Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Rekomendasi Novel Sastra Tipis dalam Bahasa Inggris, Diksinya Aduhai

novel sastra pendek karya Claire Keegan (instagram.com/groveatlantic)

Dalam dunia penerbitan, novel ternyata sering dibedakan jadi dua kategori. Pertama, novel berbasis genre yaitu karya-karya fiksi yang fokus pada plot cerita, seperti horor, misteri, magical-realism, romansa, sains fiksi, dan lain sebagainya.

Kedua, novel sastra, yaitu karya-karya yang fokusnya pada pengembangan karakter sehingga plotnya agak ambigu alias tidak begitu jelas. Novel sastra juga ditandai estetika diksi yang kuat sehingga membacanya membuatmu bak sedang menyusuri sungai kata-kata. 

Tidak semua orang sepakat membagi novel dengan cara ini, tetapi kalau kamu ingin membaca novel yang diksinya menghanyutkan, cobalah berburu di kategori novel sastra. Sebagai awalan, kamu bisa mencoba enam rekomendasi novel sastra pendek berikut. Jumlah halamannya tak mengintimidasi. Kekayaan kosakata bahasa Inggrisnya juga bisa jadi media belajar yang asyik. 

1. Foster

novel Foster (instagram.com/groveatlantic)

Foster adalah novel ketiga Claire Keegan yang berlatar di sebuah kabupaten di Irlandia. Lakonnya seorang bocah perempuan introver yang dititipkan ke rumah salah satu kerabat selama libur musim panas. Di sana, sang bocah justru menemukan kenyamanan dan kasih sayang yang selama ini jarang ia dapat dari orangtuanya sendiri.

Tebalnya tak sampai 100 halaman. Cukup pendek, tetapi ditulis dengan diksi yang indah. Dijamin kamu bakal tergoda untuk membacanya lagi dan lagi. Novel ini juga sudah diadaptasi jadi film peraih nominasi Oscar 2023, berjudul The Quiet Girl. 

2. Before the Coffee Gets Cold

novel Before the Coffee Gets Cold (instagram.com/picadorbooks)

Jika ingin cerita yang lebih kompleks, novel sastra pendek Before the Coffee Gets Cold karya Toshikazu Kawaguchi. Novel 200-an halaman ini dipercaya banyak orang mampu menggerakkan hati pembacanya. Dengan sentuhan magical realism, kamu akan diajak mengunjungi sebuah kedai kopi yang bisa membawamu kembali ke momen tertentu dalam hidupmu. 

Ada beberapa karakter yang diangkat di dalamnya dan masing-masing punya masalah serta masa lalu yang pelik. Narasinya didominasi dialog, membuatmu seperti sedang menguping pembicaraan orang di kedai kopi. 

3. Five Tuesdays in Winter

Five Tuesdays in Winter karya Lilly King (instagram.com/groveatlantic)

Dalam buku setebal 240 halaman ini, kamu akan diajak menyelami beberapa cerita pendek dengan diksi menawan. Lilly King, sang penulis dengan cermat memasukkan berbagai emosi dan masalah manusia yang relevan dengan kehidupan nyata.

Lengkap dari sudut pandang anak-anak sampai orang dewasa, kamu bisa menemukannya di dalam Five Tuesdays in Winter. Kumpulan cerpen seperti ini cocok untuk tipe pembaca yang ogah berlama-lama berinteraksi dengan karakter yang sama. 

4. The Bluest Eye

The Bluest Eye (instagram.com/aaknopf)

The Bluest Eye adalah karya debut penulis kulit hitam Amerika Serikat, Toni Morisson. Kali ini lakonnya seorang bocah perempuan bernama Pecola yang lahir dan besar di Ohio, Amerika Serikat. Melihat dan merasakan diskriminasi sejak kecil karena warna kulitnya, ia pun bermimpi punya mata biru dan rambut pirang agar bisa menikmati berbagai privilese yang tak dimilikinya. 

Dikemas dalam 200-an halaman saja, Morisson bakal menghanyutkanmu dalam jalinan kata-kata yang memukau dan kaya penggambaran emosi. Salah satu novel klasik yang bakal membuatmu lega pernah membacanya. 

5. The Pearl

The Pearl karya John Steinbeck (instagram.com/penguinclassics)

Bicara novel sastra dengan halaman tipis, coba deh, ulik karya-karya John Steinbeck. Ia merilis belasan judul cerita bersahaja dengan pilihan kata yang menghanyutkan dan pesan moral yang mengena. Salah satunya The Pearl. 

Ceritanya tentang seorang pria yang bekerja sebagai pengumpul mutiara, mewarisi profesi ayahnya. Satu hari ia menemukan satu mutiara berukuran besar yang ia percaya bisa menjamin masa depan keluarga kecilnya. Steinbeck mencoba melakukan studi psikologi tentang sisi gelap sifat alamiah manusia, yaitu keserakahan.  

Buku dengan tebal kurang dari 250 halaman di atas layak dipertimbangkan. Saatnya mencoba baca novel-novel sastra yang berkualitas tanpa tanggungan tebal halaman yang bikin meringis. Ini cara terbaik nikmati diksi indah tanpa beban. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us