Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara jadi Pribadi yang Sabar, Jangan Gampang Terbawa Emosi!

ilustrasi sabar menunggu (pexels.com/慶文 施)

Tidak semua orang dapat mengendalikan emosinya dengan baik atau bisa bersikap sabar dalam menghadapi situasi. Apakah kamu yakin bisa menanganinya? Jika tidak, maka berpikir terlebih dahulu akibatnya sebelum mengambil suatu tindakan. Belajarlah jadi pribadi yang sabar, yang tidak mudah terbawa emosi sehingga dapat mengendalikan diri dan situasi dengan baik. Nah, kamu bisa menjadi pribadi yang sabar dengan melakukan enam cara ini. 

1. Lihatlah suatu hal dari segala sisi yang berbeda, jangan hanya melihat dari perspektifmu saja

ilustrasi berpikir (pexels.com/Juan Pablo Serrano Arenas)

Saat masalah datang, kamu hanya melihatnya dari perspektifmu saja. Sehingga kamu menjadi tidak rasional dan tidak bisa berpikir dengan jernih karena tidak adanya pembanding dari sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, cobalah untuk melihat masalah tersebut dari segala sisi yang berbeda, jangan hanya melihat dari sisimu saja. Karena jika melihat dari sisimu saja, maka kamu merasa bahwa tindakan yang akan kamu lakukan sudah benar. 

Jadi, sebaiknya kamu melihat dan membayangkannya dari sisi yang lain juga. Dengan begitu kamu bisa memiliki pembanding sehingga dapat mengambil solusi yang terbaik dari berbagai pilihan. Misalnya pasanganmu tiba-tiba menuduhmu selingkuh. Daripada kamu langsung emosi dan meluapkannya karena tidak terima tuduhannya, lebih baik kamu bertanya kenapa pasanganmu menuduhmu? Atau adakah yang salah terhadapmu? 

Atau kamu juga bisa berpikir dari sisi pasanganmu, jika kamu di posisinya bukankah kamu juga akan marah jika pasanganmu selingkuh? Apalagi jika kamu sangat mencintainya. Jadi, dengan melihat dari berbagai sisi, kamu bisa berpikir dengan jernih dan menjadi pribadi yang sabar dalam menghadapinya, hingga bijak dalam mengambil tindakan dibandingkan meluapkan emosi. 

2. Lapangkan hatimu saat menghadapi situasi yang tak terduga

ilustrasi melapangkan hati (pexels.com/Keira Burton)

Terkadang mau tak mau kamu bisa menghadapi situasi yang tak terduga, di mana situasi tersebut dapat menyulut emosimu. Nah jika itu terjadi padamu, cobalah untuk lapangkan hatimu saat menghadapinya. Ingatlah bahwa situasi tersebut terjadi tak terduga, bukan sesuatu yang kamu inginkan. Jadi kamu tidak perlu emosi dalam menghadapinya. 

Misalnya kamu sedang menunggu pasanganmu karena ada janji ketemu. Namun saat kamu menunggu tiba-tiba pasanganmu telepon dan mengatakan dia akan datang terlambat karena atasannya memberikan pekerjaan dadakan dan bersifat urgent, sehingga tidak bisa dia ditinggakan. Daripada kamu marah-marah dengan pasanganmu, lebih baik lapangkan hatimu untuk bisa menerima keterlambatannya.

Bukankah itu bukan kesalahannya? Pekerjaan dadakan tersebut adalah situasi yang tak terduga. Jika kamu keberatan menunggu, kamu tinggal bilang ke pasanganmu untuk pindah saja janjiannya ke hari yang lain. Dengan bersikap lapang, maka kamu akan lebih sabar dalam menghadapi situasi tak terduga tersebut. 

3. Lakukan hal yang kamu sukai untuk dapat mengalihkan emosimu

ilustrasi makan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saat kamu merasa emosimu sudah tidak bisa dibendung lagi, maka cobalah untuk mengalihkannya ke hal-hal lain yang kamu sukai. Daripada kamu membuang waktumu untuk marah-marah, lebih baik kamu menghabiskan waktumu untuk kegiatan yang kamu sukai. Karena jauh lebih bermanfaat untukmu dibandingkan mengikuti emosi semata. Tenaga, pikiran dan hatimu juga tidak akan lelah karena mengikuti emosi. 

