Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sisi Positif dan Negatif Jadi Orang yang Penuh Persiapan

ilustrasi membahas pekerjaan (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Persiapan memang penting dilakukan agar suatu kegiatan berjalan dengan lancar. Tanpa persiapan yang matang, banyak hal dapat menjadi kacau. Contoh sederhananya, saat kamu hendak memasak.

Apabila peralatan serta bahan-bahannya sudah disiapkan, prosesnya akan lebih mudah dan cepat. Akan tetapi, menjadi orang yang penuh persiapan ternyata juga gak selalu menguntungkan, lho. Sifat ini ada sisi positif maupun negatifnya. Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

1. Hampir gak pernah ada barangmu yang tertinggal

ilustrasi membuka tas (pexels.com/Allan Mas)

Ini adalah salah satu sisi positif dari sifatmu yang penuh persiapan. Kamu mau pergi ke mana saja, isi tasmu pasti sudah lengkap. Kamu jadi tidak perlu membeli sesuatu di jalan yang sebetulnya bisa dibawa dari rumah.

Sebaliknya, saat pulang pun tak ada barang bawaanmu yang tercecer. Apalagi untuk barang-barang berharga seperti dompet dan smartphone. Selain menguntungkanmu, orang yang pergi bersamamu juga cukup diuntungkan karena bisa meminjam apa pun darimu.

2. Mengurangi risiko kegagalan dalam hal apa saja

ilustrasi atlet sedih karena gagal (pexels.com/RF._.studio)

Gagal dalam ujian, kompetisi, bahkan memasak bisa dicegah dengan persiapan yang baik. Jika sebelum mengikuti ujian kamu belajar dengan tekun, pasti kamu akan lebih mudah mengerjakan soal-soalnya. 

Dalam kompetisi pun demikian. Rajin latihan menjadi bagian dari persiapan yang hasilnya jarang mengecewakan. Memasak juga sama. Kalau kamu tak menyiapkan waktu yang cukup, masakanmu mungkin tak matang dengan sempurna.

3. Sayangnya, persiapan yang terlalu lama menghambat eksekusi

ilustrasi perempuan melakukan persiapan (pexels.com/RODNAE Productions)

Pernahkah kamu terjebak dalam kegiatan bersiap-siap? Jika sedang menyiapkan sesuatu, kamu sampai lupa waktu. Rasanya masih ada saja yang perlu untuk dilengkapi sebelum kamu mulai melaksanakan sebuah rencana.

Apabila kamu tak bersikap tegas pada diri sendiri, persiapanmu menjadi tidak ada akhirnya. Kamu membuang terlalu banyak waktu untuk bersiap-siap dan ini dapat menggagalkan eksekusi di lapangan. Lakukan persiapan secukupnya saja, ya!

4. Kamu juga menjadi mudah cemas

ilustrasi diskusi dengan teman-teman (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Inilah yang bikin persiapanmu gak selesai-selesai. Kamu sering terlalu khawatir kalau-kalau masih ada yang kurang. Meski setelah dicek berkali-kali semuanya sudah siap, kamu masih saja memikirkannya dan menjadi cemas.

Tentu ini dapat membuatmu stres sendiri untuk sesuatu yang tidak perlu. Tips buat mengatasinya ialah dengan mendengarkan teman-temanmu yang menilai persiapanmu telah cukup. Lalu mantapkan hatimu buat mulai mengerjakan tahap berikutnya.

5. Ada yang membencimu karena ribet, ada pula yang kelewat mengandalkanmu

ilustrasi bekerja dengan teman (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sekalipun semua orang dalam timmu sepakat akan pentingnya persiapan, tetap saja mereka merasa terusik oleh panjangnya persiapanmu. Kamu bahkan dapat dianggap mempersulit teman-teman serta menghambat kegiatan.

Di sisi lain, sebagian orang yang menyukaimu juga bersikap tidak tepat. Mereka tidak membantu persiapanmu supaya lebih cepat selesai dan meyakinkanmu bahwa semuanya sudah beres. Malah cuma kamu yang harus mengerjakannya sendirian. Lainnya sama sekali tak peduli.

Meski penting, jangan habiskan waktumu hanya untuk bersiap-siap, ya! Sebab sebaik apa pun persiapannya, akan ada saja hal-hal di lapangan yang dapat tiba-tiba terjadi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us