Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Ciri Orang yang Cuma Ada Maunya, Gak Usah Berharap Ketulusannya

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Gustavo Fring)

Pertemanan yang paling bikin nyaman tentu didasari oleh ketulusan. Kamu bersikap tulus padanya. Begitu pula ia tidak mengharapkan apa-apa darimu selain hubungan baik di antara kalian. Tapi di antara sekian banyak orang di sekitarmu pasti terdapat tipe teman yang cuma ada maunya.

Artinya, dia mendekatimu selalu dengan maksud tertentu yang hanya menguntungkan dirinya. Dengan kata lain, ia cuma berusaha untuk memanfaatkanmu. Kamu bersikap tulus padanya, tetapi dia hanya hendak mengambil keuntungan darimu.

Terlambat mengetahui karakter aslinya bakal bikin dirimu sakit hati. Lebih baik kamu waspada sehingga cepat mengetahui mana teman yang tulus atau mengharapkan keuntungan pribadi. Jangan terlalu polos dan tidak perlu merasa gak enak buat membatasi interaksimu dengannya.

1. Pasti ada saat kamu beruntung, menghilang ketika dirimu susah

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Perhatikan kapan seseorang mendekat dan menjauh darimu. Nasib baikmu memang menarik bagi orang-orang. Namun kalau mereka tulus, seharusnya bertahan di dekatmu ketika nasibmu kurang baik. Itu menandakan teman yang setia dalam senang dan susahmu.

Sementara itu, orang yang cuma ada maunya teliti sekali menentukan saat yang tepat untuk mendekatimu. Dia memilih momen-momen senangmu saja, seperti saat kamu baru mendapatkan promosi. Tujuannya jelas, agar dia ikut beruntung. Minimal ia memperoleh traktiran atau keuntungan-keuntungan lain yang lebih besar mengingat jabatanmu makin tinggi.

Tapi setiap kali kamu susah entah karena masalah di kantor atau pribadi, dia sama sekali gak mau tahu. Boro-boro membantumu semampunya, ia malah seperti terus menghindarimu. Dia terlalu takut direpotkan olehmu, gak peduli selama ini kamu sudah sebaik apa padanya.

2. PDKT dengan menyanjungmu secara berlebihan

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Lantaran orang yang hanya ada maunya tidak setia di sisimu dalam senang maupun susah, ia menjadi harus melakukan pendekatan ulang berkali-kali. Setiap butuh sesuatu darimu, dia melancarkan pujian yang bukannya berhasil menyanjungmu malah bikin risi. Sanjungannya terasa berlebihan. 

Kadang kamu sampai gak mengerti apa yang sesungguhnya dipujinya. Barangkali hal-hal yang sudah lama sekali atau bahkan tak pernah dirimu lakukan pun masuk dalam pujiannya. Dari awalnya kamu bilang terima kasih atas pujiannya hingga tidak tahu lagi mesti berkata apa. 

Dirimu sampai merasa lebih baik sama sekali tak dipuji olehnya supaya gak merasa canggung. Pujian yang berlebihan ini upayanya buat secara kilat mendapatkan tempat di hatimu. Semoga kamu tidak lantas merasa seluruh pujiannya disampaikan dengan tulus. Sebab saat itulah, dia bakal masuk ke maksud utamanya mendekatimu kembali.

3. Tetap membelamu meski kamu salah

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Objektivitas seseorang memang dapat berkurang dan digantikan dengan subjektivitas tinggi seiring kedekatan kalian. Akan tetapi, mengingat dia selalu gak ada untukmu saat kamu susah tentu ini menimbulkan tanda tanya. Loyalitasnya yang mendadak dan mengabaikan fakta bahwa dirimu bersalah mesti diwaspadai.

Kamu saja sadar sudah melakukan kesalahan. Orang-orang terdekatmu yang jelas lebih dapat dipercaya daripada dia juga menasihatimu macam-macam. Aksi seseorang yang mendadak membelamu mati-matian pasti ada motivasinya. Makin keras pembelaannya padamu, makin besar atau banyak hal yang diharapkannya darimu.

