5 Sinyal Flexing yang Perlu Dijauhi, Awas Terjebak!

Istilah flexing akhir-akhir ini sedang populer di kalangan sosial media. Istilah ini dapat diartikan sebagai tindakan untuk memamerkan barang mewah agar terlihat lebih unggul dari orang lain. Pada intinya mereka ingin terlihat 'wah' untuk mendapatkan pengakuan orang lain.
Alih-alih hal tersebut akan membuatmu keren, justru akan membebani hidup jika apa yang kamu jalani tidak sesuai dengan kemampuanmu. Tidak perlu mengikuti standar hidup yang tinggi agar kamu diterima di lingkungan. Cukup jadi apa adanya, jika mereka memang benar-benar tulus pasti akan menerimamu apa adanya. Berikut lima sinyal flexing yang perlu kamu hindari agar tidak terjebak. Simak, ya!
1. Mengikuti trend hanya untuk terlihat keren

Seringkali kita melihat fenomena di sosial media dimana orang berlomba-lomba mengikuti trend hanya untuk terlihat keren. Bahkan di antara mereka rela mengorbankan sesuatu hanya demi mengejar kenikmatan sesaat. Bukan tidak boleh mengikuti trend, namun cobalah mengikuti trend yang memang bermanfaat bukan hanya untuk terlihat siapa yang paling keren.
Jangan sampai demi mengejar validasi kamu kehilangan dirimu sendiri. Hiduplah sederhana dengan semampumu. Sebab, lebih penting untuk mendapatkan ketenangan pribadi daripada harus terbebani oleh beban yang dibuat sendiri.
2. Tolok ukur kebahagiaan berdasarkan jumlah like dan followers

Ada orang lebih bahagia dengan jumlah like serta followers mereka. Terlihat keren di mata banyak orang menjadi hal wajib yang harus dilakukan. Namun, perlu dipikirkan kembali jika kebahagiaanmu hanya tergantung pada jumlah like dan followers, itu merupakan tanda-tanda seseorang sedang mencari validasi eksternal.
Hal tersebut akan menjadi bahaya, karena secara tidak langsung akan memicu kecemasan serta rasa ketidakpuasan pada diri sendiri. Ingat, kamu berharga meskipun tanpa validasi dari banyak orang.
3. Bergaya 'wah' demi feed aesthetic

Tanda flexing lainnya adalah ketika setiap postingan wajib menampilkan barang branded hingga destinasi mahal untuk menciptakan visual yang lebih indah. Faktanya situasi seperti ini seringkali lebih berfokus pada pencitraan semata. Padahal untuk mengejar ekspektasi orang hanya akan membuatmu lelah yang tiada habisnya.
Tekanan sosial pun akan menghantuimu untuk selalu tampil perfect di mata orang lain. Tuntutan untuk selalu terlihat 'wah' harus selalu ditunjukkan meskipun pada kenyataannya tidak mencerminkan kehidupan mereka yang sesungguhnya. Hal tersebut tentunya akan merugikan dirimu sendiri.
4. Mengikuti gaya hidup mewah hanya sebagai topeng

Mengikuti gaya hidup sesuai kemauan merupakan hal yang akan merugikanmu. Apalagi jika kondisi ekonomimu pas-pasan, namun tetap memaksakan untuk hidup glamor. Orang lain mungkin bisa menganggapmu sukses dan berkecukupan, padahal secara tidak langsung kamu sedang membuat masalah untuk dirimu sendiri. Entah berbentuk tekanan maupun beban finansial
Hidup sederhana dan apa adanya justru akan membuatmu lebih tenang. Buanglah pikiran untuk selalu mendapatkan validasi dari orang lain. Sebab, jika memang kamu kayak mendapatkan, hal tersebut akan datang dengan sendirinya tanpa harus dikejar.
5. Memburu barang mewah demi mengejar validasi, bukan dinikmati

Membeli barang mahal hanya karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain adalah hal yang perlu kamu hindari. Terlebih hanya untuk pamer atau lebih berkelas daripada orang lain. Perilaku seperti ini justru akan membuat tekanan finansial bahkan rasa kurang puas pada seseorang.
Faktanya kebahagiaan seperti ini hanya pengakuan sementara yang akan pudar seiring berjalannya waktu. Lebih baik nikmati saja hasil kerja kerasmu tanpa harus mengikuti gaya hidup mewah, namun tidak sesuai dengan kemampuanmu.
Hidup serba berkecukupan adalah harapan bagi setiap orang. Namun, jangan sampai hanya karena nafsu belaka kita menjadi terlena mengikuti gaya hidup yang tidak sesuai dengan kantong. Jalani hidup sesuai dengan kemampuan bukan untuk mengejar validasi dari orang lain.
Alih-alih mengejar validasi terus menerus, lebih baik gunakan waktumu untuk investasi leher keatas demi meningkatkan value diri untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Tetaplah menjadi diri dengan versi terbaik agar kamu selalu siap menghadapi tantangan hidup.