6 Cara Menghargai Hidup dari Film Good Doctor, Dokter Penyandang Autis

Kasus bullying yang dialami Park Shion sedari kecil karena mengidap autistik sangat memprihatinkan. Padahal, gak ada satu pun orang yang ingin mempunyai kekurangan itu. Mereka justru membutuhkan dukungan dan pengakuan dari sesama. Film ini memperlihatkan bagaimana seorang pengidap autis dan savant syndrome diberi kesempatan untuk berkontribusi dalam dunia medis.

Dokter Park yang kesulitan berkomunikasi selalu mendapat bimbingan dari dokter Cha dan dokter lainnya agar mampu mengatasi keterbatasannya. Meski butuh perjuangan panjang, dokter Park akhirnya mampu membuktikan kemampuannya ditengah orang-orang yang memandangnya sebelah mata.

Kamu bisa belajar dari karakter Park Shion yang meski memiliki keterbatasan tapi tetap ingin melakukan yang terbaik untuk menghargai hidup. Dia gak tenggelam dan menyerah oleh cemoohan orang lain, terutama para dokter senior yang selalu meragukan kemampuannya.

Di tengah tekanan itu, ia tetap belajar dan mengasah kelebihannya sehingga berhasil membuat rekan lain tercengang oleh kehebatannya dalam mengobati pasien. Kemampuan daya ingatnya yang luar biasa membuat dokter Park Shion menjadi tenaga medis yang patut diperhitungkan.

Dokter Park punya masa lalu yang menyedihkan, baik dari perlakuan teman-temannya maupun orangtuanya yang bermasalah. Dia yang bertugas sebagai dokter bedah anak selalu ingin membahagiakan para pasiennya dengan perhatian terbaik. Dokter Park tak ingin anak-anak itu merasa sedih seperti ia dahulu.

Gak cuma mengobati, dokter Park selalu bisa memberi semangat dan pikiran positif pada pasien anak terutama yang mengidap penyakit berat. Caranya berkomunikasi mungkin masih buruk, tapi ketulusannya merawat dengan cinta mampu membuat anak-anak di Rumah Sakit senang kepadanya.

Profesi seorang dokter memang gak main-main. Seorang yang punya keterbatasan seperti Dokter Park tentunya diragukan oleh pemerintah Korea dan segenap kru Rumah Sakit. Akhirnya, ia diijinkan untuk bekerja selama enam bulan sebagai masa penilaian di Rumah Sakit Univ. Seongwon. Bukan hal mudah baginya untuk mendapatkan lisensi yang diakui sebagai dokter di Rumah Sakit tersebut.

Kritikan-kritikan pedas dari para dokter senior tak lepas dalam perjuangannya. Untunglah dokter Park punya tim yang selalu mendukung dan membimbingnya untuk terus memperbaiki diri. Ia bisa tetap fokus untuk mengasah kemampuannya sehingga perannya sangat dibutuhkan dalam dunia medis.

Kesalahan adalah proses yang wajar dalam belajar, asalkan kesalahan tersebut membuatmu lebih baik ke depannya. Dari film keren satu ini kamu bisa belajar bagaimana untuk tidak menyerah saat melakukan kesalahan. Sebagai pengidap autistik, dokter Park gak luput dari kesalahan prosedur dalam menangani pasien, meski pengobatannya tepat dan berhasil.

Ia terus belajar mengalahkan titik kelemahannya agar kesalahan yang sama gak terulang. Untunglah ada dokter Cha yang selalu memberinya arahan dan dokter Kim yang walaupun sering marah, tapi selalu memberi dokter Park kesempatan kedua.

Dedikasi para dokter dalam film ini benar-benar bikin takjub. Profesi mulia dalam menyembuhkan anak sakit dan rasa trauma saat gak berhasil mempertahankan pasien, sangat menyentuh dan mengaduk-aduk perasaan. Itu terjadi karena mereka bekerja dengan hati.

Jadi apa pun profesimu, selama itu baik lakukanlah sepenuh hati. Sebab ketulusan adalah kunci yang membuat hatimu merasa bahagia. Bekerja dengan cinta juga menjadi perwujudan rasa syukur dan caramu menghargai hidup.