5 Tips Menyembuhkan Sakit Hati setelah Dihina, demi Kebaikan Diri

Penghinaan dalam hal apa pun tidak bisa dibenarkan. Bahkan tak sepantasnya pelaku bersembunyi di balik dalih hanya bercanda. Candaan yang baik seharusnya tidak menimbulkan luka di hati siapa pun. Humor semestinya mengajak lawan bicara tertawa bersama. Bukan dia cuma sibuk mentertawakanmu.
Ejekan yang ditutupi dengan dalih candaan termasuk dalam penghinaan terselubung. Ada pula cemoohan yang secara terang-terangan ditujukan padamu. Bedanya, orang cenderung melakukannya dengan raut wajah permusuhan. Ia tidak tertawa-tawa seperti orang yang leluconnya menjatuhkan harga dirimu.
Akan tetapi, akibat keduanya sama saja yaitu bikin kamu sakit hati. Siapa pun yang melakukannya dan apa saja yang menjadi bahan ejekan membuatmu merasa direndahkan. Walau demikian, menyembuhkan sakit hati amatlah penting dan lebih cepat lebih baik daripada menjadi dendam kesumat. Berikut lima caranya agar hatimu tenang kembali.
1. Katakan pada diri sendiri bahwa kamu tak seperti hinaannya

Cemoohan seseorang terkadang sulit dipahami saking gak nyambungnya dengan diri dan kehidupanmu. Misalnya, kamu dibilang bodoh olehnya. Ia mengatakan berulang-ulang bahwa dirimu adalah orang terbodoh yang pernah ditemuinya. Seolah-olah dia hendak menanamkan keyakinan tersebut dalam dirimu.
Namun, bila rekam jejakmu dicek dengan cermat sebetulnya tak ada tanda dirimu layak disebut bodoh. Walau kamu juga tidak genius, tetapi cukup pintar sampai di titik ini. Maka jangan sampai dirimu termakan oleh sugesti yang coba ditanamkannya melalui olok-olok. Tingkatkan kembali kepercayaan dirimu dengan mengingat setiap bukti dari kepandaianmu.
Bukti-bukti itu tak harus ditunjukkan padanya. Cukup sebagai penguat mentalmu biar gak drop saat berhadapan dengannya. Terkadang orang berusaha memanipulasi kamu hanya agar ia tampak unggul darimu. Seperti dia membodohkanmu dengan harapan dirinya dianggap lebih pintar daripada dirimu.
2. Jika ejekannya sesuai dengan kondisimu, jadikan motivasi

Namun, ada kalanya suatu hinaan benar-benar menggambarkan keadaaan diri dan hidupmu. Tentu setepat apa pun kedua hal tersebut tidak lantas perilakunya bisa dibenarkan. Akan tetapi, ada dua hal yang dapat diambil dari ejekannya. Keduanya sama-sama motivasi hanya dalam bentuk yang berbeda.
Sebagai contoh, dirimu dihina miskin. Kamu juga sadar bahwa pendapatanmu memang masih di bawah upah minimum. Setiap bulan, uang yang diperoleh terasa antara cukup dan gak cukup. Motivasi pertama yang harus tumbuh dalam diri adalah supaya kamu berusaha mengubah nasib.
Sekalipun prosesnya panjang, minimal dirimu telah punya kesadaran bahwa tak bisa terus hidup dalam keadaan begini lalu berusaha memperbaiki nasib. Dengan demikian, hidupmu bakal berkembang. Motivasi kedua ialah pengingat agar kamu senantiasa rendah hati. Ejekan itu akan selalu mengingatkanmu tentang pengalaman hidup susah. Jangan sampai kelak hidupmu makin makmur, kamu seperti kacang yang lupa akan kulitnya.
3. Banyak mengingat nasihat bijak dan ajaran agama tentang kesabaran

