Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips agar Gak Gampang Menyebut Makanan Tidak Enak

ilustrasi bersantap (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi bersantap (pexels.com/RDNE Stock project)

Semua orang tentu punya kemampuan menilai rasa masakan. Ada makanan yang menurutmu lezat sekali, biasa saja, atau malah gak enak bahkan terburuk yang pernah dicoba. Selama indra perasa masih bekerja, kamu tidak dapat berhenti menilai rasa dari setiap makanan. Namun, mengemukakan penilaianmu atas suatu hidangan lain soal.

Hal terakhir ini gak boleh dilakukan dengan sembarangan. Hanya lantaran dirimu punya penilaian mana menu yang sedap, biasa, serta tidak enak bukan lantas kamu bebas mengatakannya. Apalagi di depan orang yang sudah capek-capek memasaknya atau menjamumu. Sopan santun tetap harus diprioritaskan dalam kehidupanmu sehari-hari.

Pun makanan merupakan rezeki yang amat besar untuk semua makhluk hidup. Tidak ada rezeki yang buruk karena itu mendukung kehidupanmu. Stop gampang menyebut rasa sajian tidak enak baik kamu membeli atau mendapatkannya secara cuma-cuma. Kendalikan lisanmu dengan lima cara berikut agar gak gampang menyebut makanan tidak enak.

1. Sadari banyaknya orang yang bekerja keras untuk seporsi menu

ilustrasi bersantap (pexels.com/C'Pho Ngondo R.Rouge)
ilustrasi bersantap (pexels.com/C'Pho Ngondo R.Rouge)

Saking seringnya manusia makan, kamu pun bisa kurang sadar tentang proses panjang di balik hidangan yang tersaji di hadapanmu. Ini bukan hanya soal memasaknya yang butuh waktu lebih lama daripada saat dirimu menyantapnya. Misalnya, kamu memesan sepiring nasi ayam goreng lengkap dengan sambal dan sayuran sebagai lalapannya.

Untuk nasinya saja, ada proses panjang sejak petani menanam bibit padi. Ingat bahwa sawah hanya bisa ditanami padi 2 sampai 3 kali dalam setahun. Padahal, kamu makan nasi 3 kali dalam sehari. Petani harus bekerja keras untuk menghasilkan sebanyak mungkin beras yang berkualitas. 

Sayur lalapan dan bahan-bahan sambal pun didatangkan dari berbagai daerah yang jauh. Baik tanaman padi maupun sayur dan rempah-rempah juga butuh pupuk yang tidak murah. Di balik ketersediaan pupuk ada rantai panjang lagi yaitu orang-orang yang bekerja di pabrik pupuk. Untuk pasokan ayamnya pun demikian. Peternak harus setiap hari menyediakan pakan berkualitas agar ternaknya sehat.

Tampaknya kamu cuma menyantap menu yang sederhana. Namun, sebenarnya banyak sekali orang yang terlibat untuk membuatnya ada di depanmu saat ini. Ingat-ingat kerja keras mereka semua. Alih-alih dengan mudahnya menyebut makanan tidak enak, dirimu bakal menyantapnya penuh rasa syukur dan terima kasih atas dedikasi mereka.

2. Pahami bahwa enak atau tidak bisa amat relatif

ilustrasi menikmati rasa (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi menikmati rasa (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Makanan yang menurutmu gak enak boleh jadi sedap-sedap saja bagi orang lain. Apalagi untuk standar rasa orang yang memasaknya. Kalau kamu sembarangan mengemukakan pendapatmu bisa-bisa menyinggung mereka. Seakan-akan orang lain yang bilang enak berarti standar rasanya rendah.

Belum lagi jika kamu pendatang di suatu daerah. Tentu ada perbedaan rasa masakan antara di daerahmu dengan daerah tersebut. Penting untukmu belajar menghargainya walaupun menurutmu ada rasa yang kurang. Hindari sedikit-sedikit membandingkannya dengan kuliner di daerah asalmu.

Apalagi di depan orang-orang asli daerah tersebut. Sama sepertimu, menurut mereka rasa makanan yang paling enak tentu dari daerahnya sendiri. Kalau masakan di daerahmu cenderung pedas kemudian di sini serba manis, tambahkan sambal. Sebaliknya jika dirimu pindah ke daerah yang masakannya terlalu pedas, ambil lauk dan sayur yang pedas sedikit-sedikit saja.

