Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Risiko Ini Dihadapi Cewek yang Suka Terjebak Persepsi Sendiri

unsplash/YoannBoyer

Benarkah cewek mudah terjebak pada persepsi sendiri?

Pada banyak kasus, hal ini cukup sering terjadi. Apa yang dimaksud dengan terjebak persepsi sendiri? Maknanya, selalu menganggap pendapat yang berasal diri sendiri adalah kebenaran hakiki. Dia menganggap pendapat dari sudut pandangnya yang paling benar, tanpa mau menelusuri bukti atau fakta di luar pengetahuannya dan sudut pandang pihak lain. 

Hal tersebut dapat terjadi atas dasar beberapa alasan seperti enggan menyakiti perasaan orang lain, tidak ingin terlibat konflik dan tidak berani adu argumen panjang. Namun, jika terus demikian, bukannya berdampak baik, malah berakibat buruk karena kita tidak pernah mencari tahu kebenaran secara tepat. Tentu saja nilai kebenaran yang berasal dari persepsi sendiri sangat kecil jika mengikuti prinsip ilmiah.

Nah, apa saja dampak buruk jika kamu hobi menjebak diri dengan persepsi sendiri? Yuk, simak ulasan berikut!

1. Mudah tersinggung

unsplash/AntRozetsky

Jika kamu senang menggunakan persepsi sendiri dalam memandang persoalan, ada saatnya kamu juga akan mudah tersinggung. Perasaan tersebut dapat muncul pada saat kritik dan saran menghampiri tanpa kita ketahui maksud dari penyampai pesan.

Jika emosimu tersulut dan tidak mempertanyakan kembali maksud kritik tersebut, maka tumpukan emosi itu bisa menjadi bom waktu yang meledak sewaktu-waktu. Meski pemicunya nanti hanya perihal sederhana, kemarahanmu tak akan mudah terbendung. Objek pelampiasannya pun bisa benar atau salah sasaran.

2. Membuat keputusan yang salah

unsplash/SethDoyle

Jika kamu sepenuhnya menggunakan persepsi sendiri dalam memandang persoalan, potensi salah mengambil keputusan sangat besar, loh! Karena kamu memutuskan sesuatu secara terburu-buru dan tidak memerhatikan aspek lain yang berpengaruh.

Ada baiknya, kamu mulai berani membuka diri untuk dikritik atau meminta pandangan orang lain. Jika sudah melalui tahapan tersebut, kamu bisa memutuskan sesuatu dengan benar.

3. Salah paham

unsplash/RosieFraser

Apa yang kamu pikirkan belum tentu benar. Apa yang kamu sangkakan belum tentu tepat. Apa yang sukai belum tentu baik untuk dirimu. Opini diri terbangun tidak hanya dari bukti yang terlihat, tapi juga dipengaruhi kecenderungan dan perasaan di hati. Sebaiknya kamu berhati-hati dengan opini yang berasal dari perasaan tanpa nalar. Sebab, bisa menyebabkan kesalahpahaman dan salah memberikan penilaian.

Salah paham akan menimbulkan perasaan tidak nyaman untuk dirimu dan orang lain. Betapa kejamnya kita yang sudah memercayai kebenaran yang tidak sahih. Ada pihak lain yang menanggung dampak dari fitnah tersebut.

4. Tidak akan pernah sukses menyelesaikan konflik

unsplash/PriscillaDuPreez

Konflik yang tidak selesai secara tuntas akan berdampak luas dan jauh ke depan. Dendam, iri, dengki dan tidak respek adalah sedikit dari akibat konflik dua pihak yang tidak selesai dengan baik. Kita harus bisa dewasa dalam menyikapi problem. Di dalamnya akan ada pihak yang bersalah dan benar.

Jika kamu bersalah, maka akuilah kesalahan tersebut dan meminta maaf. Bagi kamu yang tidak bersalah, tetaplah rendah hati dan memaafkan dengan tulus. Jika sudah demikian, hapuslah rasa benci yang bersemayam agar tak ada sisa konflik yang tersimpan.

5. Menebar fitnah

unsplash/JoeyThompson

Tanpa sadar, kamu berpotensi menebar fitnah jika memandang persoalan hanya mengandalkan persepsi dan asumsi sendiri dalam menjabarkan kebenaran. Persepsi sendiri saja tidak cukup, kamu butuh fakta dan bukti lain untuk menunjang nilai kebenaran yang dicari.

Jika sudah menggabungkan asumsi, bukti dan fakta di sekitar, apapun hasil analisanya, itulah kebenaran yang sebenarnya. Tidak akan mengganjal sedikit pun karena telah merangkul seluruh aspek yang seharusnya diperhatikan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us