Kamu sedang diminta untuk lebih banyak bersabar dengan ujian berupa hinaan ini. Apabila kesabaranmu tidak ditingkatkan, dirimu bakal merespons masalah dengan tindakan yang gegabah serta terlalu terbawa emosi. Sikap seperti ini cuma akan menimbulkan persoalan berikutnya yang tak kalah serius.
Ketika kamu masih dalam keadaan marah, rasanya memang sulit sekali buat menerima nasihat apa pun. Namun, terus ingatkan diri bahwa kamu tidak boleh marah berlarut-larut. Berikan batas waktu untukmu mengekspresikan kemarahan karena bila selalu dipendam juga gak baik.
Namun, cara mengekspresikan kemarahan bukan artinya boleh dengan kekerasan. Dirimu dapat menunjukkan sisi tegasmu, bicara agak ketus daripada biasanya, atau raut wajah yang gak membohongi luka hatimu. Setelah waktu yang ditetapkan habis, geser fokusmu ke pemulihan emosi.
Caranya, dengan mencari atau mengingat sebanyak mungkin nasihat mengenai cara, alasan, dan buah manis dari bersabar. Ajaran agama juga perlu digali kembali karena semua agama pasti mengutamakan kesabaran ketimbang kemarahan. Kamu bersabar bukan lantaran takut pada pada orang yang menghina. Namun, dirimu bersabar karena patuh dan percaya pada nasihat serta ajaran agama.
4. Mencoba memahami masalah yang mungkin dialami penghina

Setelah kamu lebih tenang dengan mengingat nasihat dan ajaran agama mengenai kesabaran, naik lagi ke tahapan berikutnya. Tahapan ini dimaksudkan supaya kamu tidak jatuh dalam kebencian yang mendarah daging pada seseorang yang menghinamu. Cobalah memahami hal-hal yang mungkin melatarbelakangi perbuatan tidak terpuji itu.
Misalnya, seseorang yang kariernya meningkat dengan pesat. Ia boleh jadi sedang mengalami star syndrome yang membuatnya merasa paling hebat. Dia mulai lupa diri sehingga dengan mudahnya menghina siapa saja. Atau, seseorang tampaknya besar di lingkungan yang menormalkan aksi mengolok-olok siapa pun.
Ia sendiri sejak kecil kerap menjadi sasaran penghinaan. Kepekaannya terhadap perasaan orang lain menjadi rendah. Ia menganggap segala bentuk ejekan sebagai hal yang biasa. Atau, seseorang tengah tertekan oleh berbagai persoalan yang menurunkan kepercayaan dirinya. Dia mengejekmu buat mendongkrak kembali rasa percaya dirinya.
5. Waspadai orang di sekitarmu yang tanpa sadar memprovokasi

Proses pemulihan luka hati akan berjalan lebih lambat bahkan gagal total jika ada pembisik-pembisik di sekitarmu. Mereka bukannya membisikkan hal-hal yang baik agar kamu tetap tenang, malah memprovokasi. Terkadang mereka juga tak menyadari aksinya termasuk dalam provokasi.
Mereka terlalu bersemangat dalam memvalidasi perasaan burukmu selepas dihina orang. Mereka berpikir bahwa itu menunjukkan rasa solidaritas dan mendorongmu agar lebih berani melawan hinaan. Tentu saja kamu berhak melawan suatu ejekan yang menjatuhkan martabatmu.
Akan tetapi, ingat untuk tidak melawannya dengan melampaui batas kewajaran. Apalagi semata-mata karena kamu terbawa emosi oleh provokasi mereka. Rasa bencimu pada orang yang menghina menjadi amat besar. Ini membuat kepribadianmu berubah kurang baik. Miliki keberanian untuk menolak sejumlah gagasan yang hanya akan membuat perselisihan antara kamu dengan penghina tambah tajam.
Manusiawi kalau kamu merasa sakit hati setelah dihina. Apalagi saat penghinaan itu dilakukan di depan banyak orang. Akan tetapi, tetaplah mencoba menyembuhkan sakit hati biar kamu merasa nyaman kembali dalam menjalani hari-hari. Gak usah balas mengejek yang justru menurunkan kualitas dirimu.