3. Jangan cuma fokus di rasa, tapi juga gizi dan kelayakannya

ilustrasi bersantap (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)
ilustrasi bersantap (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Mengejar kepuasan rasa kadang sulit. Makanan yang sama tetapi dibuat oleh orang yang berbeda tentu membuat rasanya pun menjadi lain. Jika kamu terlalu sibuk menilai rasa, boleh jadi hampir semuanya gak ada yang benar-benar pas untukmu. Lebih bijak buatmu memfokuskan diri pada bahan apa saja yang ada di sepiring menu.

Meski rasanya gak sempurna di lidahmu, kalau bahan-bahannya bergizi tetaplah menyantap dan menikmatinya. Urusan rasa hanya sampai di beberapa senti lidah. Sementara itu, nutrisi yang masuk ke tubuh membangun kesehatanmu sampai jauh ke masa depan. Lebih mementingkan kandungan gizi daripada rasa juga membuatmu terbiasa bijak soal makan.

Kamu gak gampang tergoda makanan yang enak di lidah, tetapi nutrisinya sangat kurang. Kelayakan makanan untuk dikonsumsi juga perlu diprioritaskan di atas rasa. Selama makanan gak basi, sebutlah makanan tersebut enak. Ini menjadi tanda dirimu menghargai rezeki. Bagaimanapun rasanya, terpenting tak bikin kamu sakit atau keracunan setelah menyantapnya.

4. Mengambil sedikit dulu biar gak terbebani mesti menghabiskan

ilustrasi bersantap (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi bersantap (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bila kamu telanjur mengambil banyak makanan lalu gak cocok dengan rasanya, kemungkinan besar dirimu tidak menghabiskannya. Orang di dekatmu tentu bertanya alasanmu menyisakan makanan sebanyak itu. Dalih sudah kenyang kurang dapat diterima. Sebab jika kamu tidak terlalu lapar seharusnya tadi tak mengambil makanan sebanyak itu.

Maka mau tidak mau dirimu jujur soal rasanya yang menurutmu gak enak. Penilaian negatif orang terhadapmu pun menjadi dobel. Pertama, kamu menyia-nyiakan makanan di piring. Kedua, ternyata dirimu juga kurang menghargai orang yang memasaknya. Untuk menghindari kejadian seperti ini, ambil makanan sedikit saja dulu.

Bila rasanya cocok dengan seleramu baru kamu menambahnya. Itu akan membuat orang lain senang sebab dirimu terkesan lahap menyantap masakan yang dihidangkan. Kalaupun rasanya aneh menurutmu, minimal kamu mampu menghabiskan makanan yang telanjur diambil. Tidak ada sesendok makanan pun yang mubazir.

5. Masak sendiri agar sesuai dengan kemauanmu

ilustrasi makanan lezat (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi makanan lezat (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Jika kamu sadar bahwa banyak makanan yang dijual gak sesuai dengan seleramu, mending lebih sering memasak sendiri. Dari segi rasa bisa dibuat sesuai keinginanmu dan lumayan menghemat pengeluaran. Begitu pula kalau kamu menggunakan jasa ART. Tadinya dirimu menugaskannya untuk memasak juga, tetapi rasa masakannya menurutmu kurang.

Bila kamu masih dapat memberinya resep sesuai dengan kebiasaanmu dalam memasak, lakukan. Akan tetapi jika ini sulit karena ART gak terbiasa dengan resep tersebut, mending dirimu tetap memasak sendiri. Tugas ART cukup bersih-bersih rumah. Termasuk mencuci peralatan memasak yang sudah kamu gunakan.

Kalau masakan ART terlalu banyak dikritik nanti dia malah tersinggung. Masakannya tidak bertambah enak dan justru makin tak keruan karena ia kesal. Tugas yang lain pun dilakukan asal-asalan. Jika kamu mau mengajarinya memasak, terapkan strategi agar dia merasakan dulu aneka masakanmu. Bila ia menjadi penasaran dengan cara memasaknya, baru dirimu melatihnya pelan-pelan.

Memanjakan lidah dengan rasa makanan yang disukai memang memberimu kepuasan. Namun, sembarangan menyebut suatu masakan tidak enak bukanlah sikap yang baik. Syukuri apa pun yang terhidang di hadapanmu dan mulai terapkan cara di atas agar gak gampang menyebut makanan tidak enak. Dengan rasa syukur yang tinggi akan jauh lebih mudah buatmu menikmati makanan apa saja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us