5 Manfaat Menulis Jurnal Menjelang Tidur, Sekalian Kurangi Screen Time

Menulis jurnal atau buku harian sekarang banyak dianjurkan sebagai bagian dari terapi diri. Bagi yang belum terbiasa melakukannya mungkin akan merasa aneh dan kesulitan untuk memulai. Sama seperti orang yang pemalu merasa canggung buat mengawali percakapan.
Pada dasarnya, kamu hanya perlu menuliskan apa pun yang pertama kali tebersit di pikiran tentang harimu. Jangan pikirkan tentang cara menulis yang baik. Toh, jurnalmu sifatnya pribadi dan bukan buat dibaca oleh orang lain. Gak apa-apa bila banyak coretan serta mungkin cuma kamu yang memahami maksudnya.
Lalu, kapan saat terbaik buat menulis jurnal? Gak ada aturan tentang waktu yang paling tepat untuk melakukannya. Kapan pun ada waktu luang dirimu sebenarnya bisa segera menulis, namun ada manfaat menulis jurnal menjelang tidur yang sayang untuk kamu lewatkan.
1. Sekalian off dari dunia online menjelang tidur

Apakah kamu kesulitan berhenti menggulir layar smartphone menjelang tidur malam? Meski lampu sudah dimatikan bahkan mata terasa pedas, dirimu tetap saja memelototi layar gawai. Kamu tahu ini bukan kebiasaan bagus dan ingin menghentikannya. Akan tetapi, terasa sangat sulit.
Akibatnya, waktu tidurmu berkurang dan keesokannya dirimu bangun dengan kepala sakit atau mata terasa berkedut terus. Dirimu mesti mengurangi screen time khususnya di malam hari. Bila kamu bukan tipe orang yang dapat langsung terlelap begitu berbaring, menulis jurnal menjadi pilihan tepat.
Jauhkan gadget dari jangkauan. Sebagai gantinya, ambil pulpen dan buku jurnalmu. Mulailah menulis sampai kantuk perlahan-lahan datang. Jika dirimu khawatir keasyikan menulis jurnal sehingga tidur terlalu malam, bikin batasan waktu. Misalnya, menulis selama 30 menit saja. Setelah itu, tutup buku dan tidur.
Membatasi waktu menulis jurnal sama dengan mengatur durasi curhat. Gak usah berkepanjangan. Terpenting poin-poin utama dari peristiwa yang terjadi serta perasaanmu sudah berhasil dikeluarkan dari dalam diri. Kalau ini dibiasakan, sejak kamu mulai menulis jurnal sampai bangun besok bisa benar-benar tak menyentuh gawai.
2. Gak memimpikan hal buruk yang terjadi di siang hari

Bila kejadian menyenangkan pada siang hari terbawa ke alam mimpi tentu menyenangkan. Sayangnya, sering kali peristiwa yang menghantui malah negatif. Makin emosimu terpancing oleh suatu kejadian, makin besar kemungkinan dirimu akan memimpikannya. Mimpimu dapat terasa jelas sekali atau samar-samar.
Akan tetapi, yang pasti itu membuat suasana hatimu tambah buruk. Kamu akan merasa makin sedih atau cemas. Apalagi kalau dirimu gak terbiasa mencurahkan isi hati pada siapa pun. Apa-apa dipendam sendiri. Ada perasaan takut merepotkan jika kamu curhat ke orang lain.
Tidak suka curhat ke teman tak apa-apa. Namun, pengalaman yang gak menyenangkan dan mengganggu perasaan serta pikiran mesti tetap dikeluarkan. Menulis jurnal sebelum tidur malam mencegah kualitas istirahatmu terganggu lantaran mimpi yang tidak diharapkan. Ceritakan semuanya dalam jurnal sampai kamu merasa lega.
3. Perasaan telah lebih tenang sehingga mudah menulis

