Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Dampak Buruk Gak Realistis Saat Menyusun Jadwal, Kinerja Menurun!

ilustrasi menyusun jadwal (unsplash.com/Marten Bjork)
ilustrasi menyusun jadwal (unsplash.com/Marten Bjork)

Jadwal menjadi panduan di tengah padatnya rutinitas. Dalam menyusun jadwal kita harus memilahnya secara cermat dan teliti. Termasuk memerhatikan waktu sehingga tidak ada aktivitas penting dan prioritas terbengkalai.

Namun, manusia juga tidak terlepas dari kecerobohan, termasuk di antaranya menyusun jadwal secara tidak realistis. Kecerobohan kecil seperti ini bisa membawa dampak buruk. Apa kamu sudah siap menanggungnya?

1. Diliputi stres dan kecemasan

ilustrasi merasa tertekan (unsplash.com/Ahmad Gunnaivi)
ilustrasi merasa tertekan (unsplash.com/Ahmad Gunnaivi)

Keberadaan jadwal seharusnya bisa mempermudah kamu saat ditekan kesibukan. Dengan adanya pengelolaan cermat dan alokasi waktu yang jelas, semua bisa berjalan lancar. Namun, kecerobohan yang kerap dilakukan adalah menyusun jadwal tidak realistis.

Antara kegiatan satu dan yang lainnya saling bertabrakan. Menyusun jadwal dengan cara seperti ini justru menimbulkan stres dan kecemasan. Kamu diliputi rasa takut jika pekerjaan tidak terselesaikan. Fokus dan konsentrasi dalam bekerja perlahan terpecah.

2. Kinerja mengalami penurunan

ilustrasi mengetik (unsplash.com/Thought Catalog)
ilustrasi mengetik (unsplash.com/Thought Catalog)

Menyusun jadwal memang terlihat sederhana. Kamu hanya cukup mencatat rangkaian aktivitas yang akan dilakukan. Namun menjadi masalah saat kamu menyusun jadwal tidak realistis. Karena ada akibat buruk yang akan ditanggung.

Dalam waktu berkesinambungan, kinerja akan mengalami penurunan. Kamu merasa terburu-buru dan kekurangan waktu. Hasil pekerjaan tidak pernah selesai sesuai standar yang ditetapkan. Selalu ada sisi kekurangan dan kecerobohan menyertai.

3. Aspek penting dan prioritas terlewatkan

ilustrasi merasa tertekan (unsplash.com/Ivan Aleksic)
ilustrasi merasa tertekan (unsplash.com/Ivan Aleksic)

Keberadaan jadwal memang bisa menjadi pedoman dalam beraktivitas. Kamu tinggal mengikutinya sehingga tidak ada aktivitas tertinggal. Di sisi lain, kita memiliki kebiasaan buruk dalam menyusun jadwal. Di antaranya tidak mempertimbangkan secara realistis.

Kejadian seperti ini memang terlihat sepele. Tapi saat jadwal tidak disusun secara realistis, banyak aspek penting dan prioritas terlewatkan. Kamu mendahulukan suatu hal yang tidak benar-benar mendesak. Sedangkan aspek yang memegang peranan besar justru dianggap tidak berharga.

4. Energi banyak terkuras

ilustrasi merasa tertekan (unsplash.com/Adrian Swancar)
ilustrasi merasa tertekan (unsplash.com/Adrian Swancar)

Kunci keteraturan terletak pada jadwal yang disusun. Oleh karena itu, harus mempertimbangkan dengan pemikiran realistis. Jangan sampai jadwal disusun secara asal. Apalagi mengikuti saran orang lain tanpa pertimbangan matang.

Karena tidak realistis saat menyusun jadwal juga memiliki akibat. Salah satunya  menguras energi. Kamu tidak memiliki pedoman yang pasti dalam menjalankan aktivitas. Multitasking adalah jalan satu-satunya sehingga tenaga, pikiran, dan waktu banyak terbuang.

5. Kepuasan kerja mengalami penurunan

ilustrasi merasa tertekan (unsplash.com/Tim Gouw)
ilustrasi merasa tertekan (unsplash.com/Tim Gouw)

Hal penting yang harus diperhatikan saat kamu bekerja adalah kepuasan. Tanpa disadari, sebuah kepuasan bisa menumbuhkan motivasi. Kamu menyambut pekerjaan dengan antusias dan berusaha lebih baik dari hari kemarin.

Lantas, apa yang akan terjadi saat seseorang tidak realistis dalam menyusun jadwal? Rupanya kepuasan kerja mengalami penurunan. Rasa lelah dan bosan telah menurunkan produktivitas. Kamu tidak pernah bisa mengapresiasi pekerjaan yang sudah berhasil diselesaikan.

6. Kehidupan tidak pernah sinkron

ilustrasi merasa tertekan (unsplash.com/Zachary Kadolph)
ilustrasi merasa tertekan (unsplash.com/Zachary Kadolph)

Kehidupan yang baik adalah yang berjalan seimbang. Baik dalam kehidupan pribadi maupun dunia kerja tidak saling bertentangan. Ternyata ini berkaitan erat dengan jadwal yang realistis. Menjadi suatu kecerobohan saat kamu menyusun jadwal sesuka hati.

Ketika jadwal tidak terorganisir dengan rapi, aktivitas saling tumpang-tindih. Kamu tidak memiliki batasan yang jelas antara dunia kerja dengan kehidupan pribadi. Tentu saja kehidupan tidak sinkron. Kamu merasa terjebak dalam jadwal yang monoton tanpa bisa mengaktualisasikan diri.

Menyusun jadwal bukan sekadar mendata rangkaian kegiatan. Tapi harus diiringi pertimbangan matang agar bisa berjalan lancar. Saat jadwal yang disusun tidak realistis, hambatan pasti muncul. Mengetahui dampak yang bisa saja terjadi, kamu masih mau menyusun jadwal secara sembarangan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us