Misalnya jika kamu suka makan maka pergilah beli makanan kesukaanmu, jika kamu suka main game maka mainkanlah dan jika kamu suka belanja maka pergilah lihat-lihat barang kesukaanmu. Dengan mengalihkan emosimu ke hal-hal yang kamu sukai maka kamu dapat meredam emosimu tersebut. Dengan begitu kesabaranmu akan terjaga dengan baik, karena dengan marah-marah pun tidak akan memperbaiki keadaan. 

4. Jangan terlalu responsif dalam semua hal, terutama dalam hal negatif

ilustrasi adu argumen (pexels.com/MART PRODUCTION)

Memang baik jika kamu bisa merespons segala hal dengan cepat, karena itu menandakan kamu cepat tanggap. Namun jika responsif yang kamu lakukan dalam artian positif tidak masalah, malah bagus jika kamu bisa melakukannya. Namun jika responsifmu berkaitan dengan hal yang negatif apalagi berlandaskan emosi, maka sebaiknya sebisa mungkin kamu hindari dan jangan kamu lakukan. 

Misalnya saat kamu sedang di luar, kamu melihat pasanganmu sedang makan berdua dengan lawan jenis lainnya. Kamu langsung merespons dengan menghampiri pasanganmu dan marah-marah di depan umum. Nah, hal-hal tersebut sebenarnya bisa kamu hindari asalkan kamu mau berusaha untuk tidak terlalu responsif dalam menanggapinya. Lebih baik jika responsmu dengan berpikir terlebih dahulu dan mencari tahu. 

Kamu bisa menelepon pasanganmu untuk mengetahuinya. Bukankah justru kamu yang akan malu jika ternyata lawan jenis yang bersama pasanganmu adalah kerabat dekatnya, sedangkan kamu sudah terlanjur marah-marah dan menuduhnya. Jadi, kamu harus bisa memilah sesuatu sebelum memberikan respons yang cepat dan berlebihan. Karena hal tersebut penting untuk bisa menjadi pribadi yang sabar. 

5. Pertimbangkan seberapa penting hal tersebut

ilustrasi berpikir (pexels.com/Masha Raymers)

Saat menghadapi situasi, coba kamu bedakan dulu, apakah hal tersebut penting atau tidak. Misalnya kamu memiliki seorang artis idola. Nah artismu ini dihina dengan kalimat yang menyakitkan di media sosial. Karena merasa tidak terima, akhirnya kamu balik memaki dan marah dengan orang tersebut. Nah, padahal kalau kamu pikirkan kembali, apakah hal itu sangat penting untukmu sehingga langsung marah dan baper berlebihan?

Kamu tidak suka artis idolamu dihina tapi kenapa kamu juga ikut mengeluarkan kalimat yang tidak menyenangkan dengan orang tersebut? Bukankah itu artinya kamu sama saja dengan dia? Jauh lebih bijak jika kamu tidak mengikuti emosi. Kamu bisa menegur orang tersebut dengan bahasa yang halus dan mengingatkannya untuk hati-hati dalam berbicara, ingatkan dia untuk menggunakan bahasa yang sopan. Jadi, agar kamu tidak mudah emosi dan bisa sabar menghadapinya, pertimbangkan seberapa penting hal tersebut terlebih dahulu untukmu. 

6. Belajar untuk memaafkan kesalahan orang lain yang telah menyakitimu

ilustrasi meminta maaf (pexels.com/Keira Burton)

Cara yang terakhir agar bisa menjadi pribadi yang sabar adalah dengan memaafkan kesalahan orang lain yang telah menyakitimu. Baik itu kesalahan yang disengaja maupun tanpa sengaja. Jangan simpan rasa dendam dan keinginan untuk membalas perbuatannya tersebut. Karena jika begitu, rasa sakit hati akan terus menumpuk dan membuat kebencianmu terhadapnya tak akan kunjung pudar.

Memang tidak mudah tapi dengan memaafkan kesalahan orang lain akan membuat hatimu tenang dan damai. Apalagi jika dia datang meminta maaf padamu, maka jangan tolak permintaannya. Jangan ingat kembali kejadian dulu yang pernah menyakitimu tersebut agar kamu semakin mudah untuk melupakannya. Jika kamu bisa melakukannya maka kamu dapat menjadi pribadi yang sabar.

Percayalah dengan menjadi pribadi yang sabar akan memberikan banyak kebaikan dan manfaat untuk dirimu. Salah satunya kamu jauh dari kata stres dan depresi, karena kamu bisa mengendalikan emosimu dengan baik. Untuk itu, kamu bisa melakukan enam cara di atas agar bisa membantumu menjadi pribadi yang sabar. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shella Rafika Sari
EditorShella Rafika Sari
Follow Us