Kamu aktif berkegiatan dari pagi sampai sore hari. Maka kemungkinan besar pengalaman yang kurang menyenangkan terjadi sepanjang waktu tersebut. Apabila dirimu langsung menulis jurnal di pagi, siang, atau sore hari perasaan masih terlalu terpengaruh.
Emosi negatif apa pun yang mendominasi bakal menghambatmu dalam menemukan kata-kata yang tepat. Akibatnya, menulis jurnal justru membuatmu tambah stres. Sedikit-sedikit dirimu mencoret tulisan bahkan merobek kertas. Nanti lama-lama alat tulis dilemparkan saking kesalnya.
Kamu berkesimpulan bahwa bikin jurnal gak ada gunanya untuk menurunkan stres. Bukan menulis jurnal yang tidak penting, melainkan kamu hanya salah memilih waktu. Beri jeda yang cukup antara suatu kejadian dengan saat menulis jurnal. Jika dirimu tiba di rumah pukul 17.30 dan baru menulis jurnal sekitar 21.30 berarti ada jeda 4 jam.
Itu cukup buat bikin emosi reda dan pikiran kembali tertata. Menceritakan pengalaman melalui tulisan pun menjadi lebih mudah. Selisih waktu 4 jam telah mengurangi tingkat stresmu. Ditambah dengan bikin jurnal, rasa stres dapat kembali turun sampai tersisa kurang dari 50 persen. Kemudian dilanjutkan dengan tidur sampai pagi, stresmu makin berkurang lagi.
4. Lebih mudah menyadari kesalahan diri

Malam hari merupakan waktu yang paling tepat buat berintrospeksi. Alasannya, kamu sudah tidak dalam keadaan diburu-buru aktivitas apa pun. Suasana di sekitarmu juga cenderung tenang. Anggota keluarga atau teman kos telah masuk ke kamar masing-masing.
Menulis jurnal gak cuma tentang menceritakan kejadian, perasaan, dan harapanmu. Akan tetapi, juga mesti dibarengi dengan introspeksi. Boleh jadi ada andil kesalahanmu yang menjadi penyebab suatu peristiwa. Menyadari hal ini penting supaya kamu gak cuma menyalahkan orang lain dan selalu merasa menjadi korban.
Mampu menemukan kesalahan diri sama dengan mengetahui apa yang bisa dikontrol dan diperbaiki ke depannya. Misalnya, memang ada kejadian yang tidak diharapkan. Namun, reaksimu siang tadi juga terlalu emosional. Apabila ke depan kamu bisa lebih mengendalikan emosi, apa pun peristiwanya tak akan bertambah buruk.
5. Besok siap memulai hari

Persiapan agar esok berjalan dengan baik tidak hanya seputar agenda kerja. Namun, sebisa mungkin juga menurunkan tingkat stresmu hari ini. Kalau stres karena apa saja gak segera dikurangi, besok kondisi psikismu bakal tambah buruk. Walaupun esok tidak terjadi sesuatu yang seperti tadi, perasaanmu sudah negatif duluan.
Maka apa pun rangsangan yang diperoleh akan direspons secara keliru. Dirimu lebih mudah marah pada siapa saja dan untuk hal-hal sepele sekalipun. Jangankan setibanya kamu di kantor atau lokasi aktivitas yang lain. Sejak bangun tidur saja, suasana hatimu telah mendung.
Kamu kehilangan antusiasme dan tidak ingin melakukan apa pun. Pikirmu, jika kamu tak berbuat apa-apa sepanjang hari, masalah pun gak datang. Padahal, justru itu menimbulkan persoalan baru karena banyak tugas penting telah menanti.
Tak peduli apa yang terjadi kemarin, hari ini dirimu mesti beraktivitas seperti biasa. Dengan semalam kamu sudah menulis jurnal, beban seakan-akan ditinggalkan di belakang. Kamu siap untuk kembali melangkah maju.
Ada banyak manfaat menulis jurnal menjelang tidur, tetapi hal ini lebih baik dilakukan ketika dirimu tidak dalam kondisi sudah terlalu lelah. Jika dirimu capek dan mengantuk sekali, utamakan tidur daripada menulis jurnal. Sebab menahan lelah serta kantuk justru meningkatkan beban baik untuk tubuh maupun mental.