5 Situasi yang Membantu Membangun Kepercayaan Diri, Apa saja?

Membangun kepercayaan diri memang susah-susah gampang. Tentunya upaya membangun kepercayaan diri tidak bisa dilakukan secara instan. Namun demikian, terbentuk melalui beberapa fase yang harus dilewati. Tidak terkecuali dengan situasi di luar yang terdapat di lingkungan sosial.
Beberapa situasi tersebut membangun kepercayaan diri secara utuh. Kita dididik menjadi manusia yang berani bangkit dan mencoba rasa takut. Tantangan tidak dijadikan sebagai hambatan. Namun, ajang untuk mengukur seberapa jauh kemampuan diri. Setidaknya, terdapat lima situasi yang membantu membangun kepercayaan diri.
1. Mengambil peran aktif dalam kerja sama tim

Rasa percaya diri menjadi bagian penting jika kita ingin meraih tujuan. Dengan memiliki rasa percaya diri, seseorang merasa optimis dengan kemampuannya. Ia termotivasi untuk menunjukkan kinerja terbaik. Tapi ini kembali lagi dari situasi yang dihadapi.
Ternyata beberapa situasi justru membantu mengembangkan kepercayaan diri. Salah satunya saat kita dituntut mengambil peran aktif dalam kerjasama tim. Contohnya saat terlibat dalam komunitas atau kepanitiaan. Kepercayaan diri tumbuh karena merasa kontribusinya penting dan diandalkan.
2. Berkenalan dengan orang-orang baru

Pernahkah mendengar istilah people come and go? Beberapa orang mungkin datang, dan beberapa orang lainnya akan pergi. Inilah yang dinamakan dengan fase kehidupan. Kita harus siap berhadapan dengan orang-orang baru beserta pemikiran dan karakter uniknya. Siap ataupun tidak, harus berani menjalin komunikasi dengan mereka.
Ternyata ini juga menjadi salah satu situasi yang mampu membangun kepercayaan diri. Perkenalan dengan orang-orang baru akan menghadirkan perspektif dari berbagai sisi. Proses memperkenalkan diri dan memulai percakapan bisa melatih rasa percaya sehingga mampu berkomunikasi dengan baik.
3. Menerima serta memberi apresiasi

Membangun kepercayaan diri memang susah-susah gampang. Sebenarnya tidak satu atau dua orang yang terjebak dalam situasi tersebut. Namun demikian, sejatinya membangun kepercayaan diri bisa dimulai dari situasi sosial yang sedang dihadapi.
Salah satu di antara situasi tersebut adalah menerima serta memberi apresiasi. Kita mampu menghargai dan memberikan feedback positif meskipun menghadapi sisi kekurangan maupun kelemahan orang lain. Atau mungkin saat kita menerima umpan balik atas kelemahan yang dimiliki. Fase ini akan menghadirkan sikap terbuka dalam berinteraksi di lingkungan sosial.
4. Mengambil tanggung jawab baru

Membangun kepercayaan diri merupakan kunci penting jika kita ingin meraih keberhasilan. Sekaligus menjadi individu yang mampu menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan sosial. Namun yang perlu diketahui, membangun kepercayaan diri tidak terlepas dari situasi yang terdapat di lingkungan sekitar.
Salah satu yang berperan penting dalam membangun kepercayaan diri adalah mengambil tanggung jawab baru. Kita belajar memanajemen rencana sekaligus menyesuaikan dengan waktu dan keterampilan yang dimiliki. Ketika berhasil menyelesaikan tanggung jawab baru, rasa percaya diri akan tumbuh dengan sendirinya.
5. Situasi saat harus mengakui kekeliruan

Sudahkah mampu membangun kepercayaan diri dengan baik? Atau justru tumbuh menjadi individu yang insecure dan pesimis? Padahal kepercayaan diri menjadi bagian penting jika kita ingin mempertahankan eksistensi di lingkungan sosial. Jika membahas tentang upaya membangun kepercayaan diri, beberapa situasi ternyata dapat membantu.
Salah satunya situasi saat harus mengakui kekeliruan. Di awal mungkin terlihat berat karena terjebak ego dan gengsi. Namun mengakui kekeliruan pada akhirnya membantu membangun kepercayaan diri. Kita mampu jujur terhadap diri sendiri sekaligus lingkungan sekitar. Tidak ada perasaan terbebani karena harus memanipulasi keadaan.
Membangun kepercayaan diri bisa dilakukan oleh situasi yang terdapat di lingkungan sekitar. Ini bisa saja terjadi saat kita mengambil peran aktif dalam kerjasama tim. Atau mungkin menjalin relasi dengan orang-orang baru serta mengakui sisi kelemahan diri pada kondisi yang diharuskan. Menghadapi situasi di atas, seharusnya kita tampil menjadi individu yang optimis. Bukan justru lari dari keadaan.