayaknya lagi ngobrolin soal investasi. Gak sedikit yang akhirnya ikut-ikutan investasi hanya karena takut ketinggalan atau gak mau dianggap “gak ngerti duit.”
Walaupun awalnya FOMO, banyak yang akhirnya jadi lebih sadar pentingnya mengelola keuangan. Dari yang awalnya asal ikut beli saham atau investasi di reksadana tanpa tahu apa-apa, lama-lama mereka mulai belajar, baca buku tentang finansial, dan memahami cara kerja uang. Bahkan, banyak yang akhirnya jadi lebih disiplin menabung dan merencanakan keuangan mereka lebih baik.
4. FOMO ikut kelas online, malah dapat skill baru

Sekarang ini, kelas online bertebaran di mana-mana. Dari kursus desain, coding, public speaking, sampai digital marketing, semuanya bisa diakses dengan mudah. Banyak orang yang daftar kelas online cuma karena semua orang di sekitar mereka juga melakukannya. Rasanya kalau gak ikut belajar sesuatu yang baru, jadi kayak tertinggal.
Tapi FOMO yang satu ini bisa jadi titik awal seseorang menemukan skill yang benar-benar bermanfaat buat karier atau kehidupan mereka. Mungkin awalnya cuma coba-coba ikut kelas desain grafis karena temen-temen pada belajar itu, tapi ternyata malah jadi hobi yang menghasilkan. Ikut kelas public speaking cuma karena takut ketinggalan tren, tapi akhirnya bikin mereka lebih percaya diri saat berbicara di depan umum.
5. FOMO ikut produktif, jadi lebih teratur hidupnya

Di media sosial, tren produktivitas lagi ramai banget. Mulai dari morning routine ala orang sukses, journaling, sampai time blocking buat mengatur jadwal sehari-hari. Banyak yang awalnya ikut-ikutan bikin to do list atau nyobain teknik manajemen waktu cuma karena semua orang kayaknya punya jadwal hidup yang rapi.
Tapi siapa sangka, dari FOMO ini seseorang bisa menemukan cara mengatur hidup yang lebih efektif. Dari yang awalnya cuma coba journaling buat estetik doang, malah jadi terbantu buat mengelola pikiran dan emosi. Dari yang awalnya ikut-ikutan bangun pagi karena lihat influencer melakukannya, malah ngerasain manfaatnya dan jadi lebih segar seharian.
FOMO gak selalu buruk, tergantung bagaimana seseorang mengelolanya. Kalau cuma sekadar ikut-ikutan tanpa tujuan jelas, mungkin memang gak akan ada manfaatnya. Tapi kalau dimanfaatkan dengan baik, FOMO bisa jadi awal dari kebiasaan positif yang bertahan lama. Setelah mencoba sesuatu karena FOMO, coba lihat apakah itu benar-benar bermanfaat buat diri sendiri. Kalau ternyata cocok dan membawa dampak positif, kenapa gak dilanjutkan? Jadi, kalau FOMO bisa membawa perubahan baik, gak ada salahnya untuk sesekali mengikutinya!