Perasaan tidak aman bisa menyamar dalam berbagai macam bentuk. Salah satunya, keinginan untuk selalu menonjolkan diri. Kita sering mengira ini sebagai upaya mencintai diri, padahal ini hanya upaya untuk menyembunyikan perasaan gagal dan kepahitan yang disimpan terhadap diri sendiri.
Ironisnya, banyak yang tidak sadar bahwa selama ini sedang dirundung insecure. Sebagai introspeksi, kamu harus kenali lima hal yang biasanya dilakukan orang yang merasa inferior. Apa kamu pernah mengalaminya?
Tidak ada yang salah dengan mengunggah pencapaian atau cerita membanggakan di media sosial. Tapi kamu harus tanya dirimu, untuk apa kamu melakukan itu? Orang yang berusaha mengatasi rasa inferiornya dengan fokus pada pendapat publik mengenai hidup mereka, termasuk jumlah likes dan komentar orang terhadap unggahan media sosial mereka.
Anehnya, selain dari pencapaian atau prestasi, kamu tidak berani memublikasikan tentang dirimu. Bisa jadi, kamu hanya bergantung pada prestasi untuk membuatmu merasa lebih baik.
Ketika seseorang tidak percaya diri, ia akan mudah merasa terancam dengan kehadiran orang lain yang lebih pintar darinya. Alhasil, ini membangkitkan perasaan kompetitif yang tidak sehat.
Bahkan saat ia tidak tahu apa yang ia bicarakan, ia akan berusaha selalu terlihat pintar. Semua demi mendapat pengakuan dan pujian orang.
Orang insecure tidak yakin dengan dirinya sendiri. Setiap ditanya opini tentang sesuatu, ia pasti akan mengalihkan pembicaraan atau ikut-ikutan pendapat orang. Hal ini jelas memberi kesan plin-plan dan tidak tegas.
Apa kamu pun tipe orang yang demikian? Kamu takut opinimu akan ditolak atau dinilai rendah, jadi kamu lebih memilih untuk menyimpan opinimu sendiri. Kalau begitu, kapan kamu akan belajar untuk mengekspresikan pendapatmu?
Tipe orang seperti ini tidak terlihat merasa insecure. Malah, ia terlihat sangat percaya diri untuk tampil dan unjuk gigi di depan umum. Namun kalau kamu jeli melihat, sikapnya hanya sebagai masker untuk menutupi insecurity.
Jauh di dalam, ia masih merasa rendah terhadap dirinya sendiri, yang akhirnya berujung pada sikap merendahkan orang lain. Sudah pasti tidak ada yang mau dekat denganmu, karena kamu selalu memandang hidup sebagai kompetisi dan ingin menang sendiri.
Orang yang ragu-ragu dalam membuat keputusan menunjukkan bahwa ia belum sepenuhnya percaya diri dengan dirinya sendiri. Terlalu banyak opsi dan pertimbangan, tapi tidak pernah berani melangkah.
Kalau begini terus, kapan belajar mandirinya? Kamu akan selalu bergantung pada orang lain, bahkan sampai hal-hal sederhana dalam hidupmu.
Lima ciri di atas bukan untuk menghakimi, melainkan sebagai evaluasi diri sendiri. Insecurity bisa diselesaikan asal kamu punya niat dan prinsip yang teguh. Berdamai dengan diri sendiri toh proses seumur hidup. Jadi, jangan bosan-bosan belajar, ya!