Jika kamu berhadapan dengan teman yang seperti ini, langsung saja bilang bahwa dirimu menyadari kesalahan tersebut. Dia tidak perlu membelamu secara berlebihan karena kamu sendiri ingin memperbaiki kekeliruan itu. Dengan menolak pembelaannya, kamu telah memblokir usahanya mengambil hatimu cuma buat keperluannya sendiri.

4. Mulai meminta sesuatu padamu secara mendesak

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Alena Darmel)

Dalam meminta sesuatu pun, orang yang cuma ada maunya berbeda dari teman-temanmu lainnya. Dia mendesakmu sampai kamu sulit menolaknya. Ia seperti gak punya rasa sungkan hendak merepotkanmu. Bahkan dirimu sampai tak memiliki kesempatan bicara. 

Dia dapat terus menghubungimu guna keperluannya itu. Usahanya tidak akan berhenti sampai dirimu memenuhi kemauannya. Ia menekan mentalmu dengan banyak alasan mengapa kamu mesti melakukan sesuatu buatnya. Biasanya dia melancarkan aksinya ketika kalian berdua saja.

Sebab kehadiran orang lain di antara kalian dapat menyelamatkanmu dari desakannya. Sedang jika kalian cuma satu lawan satu, dia yakin mampu membuatmu menyerah. Apalagi kalau sifatmu kurang enakan. Kamu melakukannya dengan terpaksa atau senang hati tidak penting untuknya. Terpenting kemauannya tercapai.

5. Kalau kamu menolak, dia marah dan berkata buruk tentangmu

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Theo Decker)

Andai pun kamu kuat dalam menolak keinginannya, tidak mudah baginya untuk menerima keputusanmu. Sekalipun dirimu memang tak mampu memenuhi keinginannya, dia tetap tidak mau tahu. Reaksinya diliputi kemarahan seolah-olah mematuhi perintahnya adalah kewajibanmu.

Perkataannya tentangmu menjadi gak terkontrol. Tak cuma di depanmu, melainkan juga di hadapan orang-orang. Misalnya, dia menyebutmu sebagai teman yang buruk, gak punya belas kasihan, dan kesuksesanmu cuma buat diri sendiri. Sama sekali tidak mendatangkan manfaat bagi orang-orang di sekitarmu.

Sikapnya yang demikian karena ia sudah bersusah payah buat menarik perhatianmu melalui empat cara sebelumnya. Keputusanmu yang teguh untuk tidak mengabulkan permintaannya menjadi terasa jauh lebih menyakitkan dibandingkan seandainya ia lebih tulus dalam berteman. Kawan yang tulus tidak akan berpikir neko-neko apalagi sampai berbalik menjadi jahat padamu hanya karena kamu gak bisa memenuhi keinginannya.

6. Terkenal suka memanfaatkan orang lain juga

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Felicity Tai)

Kamu bukan satu-satunya orang yang menjadi targetnya. Semua orang yang terlihat potensial juga disasarnya untuk dimanfaatkan. Itu sebabnya dirimu sebaikmya tidak terlalu memberi kesempatan pada orang yang tabiatnya terkenal buruk.

Jadikan pengalaman orang-orang ketika berurusan dengannya sebagai pelajaran berharga. Hindari kamu menjadi korban berikutnya. Tanggapi keinginannya berteman secukupnya saja. Dirimu jangan tampak terlampau menghindarinya, tapi juga tetap perlu membatasi komunikasi.

Usahakan selalu ada orang lain di antara kalian biar dia gak leluasa untuk mendekatimu. Kalaupun ia menghubungi melalui telepon atau chat, jangan terlalu cepat mengangkat atau membalasnya. Tunda selama mungkin jika kamu tahu situasinya tak darurat.

Semua orang tentu memiliki keperluan satu sama lain. Itu pula yang membuat manusia disebut sebagai makhluk sosial yang gak bisa hidup tanpa sesamanya. Namun, orang yang hanya ada maunya terlalu egois untuk dijadikan kawan. Dia gak punya rasa setia kawan dan malah oportunis alias terus mencari kesempatan buat kepentingannya seorang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us