Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Mengatasi Homesick saat Ramadan di Perantauan, Cari Teman!

ilustrasi video call (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Menjalani Ramadan di perantauan memang kurang menyenangkan, terutama jika ini pertama kalinya kamu jauh dari keluarga. Suasana Ramadan yang biasanya penuh kehangatan bersama orang-orang terdekat terasa berbeda ketika harus menjalani semuanya sendiri. Mulai dari sahur dan berbuka tanpa kehadiran keluarga, hingga rindu suasana ibadah bersama di rumah, semua bisa memicu perasaan homesick.

Apalagi jika kamu tinggal di negara dengan budaya yang berbeda, di mana Ramadan pasti gak sehangat di kampung halaman. Rasa rindu bisa semakin menjadi-jadi saat melihat orang lain berkumpul dengan keluarga mereka. Berikut ini lima cara agar tetap merasa dekat dengan keluarga dan menjalani Ramadan dengan hati yang lebih tenang.

1. Buat rutinitas Ramadan sendiri

ilustrasi beribadah (pexels.com/rdne)

Hal yang sering membuat homesick semakin kuat adalah kebiasaan yang berubah drastis. Saat di rumah, kamu terbiasa dengan rutinitas sahur bersama, tarawih di masjid dekat rumah, atau sekadar ngabuburit dengan keluarga. Ketika di perantauan, semua kebiasaan itu tiba-tiba hilang dan digantikan dengan suasana yang lebih sepi.

Agar gak terlarut dalam kesedihan, cobalah membuat rutinitas Ramadan sendiri yang bisa membantumu tetap merasa semangat. Misalnya, menyiapkan menu sahur dan berbuka yang mirip dengan masakan di rumah. Mengatur jadwal ibadah, seperti membaca Al-Qur’an setelah berbuka atau mendengarkan kajian online. Cari masjid atau komunitas Muslim di sekitar tempat tinggal untuk tetap merasakan kebersamaan dalam ibadah.

2. Tetap terhubung dengan keluarga

ilustrasi menggunakan ponsel (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Teknologi saat ini membuat komunikasi menjadi jauh lebih mudah. Walaupun jarak memisahkan, kamu tetap bisa merasakan kehangatan keluarga dengan melakukan panggilan video atau sekadar mengobrol lewat pesan singkat. Meski tak bisa hadir secara fisik, kamu bisa video call saat sahur atau berbuka, meskipun sekadar beberapa menit untuk menyapa.

Kirim foto atau cerita tentang keseharianmu di perantauan agar tetap merasa dekat dengan mereka. Ikut serta dalam kegiatan keluarga secara virtual, seperti tadarusan online atau berbagi menu berbuka yang kalian masak masing-masing. Meskipun gak bisa bertemu langsung, tetap terhubung dengan keluarga bisa membantu mengurangi rasa kesepian dan membuat Ramadan lebih bermakna.

3. Temukan teman sesama perantau

ilustrasi hari Lebaran (pexels.com/RDNE Stock project)

Kamu bukanlah satu-satunya orang yang jauh dari keluarga saat Ramadan. Di luar sana, ada banyak orang yang juga sedang mengalami hal yang sama. Mencari teman baru yang memiliki pengalaman serupa bisa menjadi cara praktis untuk mengatasi homesick. Kamu bisa ikut bergabung dengan komunitas Muslim di tempat tinggalmu, baik di kampus, tempat kerja, atau lingkungan sekitar.

Ikut buka puasa bersama yang sering diadakan oleh masjid atau organisasi Islam di kota tempatmu tinggal. Bisa juga mencari grup media sosial yang berisi perantau dari negara yang sama agar bisa saling berbagi cerita dan dukungan. Memiliki teman yang bisa diajak berbagi cerita dan berbuka puasa bersama bisa membuat Ramadan terasa lebih hangat, meskipun jauh dari keluarga.

4. Buat suasana rumah lebih nyaman

ilustrasi sedang makan (pexels.com/Thirdman)

Meskipun jauh dari kampung halaman, kamu tetap bisa menciptakan suasana Ramadan yang nyaman di tempat tinggalmu saat ini. Kadang, sedikit dekorasi atau perubahan kecil bisa membantu mengurangi rasa kesepian dan membuat suasana lebih menyenangkan. Kamu bisa pasang dekorasi Ramadan seperti lampu kecil atau ornamen khas Ramadan di kamar atau ruang tamu.

Gunakan wewangian khas rumah atau aroma masakan yang biasa dibuat ibu di rumah. Putar lagu Islami atau lantunan ayat suci Al-Qur’an untuk menambah nuansa Ramadan yang lebih hidup. Membuat tempat tinggal lebih hangat dan nyaman bisa memberikan efek psikologis yang baik dan membantu mengurangi perasaan rindu rumah.

5. Fokus pada makna Ramadan

ilustrasi wanita bersama teman (pexels.com/pnw-prod)

Rasa homesick memang wajar, tapi jangan sampai membuatmu kehilangan makna dari Ramadan itu sendiri. Gunakan momen ini untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki kualitas ibadah. Luangkan lebih banyak waktu untuk beribadah, seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, dan berdoa agar diberikan ketenangan hati.

Coba berbagi dengan orang lain, misalnya dengan memberikan sedekah atau membantu teman yang juga merantau agar suasana lebih menyenangkan. Jadikan Ramadan ini sebagai momen refleksi diri, renungkan hal-hal positif yang bisa kamu ambil dari pengalaman berpuasa jauh dari rumah. Dengan mengalihkan fokus ke hal-hal yang lebih bermakna, rasa rindu kampung halaman bisa sedikit berkurang dan membuatmu tenang.

Mengatasi homesick saat Ramadan di perantauan memang butuh waktu. Jadikan pengalaman ini sebagai pelajaran berharga untuk semakin mandiri. Meskipun jauh dari keluarga, Ramadan tetap bisa menjadi momen penuh kebahagiaan dan keberkahan bagi kita semua.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
It's Me, Sire
EditorIt's Me, Sire
Follow Us